IHK Kalteng selama November 2021 terjadi inflasi 0,28 persen
Palangka Raya (ANTARA) - Badan Pusat Statistik Kalimantan Tengah mencatat, Indeks Harga Konsumen di provinsi ini pada November 2021, berdasarkan dua kota acuan yakni Palangka Raya dan Sampit, terjadi inflasi 0,28 persen dengan IHK sebesar 107,84.
Kepala BPS Kalteng Eko Marsoro di Palangka Raya, Rabu, mengatakan Inflasi Gabungan Kota Palangka Raya dan Sampit pada November 2021 terjadi karena adanya peningkatan indeks kelompok makanan, minuman dan tembakau (0,58 persen), kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya (0,34 persen),
kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga (0,26 persen), kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga (0,23 persen), kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan (0,17 persen), kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya dan kelompok transportasi (0,08 persen).
"Kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran dan kelompok kesehatan (0,07 persen), serta kelompok pakaian dan alas kaki (0,01 persen)," beber dia.
Baca juga: BPS akan lakukan survei biaya hidup pada 2022
Dikatakan, IHK pada level pedagang eceran di Kalteng dikompilasi berdasarkan gabungan dua kota rujukan, yakni Palangka Raya dan Sampit. Selama November 2021, terjadi inflasi sebesar 0,28 persen atau mengalami kenaikan indeks harga dari 107,54 (Oktober 2021) menjadi 107,84 (November 2021).
"Tingkat inflasi tahun kalender (Januari–November) 2021 sebesar 2,44 persen dan tahun ke tahun (November 2021 terhadap November 2020) sebesar 2,81 persen," kata Eko.
Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga dan memberikan andil inflasi di Kalteng berdasarkan nilai gabungan dari kedua kota acuan yaitu Kota Palangka
Raya dan Kota Sampit pada November 2021, antara lain minyak goreng, telur ayam ras, semangka, ikan gabus, sawi hijau, ikan patin, semen, seng, cabai merah dan pasta gigi.
"Komoditas yang mengalami penurunan harga dan memperlambat laju inflasi gabungan kedua kota itu, yakni kacang panjang, daging ayam ras, mangga, ketimun, tomat, sabun mandi cair, jeruk, ayam hidup, anggur, pewangi cucian/pelembut," demikian Eko.
Baca juga: Pertumbuhan ekonomi Kalteng triwulan III-2021 minus 0,21 persen
Baca juga: Penduduk bekerja di Kalteng per Agustus 2021 meningkat 28,31 orang
Kepala BPS Kalteng Eko Marsoro di Palangka Raya, Rabu, mengatakan Inflasi Gabungan Kota Palangka Raya dan Sampit pada November 2021 terjadi karena adanya peningkatan indeks kelompok makanan, minuman dan tembakau (0,58 persen), kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya (0,34 persen),
kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga (0,26 persen), kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga (0,23 persen), kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan (0,17 persen), kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya dan kelompok transportasi (0,08 persen).
"Kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran dan kelompok kesehatan (0,07 persen), serta kelompok pakaian dan alas kaki (0,01 persen)," beber dia.
Baca juga: BPS akan lakukan survei biaya hidup pada 2022
Dikatakan, IHK pada level pedagang eceran di Kalteng dikompilasi berdasarkan gabungan dua kota rujukan, yakni Palangka Raya dan Sampit. Selama November 2021, terjadi inflasi sebesar 0,28 persen atau mengalami kenaikan indeks harga dari 107,54 (Oktober 2021) menjadi 107,84 (November 2021).
"Tingkat inflasi tahun kalender (Januari–November) 2021 sebesar 2,44 persen dan tahun ke tahun (November 2021 terhadap November 2020) sebesar 2,81 persen," kata Eko.
Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga dan memberikan andil inflasi di Kalteng berdasarkan nilai gabungan dari kedua kota acuan yaitu Kota Palangka
Raya dan Kota Sampit pada November 2021, antara lain minyak goreng, telur ayam ras, semangka, ikan gabus, sawi hijau, ikan patin, semen, seng, cabai merah dan pasta gigi.
"Komoditas yang mengalami penurunan harga dan memperlambat laju inflasi gabungan kedua kota itu, yakni kacang panjang, daging ayam ras, mangga, ketimun, tomat, sabun mandi cair, jeruk, ayam hidup, anggur, pewangi cucian/pelembut," demikian Eko.
Baca juga: Pertumbuhan ekonomi Kalteng triwulan III-2021 minus 0,21 persen
Baca juga: Penduduk bekerja di Kalteng per Agustus 2021 meningkat 28,31 orang