"Ini tindakan premanisme dan brutal. Harus ditindak tegas agar jangan sampai ada korban lagi. Ini bisa meresahkan masyarakat," kata Rinie di Sampit, Senin.
Pengeroyokan itu terjadi di Jalan HM Arsyad pada Selasa (20/7) dini hari atau bertepatan Hari Raya Idul Adha 1442 Hijriah lalu. Korbannya adalah Slamet Riyadi (24) yang berprofesi sebagai seorang penjaga malam salah satu bangunan di kawasan itu.
Korban dikeroyok dan ditabrak karena dikira mereka keributan yang saat itu terjadi antara sesama pebalap liar. Korban mengalami luka robek di dekat mata serta lebam di pinggang.
Baca juga: DPRD Kotim pastikan Perda Protokol Kesehatan mengatur sanksi denda
Usai kejadian, polisi langsung mengambil tindakan tegas. Satu orang terduga pelaku sudah ditangkap dan sisanya sedang dalam pengejaran karena identitasnya sudah dikantongi.
Rinie mengapresiasi gerakan cepat polisi dalam kasus ini. Dia juga mendukung tindakan tegas sebagai efek jera agar tidak ada lagi tindakan-tindakan yang meresahkan masyarakat.
Masalah geng motor dan balap liar dinilai sangat mengganggu dan meresahkan. Perlu tindakan tegas dan berkelanjutan agar tidak ada kesempatan bagi para pelaku untuk melakukan tindakan yang membahayakan orang lain tersebut.
Di sisi lain, menurutnya perlu pula pembinaan oleh pemerintah daerah kepada remaja agar mereka tidak lagi melakukan balap liar di jalanan karena membahayakan diri sendiri dan orang lain. Remaja perlu diarahkan dan dibina agar bakar mereka tersalur dengan positif.
"Pemerintah kan sedang membangun sirkuit, jadi bisa diberikan pengertian agar nanti balapan di tempat yang memang seharusnya yaitu di lintasan, bukan di jalanan. Masyarakat juga diharapkan meningkatkan pengawasan terhadap anak agar tidak terjerumus pada pergaulan yang negatif," demikian Rinie.
Baca juga: Insentif tenaga kesehatan Kotim segera dibayar
Baca juga: Pelamar CASN Pemkab Kotim sudah 3.318 orang