Marak asusila terhadap anak, Kapolres Kotim imbau komunikasi keluarga ditingkatkan
Sampit (ANTARA) - Kapolres Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah AKBP Abdoel Harris Jakin mengajak masyarakat memperbaiki dan meningkatkan komunikasi dalam keluarga, khususnya dengan anak untuk mencegah mereka dari kejahatan seperti tindakan asusila.
"Bukanlah anaknya yang harus disalahkan, melainkan merupakan tanggung jawab bagaimana peran dan komunikasi serta kasih sayang yang telah diberikan oleh kedua orangtua, untuk bisa mendidik membentuk keimanan dan ketakwaan anak-anaknya agar jangan sampai terjerumus ke dalam pergaulan bebas dan perbuatan terlarang lainnya," kata Jakin di Sampit, Sabtu.
Imbauan itu disampaikan Jakin menyikapi maraknya tindakan asusila terhadap anak di bawah umur. Sepanjang Juli 2020, setidaknya ada tiga kasus asusila terhadap anak di bawah umur yang ditangani Polres Kotawaringin Timur dan jajaran, yakni dua kasus terjadi di Sampit, sedangkan satu kasus lainnya di wilayah hukum Polsek Kota Besi.
Kejadian ini dinilai sangat memprihatinkan. Semua pelakunya ditangkap, namun kejadian ini dikhawatirkan berdampak buruk terhadap anak yang masih di bawah umur.
Untuk itulah Jakin mengajak seluruh masyarakat meningkatkan pengawasan dan komunikasi dengan anak. Orangtua bertanggung jawab penuh dalam memberi perlindungan terhadap anak.
Masalah ini juga menjadi bagian pesan penting yang disampaikan Jakin saat menjadi khatib shalat Idul Adha 1441 Hijriah di Masjid Al Falah Sampit, Jumat (31/7). Kapolres yang belum genap dua bulan bertugas di Kotawaringin Timur ini diberi kepercayaan menjadi khatib dalam shalat yang dihadiri ratusan jamaah.
Dalam khutbahnya, Jakin menyampaikan pesan dengan tema tiga keindahan keluarga Muslim. Menurutnya, pemilihan tema itu didasarkan atas keprihatinan terkait maraknya permasalahan tindakan asusila anak di bawah umur.
Menurut Jakin, ada tiga karakter keindahan dalam keluarga seorang muslim, sebagaimana dicontohkan oleh keluarga Nabi Ibrahim Alaihissalam beserta istrinya, Siti Hajar, dan anaknya, Ismail Alaihissalam.
Pertama, selalu berprasangka baik kepada Allah SWT. Nabi Ibrahim berprasangka baik kepada Allah ketika diperintahkan lewat mimpi untuk menyembelih Ismail.
Nabi Ibrahim menyadari betul bahwa jika Allah sudah memberi perintah, maka ia sebagai ciptaan-NYA harus melaksanakan dengan sepenuh hati. Demikian pula dengan Ismail yang dengan penuh keyakinan kepada Allah menerima perintah untuk disembelih.
Kedua, terbinanya komunikasi yang baik dalam keluarga. Komunikasi yang baik ditunjukkan oleh Nabi Ibrahim yang menyampaikan perihal mimpinya kepada Ismail. Ibrahim menyampaikan seutuhnya tanpa ada yang dikurangi.
Peristiwa itu menunjukkan bahwa komunikasi ayah dan anak ini berlangsung dengan indah sehingga Ismail menerima pesan yang disampaikan oleh ayahnya tersebut.
"Komunikasi yang tersumbat antara orangtua dan anak akan mengakibatkan sang anak merasa tidak dihargai sehingga ia pun tidak akan menghargai diri sendiri ataupun orang lain," kata Jakin
Ketiga, tambah Jakin, terbentuknya pribadi anak yang shaleh. Nabi Ibrahim Alaihissalam berhasil mendidik Ismail menjadi seorang yang shaleh, bahkan menjadi salah satu Nabi Allah SWT. Begitu pula dengan Ismail yang berhasil mendidik keturunannya menjadi anak yang shaleh.
Baca juga: Pria ini tega bunuh ayah tiri hanya karena disuruh menghadiri tahlilan
"Dengan terbentuknya keluarga yang kuat, maka berbagai penyimpangan ataupun kenakalan oleh anak-anak dibawah umur dapat diminimalisir," timpalnya.
Jakin juga menyentil peran seorang ayah untuk mendidik anaknya. Seorang ayah adalah penanggung jawab utama atas sebuah keluarga. Jangan pernah menyalahkan anak karena anak terbentuk melalui sentuhan orangtuanya.
Selain itu, Jakin juga menyampaikan imbauan terkait perkembangan situasi terkini di Kabupaten Kotawaringin Timur. Dia berpesan agar masyarakat selalu disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan guna mencegah dan memutus mata rantai penyebaran COVID-19.
Masyarakat juga diimbau menjaga kodusivitas agar pilkada pada 9 Desember 2020 dapat terselenggara dengan aman, damai, dan sejuk. Terlebih, selain memilik Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Tengah, pilkada ini juga untuk memilih Bupati dan Wakil Bupati Kotawaringin Timur.
"Kami berpesan kepada seluruh jamaah agar menjaga keutuhan keluarga dan memberikan pendidikan kepada anak sebagaimana telah dicontohkan oleh para Nabi Allah terdahulu," demikian Jakin.
Baca juga: Legislator Kotim imbau perayaan Idul Adha mengedepankan protokol pencegahan COVID-19
Baca juga: Rombongan Komisi IV DPRD Kotim kaget melihat kondisi tersus ini
"Bukanlah anaknya yang harus disalahkan, melainkan merupakan tanggung jawab bagaimana peran dan komunikasi serta kasih sayang yang telah diberikan oleh kedua orangtua, untuk bisa mendidik membentuk keimanan dan ketakwaan anak-anaknya agar jangan sampai terjerumus ke dalam pergaulan bebas dan perbuatan terlarang lainnya," kata Jakin di Sampit, Sabtu.
Imbauan itu disampaikan Jakin menyikapi maraknya tindakan asusila terhadap anak di bawah umur. Sepanjang Juli 2020, setidaknya ada tiga kasus asusila terhadap anak di bawah umur yang ditangani Polres Kotawaringin Timur dan jajaran, yakni dua kasus terjadi di Sampit, sedangkan satu kasus lainnya di wilayah hukum Polsek Kota Besi.
Kejadian ini dinilai sangat memprihatinkan. Semua pelakunya ditangkap, namun kejadian ini dikhawatirkan berdampak buruk terhadap anak yang masih di bawah umur.
Untuk itulah Jakin mengajak seluruh masyarakat meningkatkan pengawasan dan komunikasi dengan anak. Orangtua bertanggung jawab penuh dalam memberi perlindungan terhadap anak.
Masalah ini juga menjadi bagian pesan penting yang disampaikan Jakin saat menjadi khatib shalat Idul Adha 1441 Hijriah di Masjid Al Falah Sampit, Jumat (31/7). Kapolres yang belum genap dua bulan bertugas di Kotawaringin Timur ini diberi kepercayaan menjadi khatib dalam shalat yang dihadiri ratusan jamaah.
Dalam khutbahnya, Jakin menyampaikan pesan dengan tema tiga keindahan keluarga Muslim. Menurutnya, pemilihan tema itu didasarkan atas keprihatinan terkait maraknya permasalahan tindakan asusila anak di bawah umur.
Menurut Jakin, ada tiga karakter keindahan dalam keluarga seorang muslim, sebagaimana dicontohkan oleh keluarga Nabi Ibrahim Alaihissalam beserta istrinya, Siti Hajar, dan anaknya, Ismail Alaihissalam.
Pertama, selalu berprasangka baik kepada Allah SWT. Nabi Ibrahim berprasangka baik kepada Allah ketika diperintahkan lewat mimpi untuk menyembelih Ismail.
Nabi Ibrahim menyadari betul bahwa jika Allah sudah memberi perintah, maka ia sebagai ciptaan-NYA harus melaksanakan dengan sepenuh hati. Demikian pula dengan Ismail yang dengan penuh keyakinan kepada Allah menerima perintah untuk disembelih.
Kedua, terbinanya komunikasi yang baik dalam keluarga. Komunikasi yang baik ditunjukkan oleh Nabi Ibrahim yang menyampaikan perihal mimpinya kepada Ismail. Ibrahim menyampaikan seutuhnya tanpa ada yang dikurangi.
Peristiwa itu menunjukkan bahwa komunikasi ayah dan anak ini berlangsung dengan indah sehingga Ismail menerima pesan yang disampaikan oleh ayahnya tersebut.
"Komunikasi yang tersumbat antara orangtua dan anak akan mengakibatkan sang anak merasa tidak dihargai sehingga ia pun tidak akan menghargai diri sendiri ataupun orang lain," kata Jakin
Ketiga, tambah Jakin, terbentuknya pribadi anak yang shaleh. Nabi Ibrahim Alaihissalam berhasil mendidik Ismail menjadi seorang yang shaleh, bahkan menjadi salah satu Nabi Allah SWT. Begitu pula dengan Ismail yang berhasil mendidik keturunannya menjadi anak yang shaleh.
Baca juga: Pria ini tega bunuh ayah tiri hanya karena disuruh menghadiri tahlilan
"Dengan terbentuknya keluarga yang kuat, maka berbagai penyimpangan ataupun kenakalan oleh anak-anak dibawah umur dapat diminimalisir," timpalnya.
Jakin juga menyentil peran seorang ayah untuk mendidik anaknya. Seorang ayah adalah penanggung jawab utama atas sebuah keluarga. Jangan pernah menyalahkan anak karena anak terbentuk melalui sentuhan orangtuanya.
Selain itu, Jakin juga menyampaikan imbauan terkait perkembangan situasi terkini di Kabupaten Kotawaringin Timur. Dia berpesan agar masyarakat selalu disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan guna mencegah dan memutus mata rantai penyebaran COVID-19.
Masyarakat juga diimbau menjaga kodusivitas agar pilkada pada 9 Desember 2020 dapat terselenggara dengan aman, damai, dan sejuk. Terlebih, selain memilik Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Tengah, pilkada ini juga untuk memilih Bupati dan Wakil Bupati Kotawaringin Timur.
"Kami berpesan kepada seluruh jamaah agar menjaga keutuhan keluarga dan memberikan pendidikan kepada anak sebagaimana telah dicontohkan oleh para Nabi Allah terdahulu," demikian Jakin.
Baca juga: Legislator Kotim imbau perayaan Idul Adha mengedepankan protokol pencegahan COVID-19
Baca juga: Rombongan Komisi IV DPRD Kotim kaget melihat kondisi tersus ini