Tingkatkan SDM guru melalui diklat standarisasi metode tilawati
Buntok (ANTARA) - Sebanyak 80 orang peserta di Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah mengikuti diklat standarisasi guru Al Quran level satu dan dua dengan metode tilawati.
"Peserta yang mengikuti diklat standarisasi level satu sebanyak 34 orang dan level dua sebanyak 46 orang," kata ketua panitia pelaksana diklat, Ustadz Muhammad Sibawaihi di Buntok, Sabtu.
Menurut dia, sebanyak 80 orang peserta ini merupakan ustadz dan ustadzah yang mengajarkan Al-Quran kepada santri di Barito Selatan dan ada juga yang berasal dari kabupaten tetangga yakni Barito Timur.
Ia menerangkan, diklat yang dilaksanakan ini dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia (SDM) guru-guru yang menjadi pengajar Al Quran.
Untuk diklat level satu diikuti pemula yang belum mengenal tata cara mengajarkan metode tilawah, sebab walaupun bisa membaca Al Quran, belum tentu bisa mengajar tilawati kalau tidak mengetahui caranya.
"Adapun yang diajarkan dalam diklat level satu tersebut mulai dari hal yang kecil hingga jilid enam, termasuk nada dasar rost," terangnya.
Sedangkan diklat level dua lanjut dia, berupa pengayaan dan pemantapan pada metode tilawati remaja, serta bagaimana mengajarkan Al-Quran pasca jilid satu sampai jilid enam dengan tambahan lagu-lagu.
Dikatakannya, diklat standarisasi guru Al Quran level satu ini pernah dilaksanakan pihaknya sebanyak dua kali dan untuk level dua baru dilaksanakan pada diklat kali ini.
Ia berharap dengan adanya kegiatan tersebut, akan bertambah banyak lagi SDM guru yang mengajarkan Al Quran kepada santri di Barito Selatan. Karena lanjut dia, jumlah santri yang ada di daerah ini sangat banyak dan kendalanya masih kekurangan SDM guru atau ustadz dan ustadzah.
"Melalui diklat inilah menjawab tantangan itu, dan gurunya harus sesuai standar atau kompetensi. Diklat metode tilawati yang diikuti guru ini sesuai standar dari pusat," ucap Ustadz Sibawaihi yang rutin dalam setiap pekan melaksanakan majelis talim di Masjid Besar Al-Munawwarah Buntok.
Sibawaihi juga mengapresiasi banyaknya jumlah peserta diklat dan itu menunjukan antusiasme ustadz dan ustadzah yang ada di Barito Selatan dan Barito Timur untuk mengikuti kegiatan ini.
"Diklat yang diadakan ini dilaksanakan secara swadaya dengan biaya dari masing-masing guru-guru yang menjadi peserta dan juga sedikit tambahan bantuan dari Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Taman Kanak-kanak Al-Quran (LPPTKA) Badan Komunikasi Pemuda Masjid Indonesia (BKPRMI) bersama Tilawati Nurul Azhar," tambah dia.
Sementara itu, Direktur Daerah LPPTKA BKPRMI Barsel Muhammad Husin menyampaikan sangat mendukung kegiatan yang dilaksanakan tersebut.
"Kegiatan dilaksanakan guna menyamakan cara pembelajaran, sehingga sesuai standar yang diterapkan di pusat, baik dari sisi bacaan maupun penerapannya," paparnya.
Sedangkan Kasi Pendidikan Islam pada Kantor Kementerian Agama Barito Selatan, Muhammad Irfan menyampaikan, pihaknya juga sangat mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada LPPTKA BKPRMI, serta Tilawati Nurul Azhar yang melaksanakan diklat.
"Kita juga patut bersyukur, karena di Barito Selatan khususnya di Buntok dalam beberapa waktu terakhir, setiap malam dilaksanakan pengajian dan majelis talim," ungkapnya.
Irfan yang juga Ketua Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur'an (LPTQ) Barito Selatan itu menambahkan, dengan adanya diklat tersebut tidak kesulitan lagi dalam mencari imam sholat lima waktu di masjid, langgar atau musola.
Sebab kata dia, yang menjadi imam terkadang menjadi sorotan dari sisi bacaan ayat Al Quran. Kalau bacaan imamnya bagus, maka secara otomatis makmum khusyuk dalam mengikuti sholat lima waktu.
Menurut dia, melalui kegiatan ini juga, sangat membantu LPTQ Barito Selatan dalam mendukung pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang sudah diprogramkan sebelumnya.
Acara diklat standarisasi guru Al Quran level satu dan dua dengan metode tilawati yang berlangsung di aula kantor Kemenag Barsel selama dua hari itu, menghadirkan instruktur Tilawati dari Pusat Pesantren Nurul Falah, Ustadz M. Choiri.
"Peserta yang mengikuti diklat standarisasi level satu sebanyak 34 orang dan level dua sebanyak 46 orang," kata ketua panitia pelaksana diklat, Ustadz Muhammad Sibawaihi di Buntok, Sabtu.
Menurut dia, sebanyak 80 orang peserta ini merupakan ustadz dan ustadzah yang mengajarkan Al-Quran kepada santri di Barito Selatan dan ada juga yang berasal dari kabupaten tetangga yakni Barito Timur.
Ia menerangkan, diklat yang dilaksanakan ini dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia (SDM) guru-guru yang menjadi pengajar Al Quran.
Untuk diklat level satu diikuti pemula yang belum mengenal tata cara mengajarkan metode tilawah, sebab walaupun bisa membaca Al Quran, belum tentu bisa mengajar tilawati kalau tidak mengetahui caranya.
"Adapun yang diajarkan dalam diklat level satu tersebut mulai dari hal yang kecil hingga jilid enam, termasuk nada dasar rost," terangnya.
Sedangkan diklat level dua lanjut dia, berupa pengayaan dan pemantapan pada metode tilawati remaja, serta bagaimana mengajarkan Al-Quran pasca jilid satu sampai jilid enam dengan tambahan lagu-lagu.
Dikatakannya, diklat standarisasi guru Al Quran level satu ini pernah dilaksanakan pihaknya sebanyak dua kali dan untuk level dua baru dilaksanakan pada diklat kali ini.
Ia berharap dengan adanya kegiatan tersebut, akan bertambah banyak lagi SDM guru yang mengajarkan Al Quran kepada santri di Barito Selatan. Karena lanjut dia, jumlah santri yang ada di daerah ini sangat banyak dan kendalanya masih kekurangan SDM guru atau ustadz dan ustadzah.
"Melalui diklat inilah menjawab tantangan itu, dan gurunya harus sesuai standar atau kompetensi. Diklat metode tilawati yang diikuti guru ini sesuai standar dari pusat," ucap Ustadz Sibawaihi yang rutin dalam setiap pekan melaksanakan majelis talim di Masjid Besar Al-Munawwarah Buntok.
Sibawaihi juga mengapresiasi banyaknya jumlah peserta diklat dan itu menunjukan antusiasme ustadz dan ustadzah yang ada di Barito Selatan dan Barito Timur untuk mengikuti kegiatan ini.
"Diklat yang diadakan ini dilaksanakan secara swadaya dengan biaya dari masing-masing guru-guru yang menjadi peserta dan juga sedikit tambahan bantuan dari Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Taman Kanak-kanak Al-Quran (LPPTKA) Badan Komunikasi Pemuda Masjid Indonesia (BKPRMI) bersama Tilawati Nurul Azhar," tambah dia.
Sementara itu, Direktur Daerah LPPTKA BKPRMI Barsel Muhammad Husin menyampaikan sangat mendukung kegiatan yang dilaksanakan tersebut.
"Kegiatan dilaksanakan guna menyamakan cara pembelajaran, sehingga sesuai standar yang diterapkan di pusat, baik dari sisi bacaan maupun penerapannya," paparnya.
Sedangkan Kasi Pendidikan Islam pada Kantor Kementerian Agama Barito Selatan, Muhammad Irfan menyampaikan, pihaknya juga sangat mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada LPPTKA BKPRMI, serta Tilawati Nurul Azhar yang melaksanakan diklat.
"Kita juga patut bersyukur, karena di Barito Selatan khususnya di Buntok dalam beberapa waktu terakhir, setiap malam dilaksanakan pengajian dan majelis talim," ungkapnya.
Irfan yang juga Ketua Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur'an (LPTQ) Barito Selatan itu menambahkan, dengan adanya diklat tersebut tidak kesulitan lagi dalam mencari imam sholat lima waktu di masjid, langgar atau musola.
Sebab kata dia, yang menjadi imam terkadang menjadi sorotan dari sisi bacaan ayat Al Quran. Kalau bacaan imamnya bagus, maka secara otomatis makmum khusyuk dalam mengikuti sholat lima waktu.
Menurut dia, melalui kegiatan ini juga, sangat membantu LPTQ Barito Selatan dalam mendukung pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang sudah diprogramkan sebelumnya.
Acara diklat standarisasi guru Al Quran level satu dan dua dengan metode tilawati yang berlangsung di aula kantor Kemenag Barsel selama dua hari itu, menghadirkan instruktur Tilawati dari Pusat Pesantren Nurul Falah, Ustadz M. Choiri.