Pemkot Palangka Raya diminta carikan solusi tingginya harga ayam potong
Palangka Raya (ANTARA) - Legislator Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah Yudhi K Manan menyarankan pemerintah kota setempat segera mencarikan solusi agar harga ayam potong di pasar tradisional tidak melambung seperti saat ini karena sangat membebani masyarakat.
"Pemkot Palangka Raya sangat berperan untuk mencarikan solusinya agar harga ayam potong di pasar tradisional tidak meroket seperti saat sekarang, karena banyak masyarakat yang mengeluh mengenai hal tersebut," kata Yudhi di Palangka Raya, Kamis.
Menurutnya, apabila pemerintah setempat bisa mencarikan solusi permasalahan tersebut, sedikit banyaknya masyarakat tidak akan resah. Dampak dari menipisnya stok ayam potong di Palangka Raya dan tidak bisa masuknya pasokan ayam potong dari Kalimantan Selatan juga sangat berpengaruh.
Maka dari itu, pemkot melalui Dinas Perdagangan wajib mengambil tindakan agar persoalan seperti ini tidak akan berlarut-larut di tengah pandemi COVID-19.
"Menurut saya, berikan kelonggaran mengenai pemasok ayam potong dari Kalimantan Selatan yang menjadi langganan pedagang pasar tradisional di tempat kita, namun tetap mereka wajib mengikuti aturan protokol kesehatan," katanya.
Anggota Komisi B DPRD Kota Palangka Raya yang membidangi Pembangunan Infrastruktur dan Perekonomian tersebut, tidak menampik selain masyarakat yang resah dengan harga ayam potong yang kian meroket, pengusaha kuliner di kota setempat juga sangat terdampak.
Jika masalah ini tidak ditindaklanjuti instansi terkait secepatnya, maka pedagang kuliner di 'Kota Cantik' sebutan Palangka Raya, bisa mengalami kerugian yang cukup tinggi.
"Bahkan bisa sampai gulung tikar apabila harga ayam potong yang saat ini harga jualnya sudah mencapai Rp70 ribu per kilogramnya," bebernya.
Ia juga mengungkapkan, dengan adanya persoalan seperti ini tentunya masyarakat di daerah itu tentunya wajib mempelajari peluang usaha yakni ternak ayam potong.
Berdasarkan informasi yang dirinya dapatkan, pasokan ayam potong di peternak lokal di Palangka Raya tidak mampu mencukupi kebutuhan atau permintaan masyarakat selama ini.
"Ini adalah peluang usaha yang cukup menjanjikan apabila ada masyarakat yang bisa memanfaatkan persoalan ini. Jujur saja permintaan masyarakat untuk komoditas ayam potong di Palangka Raya cukup tinggi, buktinya dengan sulitnya masuk pasokan ayam potong dari luar kota karena adanya pandemi COVID-19 selama ini," demikian Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kota Palangka Raya tersebut.
Baca juga: DPRD minta penerapan PSKH di Palangka Raya lebih efektif dari PSBB
Baca juga: Kasus positif COVID-19 Palangka Raya dan Kapuas kembali bertambah
"Pemkot Palangka Raya sangat berperan untuk mencarikan solusinya agar harga ayam potong di pasar tradisional tidak meroket seperti saat sekarang, karena banyak masyarakat yang mengeluh mengenai hal tersebut," kata Yudhi di Palangka Raya, Kamis.
Menurutnya, apabila pemerintah setempat bisa mencarikan solusi permasalahan tersebut, sedikit banyaknya masyarakat tidak akan resah. Dampak dari menipisnya stok ayam potong di Palangka Raya dan tidak bisa masuknya pasokan ayam potong dari Kalimantan Selatan juga sangat berpengaruh.
Maka dari itu, pemkot melalui Dinas Perdagangan wajib mengambil tindakan agar persoalan seperti ini tidak akan berlarut-larut di tengah pandemi COVID-19.
"Menurut saya, berikan kelonggaran mengenai pemasok ayam potong dari Kalimantan Selatan yang menjadi langganan pedagang pasar tradisional di tempat kita, namun tetap mereka wajib mengikuti aturan protokol kesehatan," katanya.
Anggota Komisi B DPRD Kota Palangka Raya yang membidangi Pembangunan Infrastruktur dan Perekonomian tersebut, tidak menampik selain masyarakat yang resah dengan harga ayam potong yang kian meroket, pengusaha kuliner di kota setempat juga sangat terdampak.
Jika masalah ini tidak ditindaklanjuti instansi terkait secepatnya, maka pedagang kuliner di 'Kota Cantik' sebutan Palangka Raya, bisa mengalami kerugian yang cukup tinggi.
"Bahkan bisa sampai gulung tikar apabila harga ayam potong yang saat ini harga jualnya sudah mencapai Rp70 ribu per kilogramnya," bebernya.
Ia juga mengungkapkan, dengan adanya persoalan seperti ini tentunya masyarakat di daerah itu tentunya wajib mempelajari peluang usaha yakni ternak ayam potong.
Berdasarkan informasi yang dirinya dapatkan, pasokan ayam potong di peternak lokal di Palangka Raya tidak mampu mencukupi kebutuhan atau permintaan masyarakat selama ini.
"Ini adalah peluang usaha yang cukup menjanjikan apabila ada masyarakat yang bisa memanfaatkan persoalan ini. Jujur saja permintaan masyarakat untuk komoditas ayam potong di Palangka Raya cukup tinggi, buktinya dengan sulitnya masuk pasokan ayam potong dari luar kota karena adanya pandemi COVID-19 selama ini," demikian Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kota Palangka Raya tersebut.
Baca juga: DPRD minta penerapan PSKH di Palangka Raya lebih efektif dari PSBB
Baca juga: Kasus positif COVID-19 Palangka Raya dan Kapuas kembali bertambah