Varietas Hibrida Supadi 89 di Bataguh hasilkan tujuh ton gabah per hektare

id Padi varietas hibrida, padi, pertanian, food estate, bataguh, kapuas, kalteng, beras, ketahanan pangan, surplus

Varietas Hibrida Supadi 89 di Bataguh hasilkan tujuh ton gabah per hektare

Pemanenan padi di food estate Kecamatan Bataguh Kabupaten Kapuas, Sabtu, (5/3/2022). (ANTARA/Dokumentasi Pribadi)

Palangka Raya (ANTARA) - Varietas padi Hibrida Supadi 89 yang dikembangkan di Kecamatan Bataguh, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, mampu menghasilkan sekitar tujuh ton gabah per hektare.

"Varietas ini dinilai cocok dikembangkan di wilayah Bataguh yang masuk dalam kawasan pengembangan food estate," kata Gubernur Kalteng Sugianto Sabran di Palangka Raya, Rabu.

Sugianto menegaskan, pihaknya terus berupaya meningkatkan dan mengoptimalkan pengembangan kawasan food estate ini di Kalteng, sehingga menjadi lumbung pangan nasional.

Kepala Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Peternakan (TPHP) Kalteng Riza Rahmadi menambahkan, untuk kawasan Bataguh ini kebanyakan menggunakan varietas Hibrida Supadi 89 dengan daun yang agak lebar.

Dalam hal ini, pihaknya juga berterima kasih kepada petani di Desa Terusan Mulya, Terusan Karya, dan Terusan Makmur. Selama ini mereka sudah familiar dengan varietas hibrida.

"Hasilnya pun juga benar-benar maksimal, yakni bisa sekitar 7 ton gabah per hektare," terangnya.

Disampaikannya, luas tanam di Kecamatan Bataguh mencapai 3.677 hektare, terdiri dari Desa Terusan Mulya 1.289 hektare, Desa Terusan Karya 1.195 hektare, serta Desa Terusan Makmur 1.193 hektare.

"Total tanam itu sudah dilakukan pemanenan pada lahan seluas 420 hektare. Sebanyak 3.257 hektare diprediksi masuk masa panen pada 10-15 maret 2022 ini," paparnya.

Koordinator Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Bataguh, Kariyadi mengatakan khusus untuk wilayah Desa Terusan Mulya hampir tidak ada kendala produksi.

Bahkan saat wilayah lain tidak panen karena banjir, di wilayah Terusan Mulya masih aman, serta kegiatan budi daya juga tidak ada kendala.

"Penanaman yang dilaksanakan serentak membuat penanganan hama lebih mudah dilakukan," jelasnya.

Sementara itu Ketua Kelompok Tani Margo Mulyo Desa Terusan Mulya, Rahmad mengatakan, kecocokan varietas hibrida cukup baik terutama dalam menghadapi hama dan penyakit.