DKI incar emas di semua kelas bermotor PON Papua

id pon papua,balap motor,dki jakarta,sirkuit tanah miring ,merauke

DKI incar emas di semua kelas bermotor PON Papua

Foto udara suasana sirkuit balap motor Tanah Miring jelang pelaksanaan PON Papua XX di Distrik Tanah Miring, Kabupaten Merauke, Papua, Kamis (26/8/2021). Sirkuit aspal yang memiliki panjang lintasan kurang lebih 1,8 km dan lebar lintasan 8 meter tersebut dilengkapi sarana pendukung yang meliputi tribun VIP, tribun biasa dengan daya tampung 1.000 penonton dan paddock area serta sarana lainya. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/aww.

Merauke (ANTARA) - DKI Jakarta siap mengincar medali emas di semua kelas cabang olahraga bermotor PON Papua yang akan digelar di Sirkuit Tanah Miring, Merauke.

Ketua Ikatan Motor Indonesia DKI Jakarta Anondo Eko ketika dihubungi pada Senin, mengatakan DKI Jakarta menurunkan delapan pebalap di delapan kelas dari dua nomor pertandingan, yaitu motorcross dan road race.

"Kami ikut setiap kelas, semuanya berpeluang medali," kata Anondo.

Aldi Satya, A.M Fadli, Rey Ratukore, dan Wahyu Aji Trilaksana akan melibas trek aspal Sirkuit Tanah Miring di nomor road race yang melombakan kelas perorangan standar 150cc, perorangan modifikasi 150cc, beregu standar 150cc, dan beregu modifikasi 150cc pada 6 Oktober.

Sedangkan nomor motorcross, yang untuk pertama kali digelar di PON, mempertandingkan empat kelas yaitu perorangan MX 125cc, perorangan MX 250cc, beregu MX 125cc, dan perorangan MX 250cc pada 9 Oktober.

Jakarta menurunkan crosser Arsenio, Raka Prabu, Delvintor dan Azim Zulfikar.

Anondo mengatakan setiap pebalap yang berlaga cabang olahraga bermotor PON akan dibekali motor dengan spesifikasi sama yang disediakan oleh panitia.

"Spesifikasi sama semua disiapkan panitia, sparepart semua disiapkan hanya sedikit boleh kami lakukan penyetelan.

Yamaha MX-King 150cc digunakan untuk nomor road race, sedangkan para crosser akan menggunakan KTM SX 125 dan KTM SX 250.

Salah satu hal yang haram dimodifikasi antara lain mapping ECU dan penggunaan damper, sehingga bisa dibilang motor yang digunakan benar-benar standar.

"Jadi kemampuan orangnya yang diuji," kata Anondo.

Cabang olahraga bermotor dipertandingkan sejak PON XVI di Palembang hingga PON saat ini di Papua.