Enam desa di Bartim tanggap darurat banjir
Tamiang Layang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Barito Timur Kalimantan Tengah, melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah setempat menetapkan enam desa berstatus tanggap darurat banjir karena terendam banjir luapan sungai akibat curah hujan yang tinggi.
“Tadi malam air masih merendam sejumlah kawasan dan rumah warga sehingga sejak hari ini sampai lima hari kedepan statusnya diusulkan menjadi tanggap darurat banjir,” kata Kepala BPBD Bartim, Riza Rahmadi di Tamiang Layang, Selasa.
Desa yang dilanda banjir yaitu Desa Lenggang Kecamatan Raren Batuah 86 KK, Desa Pangkan 90 KK, Desa Paku Beto 64 KK, Desa Kalamus 32 KK di Kecamatan Paku. Kemudian, Desa Ramania 60 KK dan Desa Pulau Padang 40 KK Kecamatan Patangkep Tutui.
Ditambahkan Riza, banjir tersebut dipicu intensitas curah hujan tinggi yang mengakibatkan sungai meluap sehingga menggenangi rumah-rumah warga. Rata-rata kedalaman mencapai 50 sentimeter atau lutut orang dewasa.
Pemkab Bartim melalui BPBD berencana memberikan bantuan untuk korban banjir. Saat ini terus dilakukan koordinasi berkaitan logistik dan teknis penyaluran bantuan sosialnya.
“Petugas di lapangan juga terus memantau bersamaan dengan aparatur desa setempat, untuk mengetahui debit air sungai,” kata Riza.
Menurut mantan Kadis Pertanian itu, banjir yang melanda di Desa Lenggang Kecamatan Raren Batuah menjadi perhatian khusus karena menjadi langganan setiap tahun. Dalam mengatasinya dibuat rencana pembangunan bendungan untuk rekayasa tangkap air.
“Sebenarnya sudah dalam perencanaan pihak Balai Air dari Kementerian PUPR tetapi masih menunggu. Pembuatan bendungan untuk rekayasa tangkap air sangat diharapkan sekali,” kata Riza.
Kapolsek Patangkep Tutui Iptu Untung Basuki mengatakan, luapan air Sungai Patangkep Tutui saat ini sudah surut.
“Luapan air meningkat karena curah hujan yang cukup tinggi hingga menggenangi pekarangan rumah warga. Tidak ada warga yang mengungsi,” kata Untung.
Untung bersama Camat Patangkep Tutui Hadi Suprapto dan Komandan Koramil Bentot akan mengirim surat kepada Pemkab Bartim, untuk meminta pembuatan gorong-gorong atau drainase karena yang ada saat ini sedikit dan tersendat sehingga aliran air tidak lancar.
Baca juga: Pemkab Bartim terima vaksin COVID-19 tahap kedua
“Tadi malam air masih merendam sejumlah kawasan dan rumah warga sehingga sejak hari ini sampai lima hari kedepan statusnya diusulkan menjadi tanggap darurat banjir,” kata Kepala BPBD Bartim, Riza Rahmadi di Tamiang Layang, Selasa.
Desa yang dilanda banjir yaitu Desa Lenggang Kecamatan Raren Batuah 86 KK, Desa Pangkan 90 KK, Desa Paku Beto 64 KK, Desa Kalamus 32 KK di Kecamatan Paku. Kemudian, Desa Ramania 60 KK dan Desa Pulau Padang 40 KK Kecamatan Patangkep Tutui.
Ditambahkan Riza, banjir tersebut dipicu intensitas curah hujan tinggi yang mengakibatkan sungai meluap sehingga menggenangi rumah-rumah warga. Rata-rata kedalaman mencapai 50 sentimeter atau lutut orang dewasa.
Pemkab Bartim melalui BPBD berencana memberikan bantuan untuk korban banjir. Saat ini terus dilakukan koordinasi berkaitan logistik dan teknis penyaluran bantuan sosialnya.
“Petugas di lapangan juga terus memantau bersamaan dengan aparatur desa setempat, untuk mengetahui debit air sungai,” kata Riza.
Menurut mantan Kadis Pertanian itu, banjir yang melanda di Desa Lenggang Kecamatan Raren Batuah menjadi perhatian khusus karena menjadi langganan setiap tahun. Dalam mengatasinya dibuat rencana pembangunan bendungan untuk rekayasa tangkap air.
“Sebenarnya sudah dalam perencanaan pihak Balai Air dari Kementerian PUPR tetapi masih menunggu. Pembuatan bendungan untuk rekayasa tangkap air sangat diharapkan sekali,” kata Riza.
Kapolsek Patangkep Tutui Iptu Untung Basuki mengatakan, luapan air Sungai Patangkep Tutui saat ini sudah surut.
“Luapan air meningkat karena curah hujan yang cukup tinggi hingga menggenangi pekarangan rumah warga. Tidak ada warga yang mengungsi,” kata Untung.
Untung bersama Camat Patangkep Tutui Hadi Suprapto dan Komandan Koramil Bentot akan mengirim surat kepada Pemkab Bartim, untuk meminta pembuatan gorong-gorong atau drainase karena yang ada saat ini sedikit dan tersendat sehingga aliran air tidak lancar.
Baca juga: Pemkab Bartim terima vaksin COVID-19 tahap kedua