Kuala Kapuas (ANTARA) - Masyarakat di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, khususnya yang berada di area lokasi proyek lumbung pangan nasional atau Food Estate di daerah setempat, agar bersiap diri untuk dapat mengikuti bimbingan teknis ataupun pendidikan dan pelatihan yang akan dilaksanakan oleh pemerintah pusat.
“Untuk warga lokal yang mempunyai kesiapan mengikuti program yang dilakukan pemerintah pusat tersebut, nantinya akan diikutkan pendidikan teknis untuk bisa berpartisipasi di program food estate ini,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Kapuas Catur Feriyanto, di Kuala Kapuas, Rabu.
Bimbingan teknis tersebut nantinya diharapkan dapat menambah pengetahuan dan juga keterampilan teknis yang lebih memadai. Hal itu diperlukan karena program Food Estate tersebut menggunakan alat-alat pertanian yang lebih modern.
Bagi warga lokal yang ingin mengikuti program Food Estate tersebut, nantinya akan direkrut secara resmi, yang mungkin didaftar melalui dinas tertentu misalnya dari Dinas Transmigrasi atau Dinas Pertanian.
“Kami berharap masyarakat sudah siap secara skill dan mental untuk berpartisipasi demi suksesnya program yang digagas oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo ini,” ucap Catur.
Dijelaskannya, apabila target 700 ribu hektyar di program "pilot project" atau percontohan sudah tercukupi dan akan berjalan ke program sesungguhnya, maka barulah tenaga lokal akan dilibatkan ke dalam program Food Estate tersebut.
“Yang apabila jumlah tenaga lokal masih tidak mencukupi, hal ini tidak menutup kemungkinan kedatangan tenaga-tenaga luar yang mempunyai pengetahuan dan skill teknis yang memadai, terutama menggunakan alat-alat pertanian modern,” katanya.
Untuk itu, warga yang berada di area kawasan Food Estate dapat mempersiapkan dirinya untuk ikut terlibat kedalam program lumbung pangan nasional atau Food Estate tersebut.
Sejak Oktober tahun lalu, pemerintah telah membangun proyek lumbung pangan nasional atau Food Estate di Kalimantan Tengah yakni di Kabupaten Kapuas dan Kabupaten Pulang Pisau yang berjumlah 1,5 juta hektare.
“Oleh karena itu, diperlukannya tenaga dengan jumlah yang cukup besar,” demikian Catur Feriyanto.
Baca juga: Wajib tetap jalankan protokol kesehatan meski sudah divaksin COVID-19