Program 'family farming' di Gumas beri banyak manfaat bagi masyarakat
Kuala Kurun (ANTARA) - Anggota DPRD Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah Rayaniatie Djangkan meminta Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan setempat, mendampingi desa yang menjadi sasaran program 'family farming' atau pertanian keluarga.
Adanya pendampingan dari DPKP Gumas, diharapkan program family farming terlaksana secara berkelanjutan, hingga desa bisa mandiri pangan, kata Rayaniatie saat dihubungi dari Kuala Kurun, Sabtu.
“Kamis (26/11) lalu saya bersama Anggota DPRD Gumas Dewi Sari dan Cici Susilawati didampingi DPKP Gumas, mengunjungi salah satu desa yang menjadi sasaran family farming pada 2020 ini, yakni Tumbang Posu, Kecamatan Damang Batu,” ucapnya.
Dari pantauan di lapangan, ujar politisi Partai Amanat Nasional ini, kelompok tani di Tumbang Posu mampu memanfaatkan bantuan yang diterima dari program family farming dengan bercocok tanam sayur mayur, serta beternak ikan dan babi.
Dia menjelaskan, untuk sayur mayur sudah dipanen oleh poktan di Tumbang Posu. Bahkan, sebagian hasil panen bisa dijual kepada perusahaan besar swasta yang ada di wilayah itu.
“Itu sangat baik, karena hasil panen sayur mayur tidak hanya dikonsumsi sendiri, namun juga bisa dijual untuk menambah penghasilan anggota poktan,” papar legislator dari daerah pemilihan I meliputi Kecamatan Sepang, Mihing Raya dan Kurun ini.
Ia pun berharap program family farming dapat kembali masuk ke kabupaten bermotto Habangkalan Penyang Karuhei Tatau pada 2021 mendatang, karena program ini sangat bermanfaat bagi masyarakat.
Kepala DPKP Gumas Letus Guntur mengatakan, pihaknya selalu mendampingi poktan yang menjadi sasaran family farming yang merupakan program dari Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian.
Pada 2020, sambung pria yang pernah menjabat Kepala Dinas Transmigrasi, Tenaga Kerja, Koperasi dan UKM Gumas ini, family farming menyasar dua desa yakni Tumbang Posu dan Penda Rangas, Kecamatan Kahayan Hulu Utara.
“Desa yang menjadi sasaran program family farming adalah desa yang masuk kategori rawan pangan. Tahun 2021 nanti rencananya ada dua desa lagi yang menjadi sasaran program tersebut,” demikian Letus.
Adanya pendampingan dari DPKP Gumas, diharapkan program family farming terlaksana secara berkelanjutan, hingga desa bisa mandiri pangan, kata Rayaniatie saat dihubungi dari Kuala Kurun, Sabtu.
“Kamis (26/11) lalu saya bersama Anggota DPRD Gumas Dewi Sari dan Cici Susilawati didampingi DPKP Gumas, mengunjungi salah satu desa yang menjadi sasaran family farming pada 2020 ini, yakni Tumbang Posu, Kecamatan Damang Batu,” ucapnya.
Dari pantauan di lapangan, ujar politisi Partai Amanat Nasional ini, kelompok tani di Tumbang Posu mampu memanfaatkan bantuan yang diterima dari program family farming dengan bercocok tanam sayur mayur, serta beternak ikan dan babi.
Dia menjelaskan, untuk sayur mayur sudah dipanen oleh poktan di Tumbang Posu. Bahkan, sebagian hasil panen bisa dijual kepada perusahaan besar swasta yang ada di wilayah itu.
“Itu sangat baik, karena hasil panen sayur mayur tidak hanya dikonsumsi sendiri, namun juga bisa dijual untuk menambah penghasilan anggota poktan,” papar legislator dari daerah pemilihan I meliputi Kecamatan Sepang, Mihing Raya dan Kurun ini.
Ia pun berharap program family farming dapat kembali masuk ke kabupaten bermotto Habangkalan Penyang Karuhei Tatau pada 2021 mendatang, karena program ini sangat bermanfaat bagi masyarakat.
Kepala DPKP Gumas Letus Guntur mengatakan, pihaknya selalu mendampingi poktan yang menjadi sasaran family farming yang merupakan program dari Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian.
Pada 2020, sambung pria yang pernah menjabat Kepala Dinas Transmigrasi, Tenaga Kerja, Koperasi dan UKM Gumas ini, family farming menyasar dua desa yakni Tumbang Posu dan Penda Rangas, Kecamatan Kahayan Hulu Utara.
“Desa yang menjadi sasaran program family farming adalah desa yang masuk kategori rawan pangan. Tahun 2021 nanti rencananya ada dua desa lagi yang menjadi sasaran program tersebut,” demikian Letus.