Delapan juta orang telah mendaftar Kartu Prakerja

id Kartu Prakerja,Delapan juta orang telah mendaftar Kartu Prakerja,Panji Winanteya Ruky,dampak corona

Delapan juta orang telah mendaftar Kartu Prakerja

Arsip - Warga mencari informasi tentang pendaftaran program Kartu Prakerja gelombang kedua di Jakarta, Senin (20/4/2020). Pemerintah membuka gelombang kedua pendaftaran program yang bertujuan memberikan keterampilan untuk kebutuhan industri dan wirausaha itu mulai Senin ini hingga dengan Kamis (23/4/2020) melalui laman resmi www.prakerja.go.id. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/aww.

Jakarta (ANTARA) - Manajemen Pelaksana (PMO) Kartu Prakerja mencatat hingga saat ini sebanyak delapan juta orang mendaftar dalam program tersebut yang dibuka mulai Senin sampai Kamis dalam satu pekan.

“Sekarang sudah delapan juta lebih yang daftar dan lebih dari setengahnya sudah bisa mengikuti gelombang pendaftaran,” kata Direktur Komunikasi, Kemitraan dan Pengembangan Ekosistem PMO Kartu Prakerja Panji Winanteya Ruky dalam diskusi daring di Jakarta, Senin.

Jumlah itu melampaui pendaftaran gelombang pertama yakni ketika program ini diluncurkan pada Sabtu (11/4) hingga Kamis (16/4) jumlah pendaftar mencapai 5,9 juta orang.

Baca juga: Cegah potensi korupsi, MAKI minta KPK kawal Kartu Prakerja

Dari jumlah itu setelah melalui verifikasi, sebanyak 168.111 orang berhasil lolos menjadi peserta pada gelombang pertama.

Namun, Panji tidak membeberkan berapa jumlah pendaftar dan peserta yang lolos pada gelombang kedua yakni pada 20-23 April 2020.

Pemerintah berencana akan membuat pelatihan dalam Kartu Prakerja ini yang berlangsung sebanyak 30 gelombang hingga akhir tahun 2020.

Pendaftaran Kartu Prakerja dilakukan secara bertahap. Ia menyebutkan tidak sulit dilakukan karena jutaan pendaftar sudah menyelesaikannya.

Meski demikian, beberapa penyebab tidak lolosnya peserta, lanjut Panji, di antaranya karena nomor induk kependudukan (NIK) yang tidak bisa diverifikasi.

Selain itu, foto diri yang diverifikasi dengan membandingkan foto di kartu tanda penduduk (KTP) juga sulit dibaca sistem.

Baca juga: Pemerintah sudah transfer Rp3,55 juta peserta Kartu Prakerja

Penyebabnya, lanjut dia, foto yang diunggah kurang sesuai seperti kualitas foto, posisi badan yang tidak menghadap ke depan, hingga adanya penutup kepala, hingga memakai kacamata.

“Namun itu tidak menjadi halangan karena tetap bisa mengunggah kembali, bisa mengubah dan merevisi sehingga bisa masuk gelombang pendaftaran selanjutnya,” katanya.

Sebelum memproses pendaftar masyarakat umum, PMO, kata dia, akan mendahulukan pekerja yang kena pemutusan hubungan kerja (PHK) atau dirumahkan serta UMKM yang terdampak COVID-19 berdasarkan data yang disodorkan oleh kementerian/lembaga terkait.

Penerima bantuan sosial yang namanya tertera juga tidak akan mendapatkan kuota dalam program tersebut.

“Paling fair adalah randomisasi karena tidak melibatkan diskresi atau subjektifitas dari PMO jadi benar adil dan secara random dan itu secara keilmuan bisa dipertanggungjawabkan, itu semua dilakukan sistem,” katanya.

Baca juga: CEO Ruangguru undur diri sebagai Staf Khusus Presiden, ini alasannya

Baca juga: KNPI Kotim bentuk tim relawan pendamping Prakerja

Baca juga: BPK diminta audit anggaran program Kartu Prakerja