Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan peran perempuan memiliki potensi sangat besar terhadap perekonomian global yakni bisa berkontribusi hingga 12 triliun dolar AS pada 2025 sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh McKinsey.
“Statistik McKinsey menunjukkan jika sebuah perekonomian memberikan kesempatan yang sama bagi perempuan untuk berkontribusi maka global akan mendapat manfaat sebesar 12 triliun dolar AS pada 2025,” katanya dalam Seminar Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah di Jakarta, Rabu.
Sementara itu, Sri Mulyani menuturkan kesamaan gender dan peran perempuan di bidang perekonomian khususnya untuk Kawasan Asia Pasifik akan memberikan nilai tambah hingga 4,5 triliun dolar AS.
Menurut dia, hal ini menggambarkan sebuah negara dengan perekonomian yang kohesif yakni memberikan kesempatan secara inklusif dan sama baik laki-laki maupun perempuan maka akan memberikan manfaat dalam bentuk daya tahan.
“Juga bahkan secara nilai tambah bagi perekonomian akan meningkat sebesar 26 persen. Ini sebuah angka yang luar biasa,” tegasnya.
Oleh sebab itu, Sri Mulyani menyatakan pemerintah Indonesia dalam merespons dampak COVID-19 melalui desain pemulihan ekonomi juga tetap melihat dimensi gender seperti adanya berbagai bantuan perlindungan sosial.
Ia mengatakan pemerintah meningkatkan berbagai bantuan yang masuk dalam program perlindungan sosial seperti program keluarga harapan (PKH), bantuan sembako hingga bantuan langsung tunai (BLT).
“Itu semuanya diberikan terutama kepada kepala keluarga perempuan. Mereka yang bertugas agar keluarganya tetap bisa berjalan dan anak-anaknya bisa sekolah,” ujarnya.
Selain itu, Sri Mulyani mengatakan perempuan Indonesia juga miliki peran luar biasa dalam perekonomian nasional yaitu terlihat dari sebanyak 53,76 persen sektor UMKM dimiliki perempuan dan 97 persen karyawan merupakan perempuan.
“Ini berkontribusi terhadap perekonomian kita sangat besar mencapai 61 persen,” katanya.
Tak hanya itu, menurutnya perempuan juga memiliki kecerdasan dalam berinvestasi yaitu terlihat dalam penerbitan ORI017 dari Rp18,34 triliun yang diterbitkan sebanyak 55,8 persen investornya adalah perempuan.
Tak berhenti sampai di situ, peran investor perempuan kembali meningkat menjadi 57,82 persen ketika pemerintah menerbitkan ORI018 serta 58,25 persen saat penerbitan SR014.
Hal ini menggambarkan literasi dan kapasitas perempuan dalam berpikir cerdas dalam mengamankan dana untuk keluarganya dan investasikan di bidang produktif ternyata sangat potensial dan nyata.
“Tidak dipertanyakan lagi bahwa perempuan tidak hanya miliki potensi tapi secara aktual mampu berkontribusi secara luar biasa dalam perekonomian,” katanya.