Walau Jepang darurat COVID-19, Indonesia tetap bersiap untuk Olimpiade Tokyo
Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari menegaskan hingga kini kontingen Merah Putih tetap akan mempersiapkan diri menuju Olimpiade Tokyo meski pemerintah Jepang telah menerapkan keadaan darurat COVID-19 di negaranya.
“Sejauh ini saya sudah tanya sama pihak Jepang kalau Olimpiade Tokyo tetap digelar sesuai rencana. Meski tidak ada penonton asing, ya tidak masalah buat kami,” ungkap Oktohari di Jakarta, Jumat (23/4).
Okto, sapaan akrabnya, mengaku tidak keberatan dengan keputusan panitia penyelenggara melarang kehadiran penonton luar negerti dalam pesta empat tahunan itu. Yang terpenting saat ini, menurutnya, adalah bagaimana Olimpiade bisa tetap terselenggara dengan aman.
Apabila Olimpiade 2020 Tokyo sukses terselenggara, Okto menyebut hal itu bakal menjadi momen yang tak terlupakan apalagi seluruh pihak di dunia sudah sangat menantikan pelaksanaan pesta olahraga terakbar sejagad itu.
Okto melanjutkan KOI juga akan mulai bersafari ke beberapa pelatnas untuk menengok persiapan para atlet menuju Olimpiade Tokyo yang akan digelar kurang dari 100 hari lagi itu.
“Mulai pekan depan kami akan reli ke cabor-cabor. Kami berencana pada Selasa (27/4) sore akan ke Pelatnas Cipayung bersama tim CdM (Chief de Meeting),” tuturnya.
Pemerintah Jepang pada Jumat (23/4) menerapkan status keadaan darurat COVID-19 di Tokyo dan tiga wilayah lainnya tepat tiga bulan sebelum upacara pembukaan Olimpiade Tokyo yang dimulai pada 23 Juli mendatang.
Aturan ini bertepatan dengan libur Golden Week yang merupakan masa kunjungan paling sibuk di Jepang dalam tahun ini, dan bisa melibatkan penghentian operasi kereta dan bus demi mengendalikan pergerakan.
Skala pandemi di Jepang kian membuat was-was para pejabat dan pekerja medis kendati pemerintah dan penyelenggara Olimpiade Tokyo tetap bertekad mewujudkan perhelatan tersebut berjalan sesuai rencana.
Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach mendukung langkah pemerintah Jepang dalam menerapkan keadaan darurat di Tokyo. Namun ia menilai keputusan itu tidak ada kaitannya dengan Olimpiade.
“Jika langkah ini diambil, saya pikir keputusan itu akan sejalan dengan pendekatan yang sangat hati-hati dari pemerintah Jepang, pemerintah metropolitan Tokyo dan semua otoritas Jepang,” kata Bach.
“Keputusan itu merupakan tindakan preventif dan ditetapkan untuk waktu yang terbatas. Ini sejalan dengan kebijakan pemerintah secara keseluruhan tidak ada kaitannya dengan Olimpiade,” katanya lagi.
“Sejauh ini saya sudah tanya sama pihak Jepang kalau Olimpiade Tokyo tetap digelar sesuai rencana. Meski tidak ada penonton asing, ya tidak masalah buat kami,” ungkap Oktohari di Jakarta, Jumat (23/4).
Okto, sapaan akrabnya, mengaku tidak keberatan dengan keputusan panitia penyelenggara melarang kehadiran penonton luar negerti dalam pesta empat tahunan itu. Yang terpenting saat ini, menurutnya, adalah bagaimana Olimpiade bisa tetap terselenggara dengan aman.
Apabila Olimpiade 2020 Tokyo sukses terselenggara, Okto menyebut hal itu bakal menjadi momen yang tak terlupakan apalagi seluruh pihak di dunia sudah sangat menantikan pelaksanaan pesta olahraga terakbar sejagad itu.
Okto melanjutkan KOI juga akan mulai bersafari ke beberapa pelatnas untuk menengok persiapan para atlet menuju Olimpiade Tokyo yang akan digelar kurang dari 100 hari lagi itu.
“Mulai pekan depan kami akan reli ke cabor-cabor. Kami berencana pada Selasa (27/4) sore akan ke Pelatnas Cipayung bersama tim CdM (Chief de Meeting),” tuturnya.
Pemerintah Jepang pada Jumat (23/4) menerapkan status keadaan darurat COVID-19 di Tokyo dan tiga wilayah lainnya tepat tiga bulan sebelum upacara pembukaan Olimpiade Tokyo yang dimulai pada 23 Juli mendatang.
Aturan ini bertepatan dengan libur Golden Week yang merupakan masa kunjungan paling sibuk di Jepang dalam tahun ini, dan bisa melibatkan penghentian operasi kereta dan bus demi mengendalikan pergerakan.
Skala pandemi di Jepang kian membuat was-was para pejabat dan pekerja medis kendati pemerintah dan penyelenggara Olimpiade Tokyo tetap bertekad mewujudkan perhelatan tersebut berjalan sesuai rencana.
Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach mendukung langkah pemerintah Jepang dalam menerapkan keadaan darurat di Tokyo. Namun ia menilai keputusan itu tidak ada kaitannya dengan Olimpiade.
“Jika langkah ini diambil, saya pikir keputusan itu akan sejalan dengan pendekatan yang sangat hati-hati dari pemerintah Jepang, pemerintah metropolitan Tokyo dan semua otoritas Jepang,” kata Bach.
“Keputusan itu merupakan tindakan preventif dan ditetapkan untuk waktu yang terbatas. Ini sejalan dengan kebijakan pemerintah secara keseluruhan tidak ada kaitannya dengan Olimpiade,” katanya lagi.