Sampit (ANTARA) - Pengelolaan aset olahraga milik Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah dinilai belum optimal sehingga menjadi sorotan kalangan DPRD setempat.
"Keseriusan Pemkab Kotim melalui leading sektornya Dispora diperlukan dalam rangka revitalisasi manajemen aset olahraga kita diantaranya GOR dan lapangan tennis out door yang kami nilai saat ini belum ada perhatian manajemen yang baik dari Dispora," kata anggota Komisi III DPRD Kotawaringin Timur Riskon Fabiansyah di Sampit, Senin.
Hal itu disampaikan Riskon sebagai bentuk keprihatinan terhadap pengelolaan aset olahraga di daerah ini yang menurutnya belum optimal. Riskon bersama Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) yang baru dilantik, Wim RK Benung bahkan sudah meninjau sejumlah aset olahraga tersebut.
Dijelaskannya, Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar atau PPLP sebagai wadah pembinaan dan pelatihan atlet yang berbakat olahraga dan potensial untuk dikembangkan menjadi atlet berprestasi.
Kotawaringin Timur sudah memiliki gedung PPLP yang terletak di km 5 Jalan Sudirman. Sayangnya hasil tinjauan pihaknya di lapangan, sejak 2013 lalu aset olahraga tersebut tidak pernah difungsionalkan dan dioptimalkan.
Hal itu sangat disayangkan karena seharusnya fasilitas tersebut bisa dioptimalkan. Terlebih, saat ini Kotawaringin Timur sedang mempersiapkan diri sebagai tuan rumah Pekan Olahraga Provinsi Kalimantan Tengah pada 2023.
Baca juga: Legislator Kotim prihatin jalan menuju Sport Center rusak parah
"Seharusnya semua aset olahraga kita dioptimalkan guna mematangkan dan mempersiapkan bibit-bibit atlet kita di tingkat pelajar sehingga Kotim Kotawaringin Timur bisa melahirkan atlet-atlet yang betul-betul siap untuk meraih prestasi di tingkat regional maupun nasional," kata Riskon.
Aset lainnya yang belum dioptimalkan adalah GOR Habaring Hurung dan lapangan tennis out door. Potensi aset tersebut cukup besar untuk dioptimalkan.
Menurut pengakuan pejabat yang membidangi aset, kata Riskon, GOR tersebut saat ini difungsionalkan untuk masyarakat yang tergabung pada klub-klub yang ada. Kontribusi yang dikenakan pun terbilang ringan yakni hanya sebesar Rp75.000 per bulan untuk setiap klub. Dia menilai biaya yang dibebankan tersebut sudah tergolong ringan.
"Kami berharap dengan revitalisasi pengelolaan aset olahraga bisa sebagai salah satu solusi guna operasional pemeliharaan aset olahraga tersebut, syukur-syukur bisa mendatangkan PAD (pendapatan asli daerah) untuk daerah," demikian Riskon Fabiansyah.
Baca juga: Ketua DPRD Kotim apresiasi pelaku usaha bantu optimalisasi vaksinasi COVID-19