Kawasan banjir di Muara Teweh dipadati warga di tengah wabah COVID-19

id banjir muara teweh,banjir barito utara,banjir tempat bermain,cegah covid-19

Kawasan banjir di Muara Teweh dipadati warga di tengah wabah COVID-19

Warga memadati kawasan banjir di Jalan Panglima Batur dan Jalan Sumbawa Muara Teweh, Senin (13/4/2020). ANTARA/HO

Muara Teweh (ANTARA) - Kawasan banjir di Muara Teweh Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah yakni di Jalan Panglima Batur dan Jalan Sumbawa akibat meluapnya Sungai Barito memasuki hari keempat masih dipadati warga di tengah pandemi COVID-19.

"Warga masih memadati kawasan water fron city  di pinggiran Sungai Barito meski jumlahnya berkurang hanya sekitar seratusan orang lebih dibanding banjir saat normal yang bisa mencapai hampir ribuan, sebelum wabah COVID-19," kata Dayat warga Muara Teweh, Senin.

Banyaknya warga memadati kawasan banjir dengan bermain-main ada yang menggunakan ban dalam mobil atau pelampung lain, ada juga yang berjalan di sepanjang jalan yang banjir, selain anak-anak, remaja juga orang tua yang membawa putra-putrinya bermain di banjir.

Menurut dia, tingkat kesadaran  warga dalam menghadapi pandemi COVID-19 ini masih rendah, karena dengan bermain banjir dan berkumpul-kumpul, padahal protokol pencegahan COVID-19 sudah jelas jaga jarak, menghindari kerumunan atau berkumpul orang banyak.

"Namun kenyataannya mereka bergembira bermain banjir tanpa menghindari kerumunan orang banyak, kami prihatin dengan kondisi ini yang rawan penyebaran virus corona.Kita berharap tidak terjadi apa-apa di daerah ini," kata dia.  

Sementara Camat Teweh Tengah Mastur mengatakan pihaknya tergabung dalam posko gabungan  terdir dari Kecamatan Teweh Tengah, Polisi Pamong Praja, BPBD setempat telah mengimbau agar masyarakat tidak bermain dan berkumpul di kawasan banjir.

Baca juga: Meski mulai surut, Barito Utara masih dilanda banjir

“Khususnya kepada orang tua agar menjaga dan selalu waspada terhadap anak-anaknya yang sedang bermain air atau mandi di kawasan WFC  Muara Teweh. Dan juga kepada para anak-anak lainnya agar tidak menaiki jembatan penyeberangan untuk melakukan terjun bebas dikarenakan hal itu sangat membahayakan orang lain dan diri sendiri," katanya.

Disamping itu,  Mastur juga menegaskan banjir ini juga sebagai wabah penyakit, ditambah lagi saat ini pandemi COVID-19 dan hendaknya warga juga agar menghindari kerumunan atau perkumpulan di tengah orang banyak.

“Kepada seluruh warga masyarakat agar selalu mengunakan masker saat melakukan aktivitas saat diluar maupun di lingkungan rumah, guna mengantisipasi penyebaran COVID-19 ini," imbaunya saat memantau banjir di WFC.

Dalam menyampaikan imbauan tersebut Camat Teweh Tengah  Mastur didampingi Kapolsek Teweh Tengah AKP Wahyu Satiyo Budiarto dan Danramil Teweh Tengah Kapten M Guntur, Lurah Melayu, Babinsa Koramil Teweh Tengah, Bhabinkamtibmas Polsek Teweh Tengah.

Baca juga: Banjir di Muara Teweh mulai ganggu aktivitas perdagangan

Pantauan banjir masih merendam sejumlah kawasan dataran rendah di daerah setempat, selain Jalan Panglima Batur dan Jalan Sumbawa, juga Jalan Sengaji Hilir, Jalan Sengaji Hulu, Jalan Dahlia, Jalan Merak, Jalan Imam Bonjol, Jalan Mangkusari, Jalan Pangeran Antasari dengan ketinggian air bervariasi antara 1 - 2 meter.

"Memang banjir mengalami surut, namun hanya sedikit dan hampir tidak terlihat pengaruhnya tetap sejumlah jalan masih tidak bisa dilalui kendaraan bermotor, bahkan warga masih menggunakan perahu bermesin untuk menuju ke rumahnya berada di kawasan banjir<" kata Fauzi warga Muara Teweh lainnya.

Banjir ini selain merendam kawasan perekonomian dan padat penduduk di Muara Teweh juga sejumlah desa dan kecamatan lainnya seperti Kecamatan Teweh Tengah, Lahei, Lahei Barat, Teweh Baru, Teweh Selatan dan Montallat yang berada di pinggiran Sungai Barito dan anak sungainya.

Baca juga: Banjir di Barut meluas di tengah pandemi COVID-19

Bupati Barito Utara  Nadalsyah menegaskan dan meminta kepada masyarakat untuk tidak berkumpul di kawasan banjir karena dapat membuka pintu penyebaran COVID-19.

"Jadi musibah banjir bukan momen untuk menjadi tempat wisata.Perbuatan dan keputusan kita hari ini akan membentuk bagaimana hidup kita di masa depan," kata Nadasyah.