Distribusi logistik Pilkada Kotim prioritaskan desa terjauh
Sampit (ANTARA) - Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah mulai mendistribusi logistik pemilu kepala daerah dengan memprioritaskan kecamatan dan desa terjauh agar bisa sampai tepat waktu ke tempat pemungutan suara (TPS).
"Tadi malam sudah ada satu armada diberangkatkan ke Kecamatan Antang Kalang karena lokasinya memang sangat jauh, kemudian dilanjutkan pada pagi ini. Terakhir nanti besok untuk kecamatan lokasinya dekat," kata Ketua KPU Kotawaringin Timur Siti Fathonah Purnaningsih di Sampit, Senin.
Wilayah utara atau Kotawaringin Timur atau kawasan hulu Sungai Mentaya, menjadi prioritas dalam distribusi logistik pilkada karena lokasinya jauh dan medannya sulit sehingga cukup rawan saat di perjalanan.
Wilayah utara meliputi enam kecamatan yakni Parenggean, Antang Kalang, Telaga Antang, Mentaya Hulu, Tualan Hulu dan Bukit Santuai. Waktu tempuh dari Sampit Ibu Kota Kabupaten Kotawaringin Timur menuju kecamatan-kecamatan ini berkisar tiga hingga empat jam dalam kondisi normal.
Setelah sampai di ibu kota kecamatan, perlu perjuangan untuk mendistribusikan logistik ke desa-desa karena sebagian jalan masih rusak, terlebih jika terjadi hujan. Beberapa desa juga harus ditempuh melalui jalur sungai dalam waktu berjam-jam karena akses jalan darat sangat sulit.
Seperti untuk mencapai Desa Tumbang Gagu Kecamatan Antang Kalang, dari pusat kecamatan menuju desa harus menggunakan transportasi sungai dengan waktu tempuh antara empat sampai tujuh jam, tergantung kondisi pasang surut sungai dengan banyak diam tersebut.
Untuk mencapai desa paling ujung tersebut, harus menyewa perahu motor dengan tarif sekitar Rp3,5 juta. Perjuangan itu harus dilakukan KPU agar pemilih bisa menggunakan hak pilihnya meski di desa itu hanya terdapat dua TPS.
Baca juga: Pemkab Kotim izinkan penderita COVID-19 isolasi mandiri
Sementara itu untuk wilayah selatan, terdapat sebuah tempat yang juga memerlukan perjuangan untuk pendistribusian logistik pemilu yaitu Dusun Cemeti Desa Satiruk Kecamatan Pulau Hanaut. Petugas harus melintasi kawasan yang dikenal dengan gelombang tingginya agar bisa mencapai dusun yang terdapat satu TPS tersebut.
Siti Fathonah mengatakan, distribusi logistik pada pilkada kali ini lebih ekstra karena jumlah barang yang didistribusikan lebih banyak, bahkan dua kali lipat dibanding sebelumnya. Hal itu lantaran dalam pilkada ini juga harus disiapkan alat pelindung diri karena tahapan pilkada wajib melaksanakan protokol kesehatan pencegahan penularan COVID-19.
"Sebagai antisipasi, semua logistik kami bungkus dengan plastik sehingga aman kalau terkena air. Sesuai jadwal, mudah-mudahan tidak ada kendala, kami optimistis logistik sudah sampai ke TPS paling lambat satu hari sebelum pemungutan suara," demikian Siti Fathonah.
Tahun ini masyarakat Kotawaringin Timur akan mengikuti dua pilkada sekaligus yakni pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Tengah serta pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kotawaringin Timur.
Baca juga: 399 personel Polda Kalteng BKO pengamanan pilkada diberangkatkan ke daerah
"Tadi malam sudah ada satu armada diberangkatkan ke Kecamatan Antang Kalang karena lokasinya memang sangat jauh, kemudian dilanjutkan pada pagi ini. Terakhir nanti besok untuk kecamatan lokasinya dekat," kata Ketua KPU Kotawaringin Timur Siti Fathonah Purnaningsih di Sampit, Senin.
Wilayah utara atau Kotawaringin Timur atau kawasan hulu Sungai Mentaya, menjadi prioritas dalam distribusi logistik pilkada karena lokasinya jauh dan medannya sulit sehingga cukup rawan saat di perjalanan.
Wilayah utara meliputi enam kecamatan yakni Parenggean, Antang Kalang, Telaga Antang, Mentaya Hulu, Tualan Hulu dan Bukit Santuai. Waktu tempuh dari Sampit Ibu Kota Kabupaten Kotawaringin Timur menuju kecamatan-kecamatan ini berkisar tiga hingga empat jam dalam kondisi normal.
Setelah sampai di ibu kota kecamatan, perlu perjuangan untuk mendistribusikan logistik ke desa-desa karena sebagian jalan masih rusak, terlebih jika terjadi hujan. Beberapa desa juga harus ditempuh melalui jalur sungai dalam waktu berjam-jam karena akses jalan darat sangat sulit.
Seperti untuk mencapai Desa Tumbang Gagu Kecamatan Antang Kalang, dari pusat kecamatan menuju desa harus menggunakan transportasi sungai dengan waktu tempuh antara empat sampai tujuh jam, tergantung kondisi pasang surut sungai dengan banyak diam tersebut.
Untuk mencapai desa paling ujung tersebut, harus menyewa perahu motor dengan tarif sekitar Rp3,5 juta. Perjuangan itu harus dilakukan KPU agar pemilih bisa menggunakan hak pilihnya meski di desa itu hanya terdapat dua TPS.
Baca juga: Pemkab Kotim izinkan penderita COVID-19 isolasi mandiri
Sementara itu untuk wilayah selatan, terdapat sebuah tempat yang juga memerlukan perjuangan untuk pendistribusian logistik pemilu yaitu Dusun Cemeti Desa Satiruk Kecamatan Pulau Hanaut. Petugas harus melintasi kawasan yang dikenal dengan gelombang tingginya agar bisa mencapai dusun yang terdapat satu TPS tersebut.
Siti Fathonah mengatakan, distribusi logistik pada pilkada kali ini lebih ekstra karena jumlah barang yang didistribusikan lebih banyak, bahkan dua kali lipat dibanding sebelumnya. Hal itu lantaran dalam pilkada ini juga harus disiapkan alat pelindung diri karena tahapan pilkada wajib melaksanakan protokol kesehatan pencegahan penularan COVID-19.
"Sebagai antisipasi, semua logistik kami bungkus dengan plastik sehingga aman kalau terkena air. Sesuai jadwal, mudah-mudahan tidak ada kendala, kami optimistis logistik sudah sampai ke TPS paling lambat satu hari sebelum pemungutan suara," demikian Siti Fathonah.
Tahun ini masyarakat Kotawaringin Timur akan mengikuti dua pilkada sekaligus yakni pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Tengah serta pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kotawaringin Timur.
Baca juga: 399 personel Polda Kalteng BKO pengamanan pilkada diberangkatkan ke daerah