Jakarta (ANTARA) - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta kepada semua pihak agar tidak memandang lonjakan kasus COVID-19 seperti angka korban meninggal ataupun dirawat secara serius, hanya sebagai angka-angka statistik belaka.
"Saya perlu garisbawahi semua, ketika menyebutkan jumlah kasus, jangan pernah tempatkan persoalan COVID-19 ini seperti angka statistik begitu saja bertambah kasus dan berkurang kasus," kata Anies di Balai Kota Jakarta, Selasa.
Hal itu karena kata Anies, setiap satu angka kasus COVID-19 yang meningkat, berarti ada satu nyawa yang terpapar.
Artinya, lanjut dia, setiap satu nyawa berarti ada satu orang dalam keluarga yang harus mendapat perawatan dan akan ada banyak kekhawatiran yang terjadi di keluarga itu.
Baca juga: Dua RT di daerah ini jalani 'lockdown' mikro
"Bayangkan keluarga yang tegang, bayangkan pasien yang perlu perawatan intensif karena terpapar," ucap dia.
Karena itu Anies sangat menekankan agar semua pihak bisa merasakan kepedulian kepada mereka yang terpapar COVID-19.
"Ini adalah saudara kita, ini adalah warga kita, dan setiap satu angka disebut itu adalah satu nyawa, itu adalah anak, ayah ibu, kakak, adik dari kita semua," kata dia.
Sebagai informasi, penambahan kasus baru COVID-19 di Jakarta pada 21 Juni 2021, mencapai 5.014.
Dengan penambahan kasus tersebut, angka kumulatif kasus COVID-19 di Jakarta mencapai 479.043.
Sedangkan untuk kasus aktif atau pasien dalam perawatan atau isolasi sebanyak 32.060 kasus.
Pasien COVID-19 meninggal pada Senin (22/6), mencapai 71 orang, angka tertinggi selama pandemi. Kini tercatat 7.976 orang di Jakarta meninggal dunia akibat COVID-19.
Baca juga: Jakarta pecahkan rekor kasus COVID-1-9 di atas 5.000
Baca juga: Varian virus corona B1617.2 dari India banyak ditemukan di Jakarta-Kudus-Bangkalan
Baca juga: Sekolah tatap muka di daerah ini hanya diikuti 9 siswa