Sebanyak 12 tenaga kesehatan di RSUD Tamiang Layang terpapar COVID-19

id Bupati Barito Timur, Kalimantan Tengah, Ampera AY Mebas, Kabupaten Barito Timur, Barito Timur, Bartim, tenaga kesehatan di RSUD Tamiang Layang terpapa

Sebanyak 12 tenaga kesehatan di RSUD Tamiang Layang terpapar COVID-19

Bupati Bartim Ampera AY Mebas. ANTARA/Habibullah

Tamiang Layang (ANTARA) - Bupati Barito Timur, Kalimantan Tengah, Ampera AY Mebas membenarkan ada 12 tenaga kesehatan dan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Tamiang Layang yang terpapar COVID-19.

"Para tenaga kesehatan dan Direktur RSUD yang terpapar COVID-19 itu, sedang menjalani perawatan isolasi mandiri karena tanpa diikuti gejala," kata Ampera di Tamiang Layang, Kamis.

Walau belasan tenaga kesehatan yang terpapar, demikian, dirinya menegaskan bahwa kondisi tersebut tidak terlalu mempengaruhi pelayanan terhadap para pasien COVID-19 maupun pelayanan untuk pasien umum maupun masyarakat.

"Tenaga kesehatan seperti dokter dan perawat pada Puskesmas difungsikan untuk memberikan pelayanan kesehatan pada RSUD Tamiang Layang," kata Ampera.

Orang nomor satu di Pemerintah Kabupaten Barito Timur itu menyatakan, meski telah menggunakan alat pelindung diri secara maksimal para petugas medis memiliki risiko tinggi terpapar COVID-19 karena berinteraksi langsung dengan pasien.

Dia pun kembali mengingatkan dan meminta masyarakat di kabupaten setempat, agar selalu menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan menggunakan sabun atau hand sanitizer, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas.

"Saat ini juga terus terjadi penambahan kasus paparan COVID-19 di Kabupaten Barito Timur dan kondisi stok oksigen menipis," kata Ampera.

Baca juga: Masyarakat Bartim diminta semarakkan HUT RI dan disiplin prokes

Berdasarkan data Satgas COVID-19 Kalimantan Tengah sampai pada Kamis (29/7) pukul 15.00 WIB, ada penambahan 16 kasus COVID-19 sehingga akumulasi terkonfirmasi 1.206 orang. Dalam perawatan 68 orang atau 5,64 persen. Sedangkan pasien sembuh 1.115 orang atau 92, 45 persen dan meninggal dunia 23 orang atau 1,91 persen.

Salah satu upaya Pemkab Bartim menanggulangi, menekan dan mengendalikan COVID-19 dengan pelacakan yang dilanjutkan dengan perawatan, baik perawatan isolasi mandiri maupun perawatan bagi pasien yang bergejala sedang dan berat.

"Kita sudah berupaya dengan maksimal untuk menekan dan mengendalikan penyebaran COVID-19. Saya minta masyarakat dengan kesadarannya menerapkan protokol kesehatan," demikian Ampera.

Baca juga: Pegawai terpapar COVID-19, Disdukcapil Bartim tutup pelayanan

Baca juga: Seorang nakes di Bartim sedang hamil meninggal dunia akibat COVID-19