Pangkalan Bun (ANTARA) - Petani dan warga Desa Berambai Makmur bersama Bupati Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Nurhidayah menggelar Sedekah Bumi sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hasil panen yang melimpah di wilayah tersebut sekaligus memperingati hari kedatangan transmigrasi ke-37.
Hari ini bertepatan dengan hari Senin Pahing, yang merupakan hari yang telah ditentukan oleh warga desa terdahulu untuk menggelar acara rutin tahunan 'Sedekah Bumi', kata Kepala Desa Berambai Makmur Warjoko, Senin.
'Setiap Senin Pahing, setahun sekali pasti dilaksanakan dan pada tahun ini Alhamdulillah untuk ketahanan pangan khususnya padi kita ini sudah memasuki panen tahun kedua dengan hasil melimpah," tambah Warjoko.
Dikatakannya, hasil panen tahun ini menjadi lebih berkesan karena menghasilkan beberapa varietas padi yang ditanam oleh petani, diantaranya Inpari 42, Inpari 30, Jiblung dan ada juga beras merah dan hasilnya melimpah.
Lanjutnya, berdasarkan hasil ubinan dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kotawaringin Barat per hektarnya menghasilkan 4,6 ton padi. Luasan sawah khusus untuk padi di Desa Berambai Makmur mencapai 142 hektar, namun yang efektif serta panennya rutin hanya sekitar 115 hektar.
"Sampai dengan hari ini sudah ada sekitar 84 hektar yang telah dipanen, sementara sisinya tengah memasuki masa panen," ungkap Warjoko.
Baca juga: Wabup Kobar blusukan ke desa cek penyaluran BLT-DD
Sementara itu, Bupati Kobar Nurhidayah dalam sambutannya mengajak masyarakat tetap produktif meski tengah dilanda pandemi covid-19. Sebab, di tengah kondisi saat ini, jangan malah terlena, harus tetap produktif, salah satunya dengan tetap menjaga sektor ketahanan pangan di wilayah ini.
Diakuinya, secara kualitas padi yang dihasilkan oleh petani-petani lokal di Kabupaten Kobar tidak kalah dengan padi dari daerah lain seperti daerah-daerah di pulau Jawa. Semangat para petani lokal untuk mengembangkan ketahanan pangan di daerah ini juga cukup tinggi. Hanya saja, luas lahan yang masih kurang.
"Mudah-mudahan, dengan ditetapkan Kalteng sebagai lumbung pangan nasional, membawa angin segar terutama untuk perluasan lahan bertani serta menghadirkan inovasi yang dapat mengubah lahan agar dapat lebih produktif," kata Nurhidayah.
Menurut dia, secara geografis, Kotawaringin Barat kurang cocok untuk pengembangan Palawija sebab zat asamnya yang terlalu tinggi, semoga dengan ditetapkannya kawasan Kalimantan Tengah jadi penyangga pangan nasional membawa angin segar untuk para petani di Provinsi Kalteng, khususnya Kobar.
Baca juga: Tes cepat COVID-19 di Kobar sasar tiga kecamatan
Baca juga: Gubernur Sugianto tegaskan warga terpapar COVID-19 wajib dikarantina
Baca juga: Gubernur pantau langsung tes cepat massal di Kobar