Washington (ANTARA) - Joe Biden dari Partai Demokrat pada Rabu (20/1) dilantik sebagai Presiden ke-46 Amerika Serikat (AS), menggantikan Donald Trump.
Biden melanjutkan kepemimpinan negara, yang dilanda perpecahan politik mendalam, ekonomi yang terpukul, serta pandemi Virus Corona yang telah membunuh sedikitnya 400.000 warga AS.
Dengan meletakkan tangan di atas Alkitab pusaka yang dimiliki keluarganya selama lebih dari satu abad, Biden menyatakan sumpah jabatan Presiden AS.
Pengambilan sumpah Biden dipandu oleh Ketua Mahkamah Agung John Roberts, tepat setelah tengah hari pada Rabu.
Biden bersumpah untuk "melestarikan, melindungi, dan mempertahankan Konstitusi Amerika Serikat."
Biden, 78 tahun, menjadi Presiden tertua dalam sejarah AS.
Pelantikannya di Washington menjadi yang paling sederhana bagi AS, terutama karena pandemi COVID-19 serta kekhawatiran soal keamanan, setelah massa pendukung Trump menyerbu gedung Kongres AS, Capitol, pada 6 Januari.
Beberapa jam sebelumnya, Trump meninggalkan Gedung Putih. Ia untuk terakhir kalinya terbang dengan pesawat kepresidenan, Air Force One, menuju resor miliknya, Mar-a-Lago, di Florida.
Trump menolak bertemu dengan Biden atau menghadiri pelantikan penggantinya itu--yang berarti melanggar tradisi politik di AS. Tradisi tersebut dianggap sebagai isyarat yang menegaskan peralihan kekuasaan secara damai.
Trump, yang tidak mengakui kekalahan dalam pemilihan presiden AS 3 November 2020, tidak menyebut nama Biden dalam sambutan terakhirnya sebagai Presiden pada Rabu pagi. Ia memuji rekor pemerintahannya dan berjanji akan kembali "dalam beberapa bentuk."
Tokoh-tokoh terkemuka Partai Republik, termasuk Wakil Presiden Mike Pence dan pemimpin partai di Kongres, menghadiri pelantikan Biden bersama mantan Presiden AS Barack Obama, George W Bush, dan Bill Clinton.
Pasangan Biden, Kamala Harris--anak perempuan pasangan imigran Jamaika dan India, menjadi orang kulit hitam pertama, perempuan pertama, dan warga pertama AS keturunan Asia yang menjabat sebagai Wakil Presiden.
Harris dilantik oleh Hakim Agung AS Sonia Sotomayor, yang merupakan hakim agung pertama keturunan Amerika Latin, demikian Reuters.
Berita Terkait
Gedung Putih pastikan pertemuan Prabowo dengan Biden pada 12 November 2024
Senin, 11 November 2024 16:15 Wib
Biden sebut Kamala Harris tak akan tunduk ke Putin jika terpilih presiden
Selasa, 20 Agustus 2024 17:05 Wib
Zelenskyy hormati keputusan Joe Biden mundur dari pemilu
Selasa, 23 Juli 2024 9:18 Wib
Harris tak dapat mengakses dana kampanye Joe Biden karena berisiko hukum
Senin, 22 Juli 2024 17:34 Wib
Joe Biden dinyatakan positif COVID-19 saat kampanye di Las Vegas
Kamis, 18 Juli 2024 12:38 Wib
Biden sebut terlalu dini pastikan penembakan Trump upaya pembunuhan
Minggu, 14 Juli 2024 11:55 Wib
Presiden AS akan umumkan sanksi bagi pelanggar kebebasan pers di dunia
Sabtu, 4 Mei 2024 7:14 Wib
Biden sebut mobil China bisa mata-matai orang Amerika
Jumat, 1 Maret 2024 10:46 Wib