Sampit (ANTARA) - Dinas Pertanian Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah terus mendorong generasi muda atau akrab disebut generasi milenial untuk menggeluti pertanian karena potensinya sangat terbuka lebar untuk meningkatkan kesejahteraan.
"Selama ini imej petani adalah kumal dan miskin. Ini yang coba terus kami beri pemahaman kepada generasi muda bahwa kondisinya sudah berbeda. Sekarang ini bidang pertanian sangat menjanjikan," kata Kepala Dinas Pertanian Kotawaringin Timur I Made Dikantara di Sampit, Minggu.
Menurut Made, pertanian menjadi lapangan pekerjaan paling gampang dan terbukti mampu bertahan. Hal itu karena pangan merupakan kebutuhan mutlak yang pasti selalu dibutuhkan.
Tidak terkecuali di Kotawaringin Timur, peluang sektor pertanian masih terbuka lebar, apalagi jumlah penduduk terus bertambah sehingga kebutuhan pangan juga terus meningkat.
Tingginya permintaan membuat pedagang harus mendatangkan pasokan dari luar daerah karena hasil panen petani lokal belum mencukupi atau ada komoditas tertentu yang belum banyak ditanam di daerah ini.
Sayangnya, masih sangat sedikit generasi milenial yang tertarik menjadi petani. Secara nasional, kata Made, baru sekitar delapan persen pemuda yang menjadi petani.
Dinas Pertanian Kotawaringin Timur dalam berbagai kesempatan terus mengajak generasi muda untuk menjadi petani. Potensi pertanian di kabupaten ini masih terbuka lebar karena pangsa pasarnya masih sangat besar.
Baca juga: Abrasi hancurkan fasilitas wisata Pantai Ujung Pandaran
Dia mengaku bersyukur karena perkembangannya cukup positif. Kini banyak pemuda daerah ini yang berminat menjadi petani, apalagi pertanian saat ini sudah banyak memanfaatkan teknologi sehingga berbeda dibanding pertanian zaman dulu.
Pertanian modern diarahkan pada teknologi peralatan produksi, teknologi informasi dan manajemen goals. Sistem ini sangat sejalan dengan era generasi milenial saat ini.
Belum lama ini seorang pemuda Kotawaringin Timur yaitu Rizki Kurnianto (23) asal Kecamatan Mentawa Baru Ketapang terpilih dan mewakili petani milenial Kalimantan Tengah. Dia bergabung dengan petani milenial dari provinsi lain menimba ilmu di Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta selama empat tahun.
"Kalau kita bisa mengajak lebih banyak pemuda menjadi petani, saya yakin sektor pertanian kita akan terus meningkat dan kesejahteraan petani juga akan meningkat. Potensi pasar kita masih terbuka lebar," demikian Made.
Baca juga: DPRD Kotim sarankan bupati evaluasi kinerja pejabat
Baca juga: Pengadaan beras bantuan di Kotim diprioritaskan menyerap beras lokal