Varian Delta penyebab lebih dari 80 persen kasus COVID di AS

id Varian Delta,COVID varian Delta,COVID-19,AS,Varian Delta penyebab lebih dari 80 persen kasus COVID di AS,Fauci

Varian Delta penyebab lebih dari 80 persen kasus COVID di AS

Ilustrasi - COVID 19 coronavirus Varian Delta Sars ncov 2 2021. Delta plus Strain. Varian delta Coronavirus Idia. B.1.617.2 E484Q L452R. ANTARA/Shutterstock/pri.

New York (ANTARA) - Varian Delta adalah penyebab lebih dari 80 persen kasus baru COVID-19 AS, tetapi vaksin resmi tetap lebih dari 90 persen efektif dalam mencegah rawat inap dan kematian, kata pakar penyakit menular AS Anthony Fauci selama sidang Senat AS pada Selasa.

Sidang tersebut menampilkan perdebatan tajam dengan Senator AS dari Partai Republik Rand Paul, di mana ia menuduh Fauci berbohong tentang Institut Kesehatan Nasional yang menyediakan dana untuk penelitian di Institut Virologi Wuhan China.

Senator dari Kentucky, yang telah berdebat dengan Fauci selama beberapa dengar pendapat terkait pandemi, menuduh bahwa penelitian tersebut mungkin berperan dalam mengembangkan virus corona baru di Lab Wuhan.

"Jika ketahuan berbohong kepada Kongres ... berdasarkan KUHP AS akan dikenakan hukuman lima tahun," kata Paul kepada Fauci selama persidangan.

Fauci, yang sebagian besar tenang dan diplomatis dalam tanggapan di masa lalu, kali ini membalas: "Senator Paul, saya tidak pernah berbohong di depan Kongres ... (dan) Anda tidak tahu apa yang Anda bicarakan."

Asal usul virus corona baru telah menjadi isu partisan yang memanas di Amerika Serikat, dengan Partai Republik mendesak penyelidikan lebih lanjut apakah itu dikembangkan di laboratorium di Wuhan, Cina.

Biden pada akhir Mei meminta para pembantunya untuk menyelidiki asal-usul virus dan melaporkan kembali kepadanya dalam waktu 90 hari.

Teori yang lebih umum adalah bahwa virus itu berasal dari hewan, mungkin kelelawar, dan ditularkan ke manusia.

Varian Delta yang lebih menular pertama kali ditemukan di India awal tahun ini. Sejak itu menjadi versi virus yang dominan di Amerika Serikat dan banyak negara lain. Ini telah terdeteksi di lebih dari 90 negara di seluruh dunia.

Kematian akibat COVID-19 di Amerika Serikat rata-rata 239 per hari selama seminggu terakhir, hampir 48 persen lebih tinggi dari minggu sebelumnya, Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS Rochelle Walensky mengatakan selama persidangan.

Negara-negara bagian harus terus menyimpan persediaan vaksin mereka yang tidak terpakai karena produsen sedang bekerja untuk menentukan masa simpan vaksin mereka, Janet Woodcock, penjabat direktur Administrasi Makanan dan Obat-obatan AS, mengatakan selama persidangan.

Sejumlah besar persediaan vaksin AS yang tidak terpakai menghadapi kedaluwarsa dalam beberapa minggu mendatang jika masa simpan tidak diperpanjang.

CDC sedang meninjau data dari beberapa kelompok orang yang divaksinasi untuk menentukan berapa lama perlindungan dari suntikan COVID-19 berlangsung dan akan menggunakan informasi itu untuk menentukan peran potensial suntikan "booster" tambahan, kata Fauci.

Sumber : Reuters

Penerjemah: Azis Kurmala