Muara Teweh (ANTARA) - Masih tingginya kasus yang terpapar virus corona (COVID-19) saat ini khususnya di Kabupaten Barito Utara, menjadi perhatian salah seorang anggota DPRD Barito Utara, Mustafa Joyo Muchtar.
"Saya mengajak masyarakat di daerah ini untuk tidak percaya dengan berita-berita hoaks yang tersebar di media sosial (medsos) yang saat ini marak dan menyesatkan terkait penanganan COVID-19," kata Mustafa di Muara Teweh, Sabtu.
Menurut Mustafa, saat Indonesia telah mengalami badai pandemi kedua, sejak bulan Juni, kasus baru COVID-19 terjadi "pecah rekor" jumlah pasien. Puncaknya mencapai 57 ribu lebih kasus dalam sehari dan ini menjadi yang paling banyak di dunia.
Ironisnya, kata dia, ini semakin diperparah dengan munculnya berita hoaks pembodohan masyarakat, tidak percaya COVID-19. Padahal, tambah dia, wabah COVID-19 itu nyata, bukan fiksi, bukan khayalan.
"Akibat berita hoaks ini, banyak warga masyarakat mengabaikan terhadap protokol kesehatan (Prokes). Menjadikan masyarakat tidak mengenakan masker di tempat umum, termasuk di tempat ibadah dalam menjalankan ibadah shalat. Sehingga makin banyak masyarakat tertular atau terpapar virus corona COVID-19," kata politisi Partai Gerindra ini.
Rumah sakit dibanjiri pasien COVID-19, sampai kewalahan. Bahkan sampai saat ini Pemerintah Kabupaten Barito Utara melakukan inisiatif untuk membuat tempat isolasi terpadu di Bandara Beringin Muara teweh.
Bahkan, kata Mustafa, saat ini juga ditambah berita hoaks informasi palsu tentang vaksin. Padahal vaksin sangat penting untuk menumbuhkan kekebalan tubuh. Berbagai hoaks tentang vaksin menyebabkan masyarakat enggan, bahkan sampai tidak mau mendaftar untuk divaksinasi, sehingga rentan terhadap wabah yang sedang mengganas.
"Hoaks tentang vaksin juga diikuti narasi dan gambar fakta palsu akibat vaksin. Tetapi hoaks malah bisa menyebabkan orang mati, karena terpapar COVID-19, yang tidak tertangani secara baik. Seharusnya COVID-19, bisa dicegah melalui vaksinasi," ungkapnya.
Selain itu, ujar dia, hoaks juga mengakibatkan orang sakit tidak dibawa ke rumah sakit karena khawatir di-COVID-kan. Padahal tidak ada satu dokter atau perawat (tenaga kesehatan) yang suka dengan COVID-19. Sehingga seringkali pasien dibawa ke rumah sakit sudah dalam keadaan parah, sangat sulit tertolong lagi.
"Untuk itu saya mengajak warga masyarakat di daerah ini, mari berhenti membuat berita hoaks di media sosial, dan tidak meneruskan share berita hoaks di media sosial, yang bisa menjadi pembunuh paling kejam," ujar Mustafa.
Dia mengajak tetap patuh protokol kesehatan 3M. Mengenakan masker secara baik dan benar, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak antar orang, menjauhi kerumunan.