Pemkab Barut kembangkan wisata dengan berdayakan warga setempat

id objek wisata barut,kampung raja mandak,trahean,barito utara,kalteng

Pemkab  Barut  kembangkan wisata  dengan berdayakan warga setempat

Salah satu spot untuk berfoto di objek wisata Kampung Raja Mandak di Desa Trahean, Kecamatan Teweh Selatan. ANTARA/HO-Disbudparpora Barut

Muara Teweh (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, melalui Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga (Disbudparora) setempat terus melakukan mengembangkan objek wisata di daerah ini dengan memberdayakan masyarakat sekitar lokasi objek wisata.

"Pengembangan wisata salah satunya Kampung Raja Mandak ini memberdayakan masyarakat setempat sebagai pelaku pembangunan kepariwisataan," kata Kepala Dinas Budparpora Barito Utara Hj Annisa Cahyawati di Muara Teweh, Senin.

Objek wisata alam "Kampung Raja Mandak" yang berlokasi di kawasan  Dam Trahean tersebut merupakan objek wisata berbasis alam yang masih sejuk kaya dengan oksigen dan pemandangan indah dan asri. Objek wisata ini ditata dan dikelola oleh warga setempat yaitu Krisman dan kawan-kawan.

Wisata Kampung Raja Mandak ini berlokasi di Kecamatan Teweh Selatan sekitar 20 kilometer dari pusat Kota Muara Teweh ibu kota Kabupaten Barito Utara.
 
Salah satu spot untuk berfoto di objek wisata Kampung Raja Mandak di Desa Trahean, Kecamatan Teweh Selatan. ANTARA/HO-Disbudparpora Barut


"Dalam pengembangan tempat wisata ini langsung melibatkan warga setempat dalam pengembangan dan pengelolaan sumber daya pariwisata yang berorientasi pada keutuhan kelestarian lingkungan dan keseimbangan ekologi," katanya.

Wisata  yang berada di tepi Danau Trahean dan memiliki spot-spot instagramable yang unik menarik dan terus dilakukan pembenahan-pembenahan. Untuk memasuki kawasan ini pengunjung dapat melalui gerbang wisata Bumi Perkemahan Panglima Batur.

Dia mengatakan pemerintah juga membantu menjadikan masyarakat sekitar mandiri secara ekonomi melalui pendapatan manfaat secara langsung dari sektor kepariwisataan yang dikelola oleh masyarakat setempat.

"Alternatif wisata alam di tengah pandemi COVID-19 dapat menjadi pilihan bagi kita semua, namun tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) secara ketat," kata Annisa.