Palangka Raya (ANTARA) - Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya menggandeng dua perusahaan dalam rangka bimbingan teknis membedah mutu kemasan kosmetik.
"Dua perusahaan itu yakni PT Sanbe Farma dan perwakilan dari PT Paragon and Innovation. Selain itu, pada kegiatan bedah mutu tersebut kita juga menggandeng pihak BPOM Kalteng," kata penanggung jawab tim pengembangan FIK UMP Apt. Seshanti Ctrariana di Palangka Raya, Jumat.
Melalui kegiatan itu, Seshanti berharap terjadi penambahan wawasan bagi tim dalam mendampingi UMKM binaan. Sehingga kemasan produk UMKM yang dibina sesuai dengan standar perundang-undangan, memenuhi syarat keamanan dan menarik dalam aspek pemasaran dan branding.
Dia menambahkan kegiatan itu juga dalam rangka meningkatkan pendampingan yang dilakukan timnya terhadap UMKM CV. Bawi Bakena yang tengah fokus dalam upaya peningkatan mutu produk khususnya kemasan/label produk kosmetik.
Baca juga: UM Palangkaraya fokus kembangkan bahan herbal dari Kalteng untuk kosmetik
Sementara itu, Dekan FIK UMP Nurhalina menyebutkan bahwa kedepan pihaknya akan mengembangkan kerjasama dengan sejumlah perusahaan guna mendukung kegiatan pembelajaran dan penelitian, dosen dan mahasiswa di lingkungan Fakultas Ilmu Kesehatan.
Petugas BPOM KalTeng, Yuniar Ayu menyebutkan bahwa produk kosmetik yang didaftarkan harus memenuhi kriteria informasi penandaan kosmetik yang meliputi sejumlah aspek.
"Di antaranya aspek nama, manfaat, cara penggunaan, komposisi, peringatan, negara, nomor notifikasi, netto, nomor bets, dan expired date," katanya.
Tiara Ayuningtyas dari PT. Sanbe Farma menambahkan bahwa pemilihan kemasan harus memenuhi fungsi kemasan yaitu sebagai kemasan primer, sekunder, dan tersier.
Baca juga: UM Palangkaraya-BNI jalin kerjasama dalam pemanfaatan sistem E-Collection
"Tipe bahan seperti bahan plastik yang meliputi PETE, HDPE, PVP, LDPE atau pun PP harus disesuai produk. Selain itu jika menggunakan gelas kaca juga memperhatikan tipenya seperti NP, borosilikat, atau soda kapur. Kemasan harus memiliki CoA, Critical Defect dan acceptable quality level," katanya.
Yunita Putri dari PT. Paragon Technology and Innovation, menyebutkan bahwa kemasan memiliki peran penting dalam hal penyimpanan baik di werehouse ataupun di distributor.
Selain itu, lanjut dia, kemasan juga diperuntukkan untuk menarik konsumen dengan sasaran pemasaran remaja atau dewasa, untuk pria atau wanita. Pengujian harus dilakukan pada spesifikasi kemasan karena warna, bentuk, dan kualitas tidak boleh berubah atau konsisten dari waktu ke waktu.
"Pengujian vibrasi perlu dilakukan untuk produk yang akan dipasarkan dan didistribusikan lebih jauh," katanya.
Baca juga: UM Palangkaraya dan BNI bekerjasama manfaatkan sistem E-Collection
Baca juga: UM Palangkaraya dorong dosen kesehatan daftarkan HKI kosmetik
Baca juga: Mahasiswa UM Palangkaraya raih sejumlah prestasi tingkat nasional
Berita Terkait
AirNav Palangka Raya salurkan bantuan pendidikan bagi penghafal Al Quran
Jumat, 29 Maret 2024 10:59 Wib
Disarpustaka Kapuas tambah ribuan buku bacaan
Jumat, 29 Maret 2024 10:56 Wib
DPRD Kapuas menerima LKPJ bupati Kapuas 2023
Jumat, 29 Maret 2024 10:49 Wib
Ini alasan Timnas AMIN ingin hadirkan 4 menteri jadi saksi
Jumat, 29 Maret 2024 10:26 Wib
Benarkah Gojek bagikan THR ke mitra ojek daring sebesar Rp1,8 juta? Ini faktanya
Jumat, 29 Maret 2024 10:16 Wib
DJPb: APBN Kalimantan Tengah catatkan kinerja baik
Jumat, 29 Maret 2024 7:34 Wib
DPRD Kotim minta pengawasan kepelabuhanan ditingkatkan untuk pacu pendapatan
Jumat, 29 Maret 2024 7:34 Wib
Lewati jalan rusak saat Safari Ramadhan di Baamang, Bupati Kotim perintahkan diperbaiki
Jumat, 29 Maret 2024 4:51 Wib