Merasa terancam KKB, puluhan warga minta dievakuasi dari Beoga
Tadi malam saya mendapat informasi ada sekitar 40-an orang. Mudah-mudahan mereka bisa dievakuasi keluar dari sana,
Timika (ANTARA) - Kapolda Papua Inspektur Jenderal Polisi Mathius Fakhiri menyebut sekitar 40 warga pendatang dari luar Papua meminta segera dievakuasi dari Beoga, Kabupaten Puncak ke wilayah Timika lantaran merasa terancam kondisi keselamatannya setelah penembakan yang menewaskan dua orang guru pada pekan lalu.
Ditemui media di Timika, Senin, Kapolda Papua mengatakan saat ini puluhan warga pendatang dari luar Papua itu berkumpul atau mengungsi di Kantor Koramil dan sebagian lagi di Polsek Beoga.
Warga yang meminta segera dievakuasi ke luar dari Beoga itu sebagian merupakan guru-guru yang bertugas di Distrik Beoga, keluarga mereka dan warga lainnya yang selama ini mencari nafkah di wilayah itu dengan membuka kios bahan kebutuhan pokok maupun tukang ojek.
"Tadi malam saya mendapat informasi ada sekitar 40-an orang. Mudah-mudahan mereka bisa dievakuasi keluar dari sana," kata Irjen Fakhiri.
Baca juga: Jenazah dua guru korban penembakan KKB dievakuasi ke Timika
Kapolda Papua belum bisa memastikan kapan puluhan warga pendatang dari luar Papua itu bisa dievakuasi dari Beoga. Hal itu, katanya, sangat bergantung pada kondisi keamanan di Bandara Beoga yang saat ini diketahui diganggu dengan keberadaan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
"Apabila kita bisa mengamankan parameter di sekitar Bandara Beoga maka pasti kami akan bawa masyarakat yang ada di sana keluar dari wilayah itu," jelasnya.
Pada pekan lalu, dua orang guru yang bertugas di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak tewas tertembak oleh KKB yang teridentifikasi merupakan kelompok Nau Waker alias Tidak Jadi Waker.
Baca juga: Lagi, guru korban penembakan KKB di Beoga bertambah
Guru Oktovianus Rayo (42) yang sudah bertugas 10 tahun di SD Kelmabet, Distrik Beoga ditembak KKB saat sedang menjaga kiosnya di kompleks perumahan guru SMP Negeri 1 Beoga pada Kamis (8/4).
Isteri almarhum Oktovianus diketahui merupakan guru yang bertugas di SMP Negeri 1 Beoga.
Almarhum Oktovianus terkena tembakan peluru dari jarak dekat mengenai rusuk hingga menembus perut.
Berselang sehari kemudian, Yonathan Renden, guru SMP Negeri 1 Beoga juga meregang nyawa setelah diberondong tembakan oleh KKB.
Baca juga: TNI-Polri pastikan beri keamanan masyarakat usai penyerangan KKB
Saat itu Yonathan bersama Kepsek SMP Negeri 1 Beoga baru keluar dari rumah yang berada di ujung Bandara Beoga untuk mengambil terpal, hendak membungkus jenazah almarhum Oktovianus.
Almarhum Yonathan terkena tembakan peluru KKB di bagian dada kiri dan dada kanannya.
Jenazah kedua guru itu telah dibawa ke Toraja, Sulawesi Selatan pada Minggu (11/4) untuk dikebumikan di kampung halaman mereka masing-masing yaitu di Sa'dan Pebulian dan Toyasa Akung.
Baca juga: Usai penembakan guru, TNI-Polri buru komplotan KKB
Ditemui media di Timika, Senin, Kapolda Papua mengatakan saat ini puluhan warga pendatang dari luar Papua itu berkumpul atau mengungsi di Kantor Koramil dan sebagian lagi di Polsek Beoga.
Warga yang meminta segera dievakuasi ke luar dari Beoga itu sebagian merupakan guru-guru yang bertugas di Distrik Beoga, keluarga mereka dan warga lainnya yang selama ini mencari nafkah di wilayah itu dengan membuka kios bahan kebutuhan pokok maupun tukang ojek.
"Tadi malam saya mendapat informasi ada sekitar 40-an orang. Mudah-mudahan mereka bisa dievakuasi keluar dari sana," kata Irjen Fakhiri.
Baca juga: Jenazah dua guru korban penembakan KKB dievakuasi ke Timika
Kapolda Papua belum bisa memastikan kapan puluhan warga pendatang dari luar Papua itu bisa dievakuasi dari Beoga. Hal itu, katanya, sangat bergantung pada kondisi keamanan di Bandara Beoga yang saat ini diketahui diganggu dengan keberadaan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
"Apabila kita bisa mengamankan parameter di sekitar Bandara Beoga maka pasti kami akan bawa masyarakat yang ada di sana keluar dari wilayah itu," jelasnya.
Pada pekan lalu, dua orang guru yang bertugas di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak tewas tertembak oleh KKB yang teridentifikasi merupakan kelompok Nau Waker alias Tidak Jadi Waker.
Baca juga: Lagi, guru korban penembakan KKB di Beoga bertambah
Guru Oktovianus Rayo (42) yang sudah bertugas 10 tahun di SD Kelmabet, Distrik Beoga ditembak KKB saat sedang menjaga kiosnya di kompleks perumahan guru SMP Negeri 1 Beoga pada Kamis (8/4).
Isteri almarhum Oktovianus diketahui merupakan guru yang bertugas di SMP Negeri 1 Beoga.
Almarhum Oktovianus terkena tembakan peluru dari jarak dekat mengenai rusuk hingga menembus perut.
Berselang sehari kemudian, Yonathan Renden, guru SMP Negeri 1 Beoga juga meregang nyawa setelah diberondong tembakan oleh KKB.
Baca juga: TNI-Polri pastikan beri keamanan masyarakat usai penyerangan KKB
Saat itu Yonathan bersama Kepsek SMP Negeri 1 Beoga baru keluar dari rumah yang berada di ujung Bandara Beoga untuk mengambil terpal, hendak membungkus jenazah almarhum Oktovianus.
Almarhum Yonathan terkena tembakan peluru KKB di bagian dada kiri dan dada kanannya.
Jenazah kedua guru itu telah dibawa ke Toraja, Sulawesi Selatan pada Minggu (11/4) untuk dikebumikan di kampung halaman mereka masing-masing yaitu di Sa'dan Pebulian dan Toyasa Akung.
Baca juga: Usai penembakan guru, TNI-Polri buru komplotan KKB