London (ANTARA) - Rangkaian pengujian COVID-19 mingguan dengan menggunakan tes air liur "tanpa usap (swab)" sedang diuji coba di Inggris selatan dan dapat menghasilkan cara yang lebih sederhana dan lebih cepat untuk mendeteksi penyebaran virus, kata pemerintah Inggris, Senin.
"Pengujian air liur berpotensi mempermudah orang-orang untuk melakukan tes virus corona di rumah, tanpa harus menggunakan swabs," kata Menteri Kesehatan Matt Hancock.
"Uji coba ini juga akan membantu kita mengetahui apakah pengujian rutin di rumah dapat menemukan kasus virus lebih awal."
Tes tersebut tidak menggunakan metode polymerase chain reaction (PCR) standar, yang oleh ahli disebut dapat meloloskan kasus, akibat kesalahan dalam pengambilan sampel dari belakang tenggorokan menggunakan alat nasopharyngeal swab.
Sebuah teknik berbeda yang disebut sebagai RT-Lamp digunakan dalam percobaan tes liur yang menurut pemerintah terbukti sangat menjanjikan.
Program percontohan itu akan melibatkan validasi lebih jauh terkait teknik RT-Lamp terhadap usap PCR.
Lebih dari 14.000 dokter dan pekerja medis, selain pekerja esensial dan staf universitas dan rumah tangga mereka di kota Southampton akan berpartisipasi dalam percobaan yang menggunakan tes yang dikembangkan oleh perusahaan Inggris Optigene, demikian pemerintah Inggris.
Alih-alih melakukan tes usap, yang membuat banyak orang tidak nyaman, partisipan akan memasukkan sampel liur ke dalam wadah. Hasil tes akan diterima dalam 48 jam, kata pemerintah Inggris.
Program percontohan itu akan diadakan bersama oleh Universitas Southampton dan layanan kesehatan negara, dan jaringan pelayanan publik di Hampshire yang lebih luas.
Pada bulan lalu, Badan Administrasi Makanan dan Obat-obatan Amerika Serikat menyetujui penggunaan tes usap di rumah untuk mendeteksi virus di Amerika Serikat.
Pemerintah Inggris mengatakan juga tengah menjajaki potensi tes virus corona lain yang berbasis liur tanpa usap dengan sejumlah perusahaan termasuk Chronomics, Avacta, MAP Science dan Oxford Nanoimaging.
Selain itu, Inggris juga bekerja dengan pemasok seperti DNA Genotek, International Scientific Supplies Ltd, Isohelix, serta produsen terdepan lainnya, untuk mengembangkan satu set alat pengumpul air liur yang dipesan lebih dahulu dan meningkatkan produksi untuk produk yang dapat digunakan dengan tes PCR yang telah ada.
Program percontohan akan berjalan selama empat pekan dan melakukan tes terhadap partisipan secara mingguan, kata pemerintah Inggris, dengan total 30.000 hingga 40.000 tes, demikian Reuters.
Berita Terkait
Air pasang rendam jalan dan rumah warga di Kapuas
Senin, 16 Desember 2024 13:49 Wib
Ini alasan seduh kopi lebih baik pakai air mineral yang dididihkan
Minggu, 15 Desember 2024 18:57 Wib
iPhone 17 Air mulai perjalanannya menuju produksi massal
Minggu, 15 Desember 2024 18:51 Wib
Warga Palangka Raya diminta waspadai banjir
Kamis, 5 Desember 2024 6:21 Wib
Ternyata kandungan logam pada air minum berisiko sebabkan kanker
Rabu, 4 Desember 2024 19:03 Wib
Awas! Kandungan logam pada air minum berisiko sebabkan kanker
Rabu, 4 Desember 2024 9:11 Wib
Beberapa sekolah di Palangka Raya terendam banjir akibat luapan air sungai
Senin, 2 Desember 2024 16:44 Wib
Pemkab Sukamara kaji potensi budi daya perikanan air tawar
Jumat, 29 November 2024 14:20 Wib