Redistribusi reforma agraria dengan target 12 juta hektare
Jakarta (ANTARA) - Presiden RI Joko Widodo menekankan pemerintah saat ini sedang dalam proses melakukan redistribusi reforma agraria dengan target 12 juta hektare.
Hal itu disampaikan Presiden dalam sambutannya dalam Pembukaan Kongres Ekonomi Umat Islam ke-2 Majelis Ulama Indonesia, yang disaksikan secara virtual, di Jakarta, Jumat.
"Kita sekarang ini dalam proses meredistrbusi reforma agraria yang target kita, sudah mencapai 4,3 juta hektare dari target 12 juta hektare yang ingin kita bagi," ujar Presiden.
Presiden menyampaikan saat ini Indonesia sudah memiliki bank tanah. Pemerintah akan melihat hak guna usaha dan hak guna bangunan yang ditelantarkan untuk mulai dicabut satu persatu.
"Karena banyak sekali. Konsesinya diberikan, lebih dari 20 tahun, 30 tahun, tapi tidak diapa-apakan, sehingga kita tidak bisa memberikan ke yang lain," tuturnya menjelaskan.
Presiden mengatakan siapa pun dapat menyampaikan kepadanya jika memerlukan lahan dengan jumlah sangat besar. Presiden berjanji akan mencarikan lahan asalkan dengan proposal yang jelas.
"Saya pernah menawarkan ini waktu pertemuan di Bandung, karena ada yang menanyakan masalah itu, saya jawab sama, kalau bapak ibu sekalian ada yang memerlukan lahan, dengan jumlah yang sangat besar, silakan disampaikan ke saya, akan saya carikan, akan saya siapkan. Berapa? 10 ribu hektare? bukan meter persegi, hektare. 50 ribu hektare? Tapi dengan sebuah hitung-hitungan proposal juga yang visible, " ujarnya.
Presiden mengatakan semua pihak bisa mengajukan permohonan lahan dengan proposal jelas. Namun, nantinya Kepala Negara yang akan memutuskan lahan di daerah mana yang akan diberikan.
"Tapi jangan menunjuk 'pak saya yang di Kalimantan saja'. Saya yang memutuskan. Oh bapak butuh 10 ribu, saya berikan ada nih di Sumatera. Oh 50 ribu, saya ada nih di Kalimantan," ucap Presiden.
Presiden dalam kesempatan tersebut juga menegaskan bahwa semua lahan yang dimiliki bangsa Indonesia yang ada di bank tanah harus betul-betul produktif.
Hal itu disampaikan Presiden dalam sambutannya dalam Pembukaan Kongres Ekonomi Umat Islam ke-2 Majelis Ulama Indonesia, yang disaksikan secara virtual, di Jakarta, Jumat.
"Kita sekarang ini dalam proses meredistrbusi reforma agraria yang target kita, sudah mencapai 4,3 juta hektare dari target 12 juta hektare yang ingin kita bagi," ujar Presiden.
Presiden menyampaikan saat ini Indonesia sudah memiliki bank tanah. Pemerintah akan melihat hak guna usaha dan hak guna bangunan yang ditelantarkan untuk mulai dicabut satu persatu.
"Karena banyak sekali. Konsesinya diberikan, lebih dari 20 tahun, 30 tahun, tapi tidak diapa-apakan, sehingga kita tidak bisa memberikan ke yang lain," tuturnya menjelaskan.
Presiden mengatakan siapa pun dapat menyampaikan kepadanya jika memerlukan lahan dengan jumlah sangat besar. Presiden berjanji akan mencarikan lahan asalkan dengan proposal yang jelas.
"Saya pernah menawarkan ini waktu pertemuan di Bandung, karena ada yang menanyakan masalah itu, saya jawab sama, kalau bapak ibu sekalian ada yang memerlukan lahan, dengan jumlah yang sangat besar, silakan disampaikan ke saya, akan saya carikan, akan saya siapkan. Berapa? 10 ribu hektare? bukan meter persegi, hektare. 50 ribu hektare? Tapi dengan sebuah hitung-hitungan proposal juga yang visible, " ujarnya.
Presiden mengatakan semua pihak bisa mengajukan permohonan lahan dengan proposal jelas. Namun, nantinya Kepala Negara yang akan memutuskan lahan di daerah mana yang akan diberikan.
"Tapi jangan menunjuk 'pak saya yang di Kalimantan saja'. Saya yang memutuskan. Oh bapak butuh 10 ribu, saya berikan ada nih di Sumatera. Oh 50 ribu, saya ada nih di Kalimantan," ucap Presiden.
Presiden dalam kesempatan tersebut juga menegaskan bahwa semua lahan yang dimiliki bangsa Indonesia yang ada di bank tanah harus betul-betul produktif.