Sampit (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, resmi membuat kesepakatan kerja sama dengan PT Bumiresik Nusantara Raya terkait teknologi pengelolan sampah dan limbah medis.
"Sampah menjadi permasalahan yang sangat kompleks dan berkepanjangan. Untuk itu pemerintah daerah mencari terobosan untuk menangani ini," kata Bupati Halikinnor di Sampit, Sabtu.
Penandatanganan kesepakatan itu langsung dilaksanakan di tempat pembuangan sampah akhir di Jalan Jenderal Sudirman. Turut hadir Ketua DPRD Rinie dan pejabat lainnya.
Halikinnor menyebutkan, sampah yang dihasilkan masyarakat Kotawaringin Timur, khususnya di Sampit cukup besar. Diperkirakan ada 76 sampai 100 ton sampah yang dihasilkan per hari, belum lagi sampah yang tidak tertangani seperti yang dibuang di pinggir jalan dan sungai. Jika ditotal mungkin diperkirakan mencapai 150 ton per hari.
Jika tidak dikelola, maka tempat pembuangan sampah dengan luas sekitar 60 hektare itu akan penuh. Untuk itu perlu pengelolaan dan pemanfaatan agar sampah bisa dikendalikan, bahkan membawa manfaat dan nilai ekonomi bagi daerah.
Halikinnor berharap kerja sama ini dapat membantu pemerintah daerah dalam menangani sampah yang volumenya cukup besar. Sampah diharapkan justru menjadi berkah dan diharapkan bisa menjadi salah satu pemasukan atau pendapatan asli daerah.
Halikinnor menambahkan, dalam waktu dekat ada tim yang menindaklanjuti ini sehingga ada perjanjian kerja sama Dinas Lingkungan Hidup dengan investor. Kerja sama ini dalam bentuk mengolah sampah menjadi briket, sedangkan pengangkutan sampahnya tetap ditangani Dinas Lingkungan Hidup.
Pengangkutan sampah nantinya juga akan dikerjasamakan dengan pihak ketiga. Pemerintah daerah nantinya bisa menuntut kewajiban dan hak kita sehingga lebih mudah. Ini juga akan menghemat biaya pemeliharaan armada.
Baca juga: DPRD Kotim minta pemkab bijak sikapi aspirasi masyarakat
"Kita juga bisa menjangkau daerah-daerah yang belum kita tangani misalnya karena jauh seperti Samuda, Kota Besi, Cempaga dan lainnya karena armada kita sangat terbatas," demikian Halikinnor.
Direktur PT Bumiresik Nusantara Raya Djaka Winarso mengatakan, kerja sama dalam pengembangan teknologi untuk pengolahan sampah dan lainnya yang dimanfaatkan dan dibutuhkan Kotawaringin Timur. Nanti sebagian sampah akan diolah menjadi briket, material bangunan dan lainnya.
Djaka menegaskan, perusahaan mereka berkomitmen bersama agar ini bisa berjalan dengan baik. Kerjasama seperti ini sudah mereka jalankan di daerah lain seperti di Jakarta, Kutai Timur dan Bandung.
"Kita pelajari, nanti akan diketahui mana yang efektif dan ekonomi. Setelah MoU (nota kesepakatan) ini kita bikin tim, kemudian melakukan studi. Nanti akan kelihatan potensi ekonominya. Hasil studi itu untuk menentukan kapan pelaksanaannya dan hal rinci lainnya," jelasnya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kotawaringin Timur Sanggul Lumban Gaol mengatakan, banyaknya volume sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir bisa menjadi gambaran tingkat kesadaran masyarakat masih rendah. Ketika volume sampah di tempat pembuangan akhir tidak begitu besar maka kesadaran itu berarti tinggi.
Sanggul. menyarankan pemerintah daerah membentuk tim investasi untuk mendampingi investor dalam hal perizinan dan lainnya sehingga mereka bisa berinvestasi dengan baik sesuai harapan.
"Sampah ini kita kelola dengan uang daerah. Rp6 miliar dalam satu tahun anggaran. Sampah adalah harta karun. Potensi ini yang kita gali dengan mengolahnya sehingga bisa menjadi bahan yang bisa mempunyai nilai ekonomi," demikian Sanggul.
Baca juga: Rencana pengerukan alur Mentaya disambut antusias pelaku usaha
Baca juga: Dinsos Kalteng salurkan bantuan di dua kabupaten terdampak banjir
Baca juga: Investor siapkan Rp260 miliar keruk alur wujudkan tol Sungai Mentaya