Tokyo (ANTARA) - Tiga tokoh Indonesia meraih anugerah bintang jasa dari Pemerintah Jepang pada 2023 atas jasa-jasa mereka dalam memperkokoh hubungan antara Jepang dan Indonesia.
Tiga tokoh tersebut adalah Mantan Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono serta Profesor Universitas Negeri Surabaya Djodjok Soepardjo.
“Penghargaan-penghargaan ini istimewa karena bertepatan dengan peringatan hubungan diplomatik Indonesia Jepang. Ini bentuk konkret kedekatan kedua bangsa sekaligus menjadi apresiasi Pemerintah Jepang atas jasa dan para tokoh ini,” kata Duta Besar RI untuk Jepang Heri Akhmadi dalam konferensi pers di Tokyo, Rabu.
Mantan Menteri Luar Negeri Hasan Wirajuda mendapatkan Bintang Tanda Jasa: Grand Cordon of the Order of the Rising Sun atas kontribusi membangun kemitraan strategis antara Indonesia dan Jepang.
Hassan Wirajuda menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Republik Indonesia saat pemerintahan Megawati Soekarnoputri pada 2001 dan pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono pada periode pertama mulai 2004.
Dalam masa jabatan tersebut, Hassan dinilai meningkatkan hubungan antara Jepang dan Indonesia dalam berbagai bidang, terutama pada berbagai kesempatan kunjungan petinggi yang penting dari kedua negara.
Sebagai pemimpin otoritas diplomasi pihak Indonesia, dia dinilai berhasil menyukseskan berbagai kunjungan penting tersebut, sehingga berkontribusi besar untuk mendorong hubungan persahabatan di antara kedua negara.
Sementara itu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mendapatkan Bintang Tanda Jasa: The Order of the Rising Sun, Gold and Silver Star atas kontribusi bagi peningkatan hubungan antara Jepang dan Indonesia di bidang infrastruktur.
Basuki berkontribusi bagi peningkatan proyek kerja sama ekonomi antara kedua negara yang berkaitan dengan pembangunan infrastruktur dasar, termasuk jalan dan sungai melalui berbagai jabatan mulai dari Direktur Jenderal Sumber Daya Air dan Direktur Jenderal Penataan Ruang, Kementerian PUPR, sehingga sebagai Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sejak 2014.
Pengetahuan dan pengalaman yang didapat dari proyek pengendalian erosi gunung berapi (Sabo) di Gunung Merapi, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, telah menjadi masukan bagi proyek Sabo di Pulau Sakurajima dan Gunung Unzen Fugen-dake di Jepang.
Kerja sama Jepang di Indonesia seperti itu dianggap telah memberikan kontribusi yang besar bagi pengembangan pencegahan bencana gunung berapi bukan hanya di Indonesia melainkan juga di Jepang
Profesor Universitas Negeri Surabaya Dr. Djodjok Soepardjo, M.Litt. mendapatkan Bintang Tanda Jasa: The Order of the Rising Sun, Gold Rays with Neck Ribbon atas kontribusi bagi peningkatan pertukaran akademik antara Jepang dan Indonesia.
Profesor Djodjok Soepardjo bekerja sebagai dosen Bahasa Jepang di Universitas Negeri Surabaya (UNESA) sejak 1983 dan pernah menjabat sebagai Kepala Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang serta Wakil Rektor bidang Perencanaan dan Kerjasama.
Dia memberikan kontribusi dengan mengajar banyak calon guru bahasa Jepang di UNESA.
Sebagai salah seorang profesor ahli bidang linguistik bahasa Jepang, dia berupaya membimbing akademisi muda bidang bahasa Jepang dan memajukan pengembangan studi Bahasa Jepang di Indonesia.
Tak berhenti di situ, Djodjok juga menawarkan kursus bahasa Jepang kepada peminat bahasa Jepang dari berbagai kalangan melalui International Multicultural (I'Mc) Center yang didirikan pada 2005.
Sejak 2018, dia menjabat sebagai Ketua Asosiasi Studi Pendidikan Bahasa Jepang Indonesia (ASPBJI) dan berkontribusi besar terhadap sosialisasi dan perkembangan pendidikan bahasa Jepang di Indonesia termasuk penguatan jaringan pengajar bahasa Jepang.