Buntok (ANTARA) - Tim visitasi hemodialisis Perhimpunan Nefrologi Indonesia (Pernefri) wilayah Jawa Timur dan Kalimantan menilai pelayanan hemodialisis di RSUD Jaraga Sasameh Buntok, Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah sudah optimal.
"Berdasarkan hasil pemantauan, pelayanan yang diberikan RSUD Jaraga Sasameh Buntok kepada pasiennya sudah berjalan dengan baik," kata Supervisor Tim Visitasi Hemodialisis Pernefri, dr Widodo saat kunjungan di Buntok, Senin.
Dia juga menilai, peralatan yang digunakan RSUD Jaraga Sasameh Buntok dalam memberikan pelayanan cuci darah terhadap pasiennya sudah memadai.
Dikatakan Widodo, pelayanan sub spesialis dengan teknologi tinggi ini memang perlu dilakukan pendampingan secara berkala, karena, pelayanan yang dilakukan terhadap setiap pasien dialisis ini dua sampai tiga kali dalam setiap minggunya.
"Oleh karena itu, kami memberikan konsultasi dan arahan, baik dalam medis, perizinan maupun kegiatan-kegiatan lain. Kita juga memang selalu melakukan pemantauan dan selalu ada perbaikan-perbaikan yang kita lakukan. Berdasarkan evaluasi ini, pelayanannya sudah sangat optimal," ucap dr Widodo.
Terkait tingginya penderita gangguan ginjal, Widodo menyebut penyebab penyakit ginjal terbanyak di Indonesia ini disebabkan hipertensi dan diabetes melitus.
Baca juga: KONI Barsel bersiap hadapi Porprov Kalteng
Untuk itu, bagi orang yang memiliki penyakit diabetes, dan hipertensi harus berobat secara teratur guna mengendalikan gula darah bagi yang terkena penyakit diabetes dan tekanan darah bagi yang memiliki penyakit hipertensi.
"Berobatlah secara teratur agar tekanan darah terkendali dan gula darah juga bisa terkendali, sehingga gangguan fungsi ginjal bisa dicegah," jelasnya.
Sementara itu Direktur RSUD Jaraga Sasameh Buntok, dr Norman Wahyu pada kesempatan itu mengucapkan terima kasih kepada dr Widodo selaku supervisor hemodialisa wilayah Jawa Timur dan Kalimantan yang telah berkunjung.
"Kunjungan ini merupakan kunjungan rutin dalam setiap tahunnya guna memantau kegiatan hemodialisa disejumlah daerah termasuk di RSUD Jaraga Sasameh Buntok," terangnya.
Hal itu dilakukan dalam upaya meningkatkan dan menjaga kualitas pelayanan terhadap pasien-pasien yang memerlukan hemodialisa atau cuci darah ini bisa berjalan sesuai dengan aturan yang telah ditentukan.
"Untuk jumlah pasien yang melakukan cuci darah di RSUD Jaraga Sasameh Buntok ini sebanyak 27 orang dan rata-rata setiap pasien hemodialisa melakukan cuci darah dua kali dalam setiap minggu," demikian dr Norman Wahyu.
Baca juga: Kapolres Barsel ingatkan distributor tidak menimbun minyak goreng
Baca juga: Ketua Puspa Barsel: Pengurus kecamatan diminta jalankan program hingga desa
Baca juga: Bahas pelayanan Puskesmas ke pasien BPJS, DPRD Barsel bakal adakan RDP