Muara Teweh (ANTARA) - Banjir yang menggenangi sejumlah kawasan penduduk dataran rendah di Muara Teweh Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, akibat meluapnya Sungai Barito memasuki hari kedua terus meluas dan ketinggian air cenderung naik di tengah pandemi COVID-19.
"Saat ini sejumlah kawasan jalan di Muara Teweh sudah tidak bisa dilewati kendaraan bermotor baik roda empat maupun roda dua," kata Joni warga Muara Teweh, Sabtu pagi.
Sebagian besar warga yang tempat tinggalnya terendam banjir mulai mengevakuasi barang ketempat lebih tinggi atau dilantai dua rumahnya.
Kawasan rumah penduduk dan jalan di Muara Teweh yang terendam banjir diantaranya Jalan Panglima Batur, Jalan Merak, Jalan Dahlia, Jalan Imam Bonjol, Jalan Cempaka Putih Jalan Pangeran Antasari dan sejumlah kawasan lain.
"Air cepat naik dan pagi ini jalan di tempat kami sudah tergenang banjir, meski masih bisa dilewati kendaraan bermotor, kata Fauzi warga lainnya.
Banjir ini juga melanda sejumlah desa yang berada di pinggiran Sunga Barito lainnya yakni 11 desa di wilayah Kecamatan Lahei Barat yang merupakan kecamatan paling hulu di Barito Utara juga terendam banjir dengan ketinggian bervariasi.
"Desa kami di Benao Hilir yang merupakan desa paling pertama dan terparah dilanda banjir dengan ketinggian air pagi ini mencapai 1,6 meter," kata Ilham warga Desa Benao Hilir
Kecamatan Lainnya yang terendam banjir akibat luapan Sungai Barito ini yakni Kecamatan Lahei, Teweh Baru, Teweh Tengah, Teweh Selatan, dan Montallat.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Barito Utara Gazali Montalltua melalui Kasi Kedaruratan dan Logistik Rizali Hadi mengakui puluhan desa di sejumlah kecamatan di daerah ini terendam banjir.
"Pagi ini laporan yang masuk baru Desa Teluk Malewai, Kelurahan Montallat I Kecamatan Monttalat, kita masih mnunggu informasi dari kecamatan lainnya dan saat ini petugas kami sedang melakukan patroli untuk memantau kondisi banjir di sekitara Muara Teweh, Kelurahan Jambu dan Jingah Kecamatan Teweh Baru," kata Rizali.