Kaum difabel di Kalteng harapkan program pelatihan dari pemerintah

id Kaum difabel, difabel kalteng harapkan pelatihan, penyandang disabilitas, kalteng, kalimantan tengah, kapuas

Kaum difabel di Kalteng harapkan program pelatihan dari pemerintah

Salah seorang difabel, Masdiansyah saat berada di Palangka Raya, Selasa, (6/10/2020). (ANTARA/Rendhik Andika)

Palangka Raya (ANTARA) - Kaum difabel di Provinsi Kalimantan Tengah berharap program pemerintah berupa pelatihan, sebagai upaya meningkatkan ketahanan ekonomi keluarga di tengah pandemi COVID-19.

"Saya berharap pemerintah bisa memberikan bantuan, terlebih berupa pelatihan agar nantinya bisa mendukung ekonomi keluarga kami yang dalam keterbatasan," kata salah seorang difabel Masdiansyah di Palangka Raya, Selasa.

Pria kelahiran Kabupaten Kuala Kapuas, 1975 itu awalnya dapat beraktivitas normal. Namun usai mengalami kecelakaan lalu lintas pada 2009 di Kabupaten Barito Utara, kedua kornea matanya harus dioperasi yang berakibat kebutaan permanen.

"Untuk itu saya sangat berharap uluran tangan dari pemerintah. Kalau dulu waktu masih normal saya ada pengalaman menjahit, sol sepatu dan meracik obat tradisional. Mudah-mudahan itu menjadi bahan pertimbangan pelatihan," jelasnya.

Pria yang tinggal di Kapuas bersama orang tuanya itu mengaku, sebelumnya pernah mengajukan bantuan kepada pemerintah daerah melalui instansi terkait.

"Sekitar dua tahun lalu saya pernah mengajukan bantuan. Hasilnya oleh pemda diajukan atau direkomendasikan ke Kementerian Sosial. Namun sampai saat ini belum ada kabar lagi," ucapnya saat dijumpai di lokasinya menginap.

Pria beranak dua itu pun berharap ada kejelasan dari pemerintah daerah mengenai bantuan yang pernah ia ajukan tersebut.

Ia mengakui, beberapa waktu lalu menerima bantuan senilai Rp600 ribu di kali tiga bulan yang merupakan bantuan terdampak COVID-19.

"Saya berterima kasih untuk itu, tetapi saya juga berharap ada program pelatihan guna menambah penghasilan keluarga. Apalagi orang tua saya juga sudah renta," ungkapnya.

Pria yang mengenakan kemeja itu bercerita, tak lama usai mengalami kebutaan, dirinya berpisah dengan sang istri. Bahkan saat ini Masdiansyah kesulitan menghubungi kedua anak yang tinggal bersama mantan istrinya.

Sembari melepas kacamata hitam dan memperlihatkan kondisi kedua matanya, Masdiansyah mengatakan sengaja datang ke Palangka Raya dengan harapan mendapat perhatian dari pemerintah terkait program yang diajukan sebelumnya.

Selama di Palangka Raya dia menginap di salah satu hotel kelas melati. Kondisi kekurangan yang dialami, seperti sejumlah keperluan seperti makan, berkomunikasi menggunakan telpon genggam, termasuk memesan ojek dirinya dibantu petugas hotel.

Sementara untuk akses perjalanan dari kampung menuju ibu kota provinsi, dirinya ikut salah satu warga di desanya yang menjadi sopir travel.

"Sekali lagi saya berharap perhatian dari pemerintah. Setidaknya bisa memberikan program bantuan atau pelatihan," harapnya.