Gubernur Kalteng sebut daerah-daerah ini bisa terapkan 'New Normal'
Sampit (ANTARA) - Gubernur Kalimantan Tengah H Sugianto Sabran menyebutkan, sejumlah daerah di provinsi ini dinilai sudah memungkinkan menerapkan tatanan kenormalan baru atau 'New Normal'.
"Kemungkinan yang bisa itu seperti Kabupaten Sukamara, Barito Utara, Barito Selatan, Kotawaringin Timur, Seruyan, Lamandau dan Gunung Mas. Kalau Palangka Raya, Kapuas, Murung Raya dan Barito Timur itu saya rasa belum bisa," kata Sugianto saat penyerahan bantuan sosial terdampak COVID-19 di Sampit, Kamis.
Menurut Sugianto, penerapan 'New Normal' tersebut mempertimbangkan beberapa aspek, khususnya perkembangan kasus COVID-19. Pergerakan dan grafik kasus virus mematikan itu akan menjadi perhatian utama, apakah grafiknya landai, naik atau turun.
Jika kasus COVID-19 di sebuah daerah menunjukkan grafik melandai atau bahkan menurun, maka sangat memungkinkan untuk diterapkan 'New Normal'. Harapannya agar masyarakat bisa kembali beraktivitas secara normal namun dengan tetap menjalankan ketat protokol kesehatan pencegahan COVID-19.
Namun bagi daerah yang grafik kasus COVID-19 masih tinggi atau meningkat maka perlu pertimbangan matang untuk penerapan tatanan kenormalan baru tersebut. Hal ini berkaitan dengan potensi penularan yang mungkin masih terjadi.
"Seperti Palangka Raya itu kan grafiknya naik. Saya selaku gubernur dan ketua Gugus Tugas melihat itu belum waktunya menerapkan 'New Normal' tapi kalau untuk persiapan, tidak jadi masalah," kata Sugianto.
Baca juga: Legislator Kotim minta pemkab tidak membiarkan kerumunan warga
Sugianto menambahkan, penanganan COVID-19 dan penerapan 'New Normal' juga sangat bergantung dengan kedisiplinan masyarakat di suatu daerah. Jika masyarakatnya tidak disiplin dan mengabaikan anjuran pencegahan COVID-19 maka pandemi ini dikhawatirkan akan berlangsung lama dan penerapan 'New Normal' juga akan membutuhkan waktu.
"Kita tidak tahu COVID-19 ini sampai kapan, tapi menurut WHO bahwa ini akan panjang, apalagi kalau disiplin masyarakat kita rendah. Ini semua kembali kepada masyarakat," demikian Sugianto.
Sementara itu Bupati Kotawaringin Timur H Supian Hadi mengatakan, sebenarnya selama ini daerahnya sudah menjalankan konsep 'New Normal' meski tidak melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Berbagai protokol kesehatan pencegahan COVID-19 telah dijalankan meski hasilnya belum optimal.
"Kalau diterapkan 'New Normal' tentu tidak menjadi masalah. Tinggal teknisnya itu seperti apa sehingga kita juga bisa menerapkannya di sini," demikian Supian Hadi.
Baca juga: Tiga reaktif COVID-19, hasil rapid test di PPM Sampit
Baca juga: Bupati Kotim sebut pasar berisiko tinggi penyebaran COVID-19
"Kemungkinan yang bisa itu seperti Kabupaten Sukamara, Barito Utara, Barito Selatan, Kotawaringin Timur, Seruyan, Lamandau dan Gunung Mas. Kalau Palangka Raya, Kapuas, Murung Raya dan Barito Timur itu saya rasa belum bisa," kata Sugianto saat penyerahan bantuan sosial terdampak COVID-19 di Sampit, Kamis.
Menurut Sugianto, penerapan 'New Normal' tersebut mempertimbangkan beberapa aspek, khususnya perkembangan kasus COVID-19. Pergerakan dan grafik kasus virus mematikan itu akan menjadi perhatian utama, apakah grafiknya landai, naik atau turun.
Jika kasus COVID-19 di sebuah daerah menunjukkan grafik melandai atau bahkan menurun, maka sangat memungkinkan untuk diterapkan 'New Normal'. Harapannya agar masyarakat bisa kembali beraktivitas secara normal namun dengan tetap menjalankan ketat protokol kesehatan pencegahan COVID-19.
Namun bagi daerah yang grafik kasus COVID-19 masih tinggi atau meningkat maka perlu pertimbangan matang untuk penerapan tatanan kenormalan baru tersebut. Hal ini berkaitan dengan potensi penularan yang mungkin masih terjadi.
"Seperti Palangka Raya itu kan grafiknya naik. Saya selaku gubernur dan ketua Gugus Tugas melihat itu belum waktunya menerapkan 'New Normal' tapi kalau untuk persiapan, tidak jadi masalah," kata Sugianto.
Baca juga: Legislator Kotim minta pemkab tidak membiarkan kerumunan warga
Sugianto menambahkan, penanganan COVID-19 dan penerapan 'New Normal' juga sangat bergantung dengan kedisiplinan masyarakat di suatu daerah. Jika masyarakatnya tidak disiplin dan mengabaikan anjuran pencegahan COVID-19 maka pandemi ini dikhawatirkan akan berlangsung lama dan penerapan 'New Normal' juga akan membutuhkan waktu.
"Kita tidak tahu COVID-19 ini sampai kapan, tapi menurut WHO bahwa ini akan panjang, apalagi kalau disiplin masyarakat kita rendah. Ini semua kembali kepada masyarakat," demikian Sugianto.
Sementara itu Bupati Kotawaringin Timur H Supian Hadi mengatakan, sebenarnya selama ini daerahnya sudah menjalankan konsep 'New Normal' meski tidak melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Berbagai protokol kesehatan pencegahan COVID-19 telah dijalankan meski hasilnya belum optimal.
"Kalau diterapkan 'New Normal' tentu tidak menjadi masalah. Tinggal teknisnya itu seperti apa sehingga kita juga bisa menerapkannya di sini," demikian Supian Hadi.
Baca juga: Tiga reaktif COVID-19, hasil rapid test di PPM Sampit
Baca juga: Bupati Kotim sebut pasar berisiko tinggi penyebaran COVID-19