Pengadaan beras bantuan di Kotim diprioritaskan menyerap beras lokal
Sampit (ANTARA) - Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah H Muhammad Yusuf mengusulkan pengadaan cadangan beras bantuan diprioritaskan dengan menyerap hasil panen petani lokal.
"Dengan begitu, selain berasnya dapat membantu masyarakat yang menjadi penerima bantuan, kegiatan itu juga dapat membantu petani-petani kita karena hasil panen mereka terserap maksimal," kata Yusuf di Sampit, Sabtu.
Menurut Yusuf, dampak pandemi COVID-19 tidak hanya mengancam keselamatan, tetapi juga telah mengganggu perekonomian masyarakat. Dalam situasi seperti ini, setiap program yang dilaksanakan pemerintah diharapkan membawa efek luas semaksimal mungkin.
Pengadaan beras dibutuhkan untuk membantu masyarakat kurang mampu dan terdampak COVID-19. Supaya kegiatan ini membawa dampak luas, pemerintah daerah diharapkan membeli beras dari petani lokal.
Yusuf meyakinkan, kualitas beras yang dihasilkan petani lokal juga sudah bagus, tidak kalah dengan beras yang didatangkan dari Pulau Jawa. Petani lokal juga sudah mampu menyiapkan beras dalam bentuk kemasan dan dengan harga terjangkau sehingga semua menjadi lebih efektif dan efisien.
Cadangan beras pemerintah yang dikelola Dinas Sosial ada sebanyak 100 ton setiap tahun. Saat ini sudah lebih dari 50 ton yang disalurkan untuk korban banjir di enak kecamatan pada Kamis (14/5) lalu.
Baca juga: Legislator Kotim pertanyakan keakuratan data penerima bantuan sosial
"Saya berdiskusi dengan Kepala Dinas Pertanian soal penyerapan hasil panen ini. Kami berharap pemerintah daerah bisa menyerap hasil panen petani lokal untuk cadangan beras bantuan sehingga dana yang dikeluarkan juga memberi manfaat terhadap petani," ujar Yusuf.
Sekretariat Daerah Kotawaringin Timur Halikinnor mengatakan, pemerintah daerah mengalokasikan dana Rp10 miliar untuk membeli beras dalam rangka membantu masyarakat yang terdampak COVID-19.
Pria yang juga menjabat Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kotawaringin Timur ini sepakat nantinya pengadaan beras tersebut memprioritaskan membeli beras hasil panen petani lokal, khususnya petani di Desa Lempuyang Kecamatan Teluk Sampit dan Sungai Sugih Kecamatan Kota Besi yang merupakan kawasan lumbung padi.
"Yang penting beras. Soal ikan, masyarakat kita masih bisa mencari sendiri. Saya minta laporan hasil panennya dulu. Kita sudah sampaikan laporan rasionalisasi kepada pemerintah pusat, mudah-mudahan dananya segera ditransfer sehingga ini bisa segera kita realisasikan," demikian Halikinnor.
Baca juga: Waspada, potensi COVID-19 di Kotim kembali meningkat
Baca juga: Petani di kawasan lumbung padi Kotim masih perlu bantuan
"Dengan begitu, selain berasnya dapat membantu masyarakat yang menjadi penerima bantuan, kegiatan itu juga dapat membantu petani-petani kita karena hasil panen mereka terserap maksimal," kata Yusuf di Sampit, Sabtu.
Menurut Yusuf, dampak pandemi COVID-19 tidak hanya mengancam keselamatan, tetapi juga telah mengganggu perekonomian masyarakat. Dalam situasi seperti ini, setiap program yang dilaksanakan pemerintah diharapkan membawa efek luas semaksimal mungkin.
Pengadaan beras dibutuhkan untuk membantu masyarakat kurang mampu dan terdampak COVID-19. Supaya kegiatan ini membawa dampak luas, pemerintah daerah diharapkan membeli beras dari petani lokal.
Yusuf meyakinkan, kualitas beras yang dihasilkan petani lokal juga sudah bagus, tidak kalah dengan beras yang didatangkan dari Pulau Jawa. Petani lokal juga sudah mampu menyiapkan beras dalam bentuk kemasan dan dengan harga terjangkau sehingga semua menjadi lebih efektif dan efisien.
Cadangan beras pemerintah yang dikelola Dinas Sosial ada sebanyak 100 ton setiap tahun. Saat ini sudah lebih dari 50 ton yang disalurkan untuk korban banjir di enak kecamatan pada Kamis (14/5) lalu.
Baca juga: Legislator Kotim pertanyakan keakuratan data penerima bantuan sosial
"Saya berdiskusi dengan Kepala Dinas Pertanian soal penyerapan hasil panen ini. Kami berharap pemerintah daerah bisa menyerap hasil panen petani lokal untuk cadangan beras bantuan sehingga dana yang dikeluarkan juga memberi manfaat terhadap petani," ujar Yusuf.
Sekretariat Daerah Kotawaringin Timur Halikinnor mengatakan, pemerintah daerah mengalokasikan dana Rp10 miliar untuk membeli beras dalam rangka membantu masyarakat yang terdampak COVID-19.
Pria yang juga menjabat Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kotawaringin Timur ini sepakat nantinya pengadaan beras tersebut memprioritaskan membeli beras hasil panen petani lokal, khususnya petani di Desa Lempuyang Kecamatan Teluk Sampit dan Sungai Sugih Kecamatan Kota Besi yang merupakan kawasan lumbung padi.
"Yang penting beras. Soal ikan, masyarakat kita masih bisa mencari sendiri. Saya minta laporan hasil panennya dulu. Kita sudah sampaikan laporan rasionalisasi kepada pemerintah pusat, mudah-mudahan dananya segera ditransfer sehingga ini bisa segera kita realisasikan," demikian Halikinnor.
Baca juga: Waspada, potensi COVID-19 di Kotim kembali meningkat
Baca juga: Petani di kawasan lumbung padi Kotim masih perlu bantuan