Begini kondisi pemeriksaan swab terkait COVID-19 di Doris Sylvanus

id Pemeriksaan swab kalteng, swab rsds, doris sylvanus, covid 19, virus corona, kalteng, kalimantan tengah, palangka raya

Begini kondisi pemeriksaan swab terkait COVID-19 di Doris Sylvanus

Sejumlah dokter melakukan ekstraksi dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) di ruang Laboratorium Biosafety II di RSUD Doris Sylvanus, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Rabu (6/5/2020). Pengoperasian metode PCR di RSUD tersebut mampu memeriksa 32 sampel dalam sekali uji serta dapat menampung 96 sampel dan diharapkan dapat mempercepat penanganan COVID-19 di Kalteng. ANTARA FOTO/Makna Zaezar/wsj.

Palangka Raya (ANTARA) - Seperti yang diketahui bersama, kini Rumah Sakit Doris Sylvanus (RSDS) Palangka Raya, Kalimantan Tengah telah dilengkapi fasilitas Laboratorium Biosafety Level (BSL) II yang bisa memeriksa swab pasien terkait COVID-19.

"Laboratorium kami sudah selesai dan sudah bisa digunakan. Pada hari pertama, sudah berhasil memeriksa sekitar 30 sampel," ungkap Kepala Bidang Diklit, Pengembangan dan Humas RSDS dr Riza Syahputra, saat dihubungi dari Palangka Raya, Rabu malam.

Ia menjelaskan, dalam satu harinya Laboratorium BSL II RSDS mampu memeriksa kurang lebih seratusan sampel, sehingga saat ini RSDS sudah bisa melakukan pemeriksaan swab secara mandiri, tanpa harus mengirimkannya keluar daerah.

Kemudian untuk memeriksa swab dari rumah sakit dari kabupaten lain, akan dilakukan secara bertahap dan diupayakan secepatnya. Dalam hal ini juga dipengaruhi kemampuan rumah sakit lain, bisa tidaknya mengambil swab NOF dan menyiapkannya sesuai SOP.

"Jika hal tersebut bisa dilakukan, maka secepatnya bisa diperiksa di Laboratorium BSL II RSDS," terang Riza.

Adapun pada hari kedua mulai beroperasinya laboratorium tersebut, yakni Rabu (6/5), ada sekitar 40 sampel swab NOF yang telah diperiksa. Pihaknya berharap dengan bertambahnya fasilitas tersebut pada saat ini, bisa membantu mempercepat penanganan COVID-19 di Kalteng.

Laboratorium BSL II RSDS Palangka Raya tersebut, dibangun oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) provinsi.

Sebelumnya Direktur RSDS Yayu Indriaty menjelaskan, pihaknya telah melaksanakan loka karya atau 'workshop' terkait peralatan laboratorium tersebut, barulah kemudian swab yang diambil mulai diujicobakan di laboratorium.

Jika melihat kapasitas alat, dalam satu kali ekstraksi mampu hingga 32 sampel, namun untuk uji hasil pemeriksaan virusnya hingga 96 sampel dalam satu kali masuk alat. Menurutnya akan tercapai, mengingat dalam satu hari jumlah sampel biasanya tidak sebanyak itu.

"Jadi kelengkapan alatnya ada dua, yakni untuk ekstraksi dan RT PCR, sebelum masuk ke PCR terlebih dulu diekstraksi. Tahapan pengujian ini menghabiskan waktu sekitar 5 jam, kemudian dilanjutkan tahap validasi data dan lainnya," ungkapnya.