Kasus hoax diskriminasi perekrutan pekerja sawit dibawa ke hukum adat

id Kasus hoax diskriminasi perekrutan pekerja sawit dibawa ke hukum adat, Sampit, Kotim, dad, dewan adat Dayak, Kotawaringin Timur, sawit, bga

Kasus hoax diskriminasi perekrutan pekerja sawit dibawa ke hukum adat

Pengurus DAD dan tokoh adat berfoto bersama manajemen PT BGA usai pertemuan di kantor DAD Kotim, Sabtu (6/6/2020). ANTARA/Norjani

Sampit (ANTARA) - Kasus kabar bohong atau hoax perekrutan pekerja perkebunan kelapa sawit yang bernada diskriminasi terhadap warga Kalimantan, bakal berbuntut panjang karena selain dilaporkan ke polisi, juga akan dibawa ke hukum adat.

"Dari sisi hukum adat ini masuk. Tindakan serampangan dan tidak menyenangkan, serta adu domba. Pasal 50 yaitu 'salah basa' ini pasti kena dan pasal lainnya. Kami siap menyidangkan. Tadi pak direktur sudah bilang ya (melaporkan), mungkin setelah ini," kata Ketua Harian Dewan Adat Dayak (DAD) Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, Untung di Sampit, Sabtu.

Untung memimpin pertemuan di kantor DAD Kotawaringin Timur yang dihadiri pihak perusahaan, pengurus DAD kabupaten dan kecamatan, Batamad, Fordayak, sejumlah damang dan mantir adat.

Dari pihak perusahaan hadir Direktur Bumitama Gunajaya Agro (BGA) Johan Sukardi, Head Corporate Affair BGA Kalimantan Tengah Iwan Kusnandar dan lainnya. Ini langkah lanjutan pihak perusahaan setelah kemarin melaporkan kasus ini ke Polres Kotawaringin Timur.

Untung mengatakan, lembaga dan organisasi adat mendukung kasus ini diproses secara hukum positif karena ini adalah tindak pidana. Secara hukum adat, pihaknya juga siap melaksanakan sidang adat jika nantinya pelaku berhasil ditangkap.

Pihaknya menyikapi serius beredarnya hoax perekrutan pekerja panen sawit di PT Bumitama Gunajaya Agro yang di-posting akun media sosial bernama Brian Ray. Hal yang menimbulkan reaksi keras masyarakat di Kalimantan adalah persyaratan di poin nomor 9 yang menyebutkan bahwa pelamar bukan orang pribumi Kalimantan.

Untung menegaskan, pihaknya keberatan karena unggahan akun  bernama Brian Ray tersebut membuat suasana menjadi tidak nyaman. Unggahan tersebut juga sangat rawan memicu kemarahan dan timbulnya konflik.

Selaku masyarakat Dayak Kotawaringin Timur maupun Kalimantan Tengah dan Kalimantan, pihaknya sangat keberatan. Ini sudah termasuk kategori adu domba dan memecah belah persatuan dengan membenturkan perusahaan dengan masyarakat.

Berdasarkan penegasan pihak perusahaan dan pantauan DAD selama ini, PT BGA dalam merekrut pegawai tidak pernah mencantumkan persyaratan yang diskriminatif yaitu bukan orang pribumi Kalimantan.

Untung meminta kepada tokoh adat, damang, mantir, ketua DAD kecamatan dan organisasi masyarakat adat, untuk bersama-sama meluruskan persoalan ini dan menyampaikan informasi yang benar kepada masyarakat agar tidak ada yang terpancing oleh hoax tersebut.

"Saya tahu selama ini BGA tidak ada diskriminasi dalam merekrut pegawai, bahkan mereka memberi prioritas kepada masyarakat lokal. Sudah banyak yang menduduki jabatan tinggi, salah satunya pak Johan ini yang kini menjadi Direktur BGA. Beliau asli warga kita di sini," tegas Untung.

Ketua Fordayak Kotawaringin Timur, Saleh mengapresiasi langkah cepat pihak perusahaan mengklarifikasi masalah ini sehingga tidak sampai menimbulkan reaksi dari masyarakat luas.

"Kami mendorong polisi menangkap pelakunya supaya dia mempertanggungjawabkan perbuatannya," ujar Saleh.

Baca juga: DAD Kotim imbau masyarakat tidak percaya hoax diskriminasi perekrutan pekerja sawit

Ketua Batamad Kotawaringin Timur Fitriansyah juga mendorong kasus ini diusut tuntas agar menjadi pelajaran bagi semua pihak sehingga tidak sampai terulang.

"Kami meminta ini diproses secara hukum dan pelakunya ditangkap. Juga disidang secara adat supaya ada efek jera," tegas pria berbadan kekar yang juga atlet binaraga itu.

Sementara itu Direktur Bumitama Gunajaya Agro, Johan Sukardi kembali menegaskan bahwa pihaknya saat ini tidak ada merekrut pekerja, apalagi saat ini masih pandemi COVID-19. Pihaknya juga sama sekali tidak tahu tentang adanya hoax perekrutan pekerja yang diunggah akun Brian Ray tersebut.

"Tidak mungkin perusahaan kami melakukan seperti itu, apalagi saya sendiri orang daerah ini. Itu tentu sangat melukai perasaan masyarakat Kalimantan. Makanya kami mengklarifikasi bahwa perusahaan kami tidak ada melakukan itu dan kami sama sekali tidak tahu dengan postingan itu," kata Johan.

Johan menegaskan, perusahaan yang dipimpinnya selalu berupaya membantu masyarakat dan daerah. Program-program pemberdayaan masyarakat juga dijalankan agar masyarakat turut merasakan manfaat kehadiran perusahaan BGA di daerah ini.

Baca juga: Delapan orang reaktif COVID-19 di Kotim langsung diisolasi

Baca juga: PAN laporkan pemalsuan surat persetujuan calon Bupati Kotim