Melindungi anak dari pengaruh negatif digital dan tak menghalangi potensi manfaat
Palangka Raya (ANTARA) - Para orang tua di era digital diharapkan mampu melindungi anak-anaknya dari berbagai ancaman atau pengaruh negatif yang dapat mengganggu perkembangan maupun kesehatan.
"Hanya saja di satu sisi orang tua juga diharapkan tidak menghalangi potensi manfaat yang bisa ditawarkan dalam dunia atau ruang digital," kata narasumber Webinar Indonesia Makin Cakap Digital wilayah Palangka Raya Lintang Ratri, Selasa.
Dosen Ilmu Komunikasi Fisip Undip ini menjelaskan, potensi yang dapat ditawarkan dimaksud, yakni berbagai hal yang bisa bermanfaat dan mendatangkan dampak positif lainnya misalnya prestasi bagi anak.
Ia mencontohkan permainan daring atau 'games online', nyatanya apabila anak bisa memainkannya dengan baik dan dengan cara yang benar, di masa kini bisa diarahkan kepada Esport.
Sehingga yang terpenting adalah peran orang tua untuk bisa mendampingi dan mengawasi anak-anaknya dalam memanfaatkan ruang digital yang tersedia.
Adapun sejumlah hal yang harus dicegah dengan adanya pendampingan dan pengawasan dimaksud, seperti masalah kesehatan akibat penggunaan gawai terlalu berlebihan, yakni terganggunya kesehatan mata, masalah tidur, hingga kesulitan konsentrasi.
Kemudian hal lainnya yang harus diwaspadai seperti menurunnya prestasi belajar, terganggunya perkembangan fisik dan sosial dan lainnya.
Untuk itu Lintang mengatakan, para orang tua harus bisa memahami anak sebagai generasi digital yakni generasi yang sudah mengenal media elektronik dan digital sejak lahir, sedangkan orang tua sebagai imigran digital yang dituntut mau belajar agar bisa mengenal dan memahami media elektronik.
"Ini agar pendampingan kepada anak sebagai generasi digital bisa dilakukan secara maksimal oleh para orang tua," ungkapnya.
Adapun ciri-ciri generasi digital yakni dari sisi identitas biasanya ramai-ramai membuat akun di berbagai media sosial dan lainnya untuk membuktikan bawah mereka ada. Sedangkan dari sisi privasi, generasi digital ini cenderung lebih terbuka, blak-blakan dan berpikir agresif.
"Hanya saja di satu sisi orang tua juga diharapkan tidak menghalangi potensi manfaat yang bisa ditawarkan dalam dunia atau ruang digital," kata narasumber Webinar Indonesia Makin Cakap Digital wilayah Palangka Raya Lintang Ratri, Selasa.
Dosen Ilmu Komunikasi Fisip Undip ini menjelaskan, potensi yang dapat ditawarkan dimaksud, yakni berbagai hal yang bisa bermanfaat dan mendatangkan dampak positif lainnya misalnya prestasi bagi anak.
Ia mencontohkan permainan daring atau 'games online', nyatanya apabila anak bisa memainkannya dengan baik dan dengan cara yang benar, di masa kini bisa diarahkan kepada Esport.
Sehingga yang terpenting adalah peran orang tua untuk bisa mendampingi dan mengawasi anak-anaknya dalam memanfaatkan ruang digital yang tersedia.
Adapun sejumlah hal yang harus dicegah dengan adanya pendampingan dan pengawasan dimaksud, seperti masalah kesehatan akibat penggunaan gawai terlalu berlebihan, yakni terganggunya kesehatan mata, masalah tidur, hingga kesulitan konsentrasi.
Kemudian hal lainnya yang harus diwaspadai seperti menurunnya prestasi belajar, terganggunya perkembangan fisik dan sosial dan lainnya.
Untuk itu Lintang mengatakan, para orang tua harus bisa memahami anak sebagai generasi digital yakni generasi yang sudah mengenal media elektronik dan digital sejak lahir, sedangkan orang tua sebagai imigran digital yang dituntut mau belajar agar bisa mengenal dan memahami media elektronik.
"Ini agar pendampingan kepada anak sebagai generasi digital bisa dilakukan secara maksimal oleh para orang tua," ungkapnya.
Adapun ciri-ciri generasi digital yakni dari sisi identitas biasanya ramai-ramai membuat akun di berbagai media sosial dan lainnya untuk membuktikan bawah mereka ada. Sedangkan dari sisi privasi, generasi digital ini cenderung lebih terbuka, blak-blakan dan berpikir agresif.