Jokowi diterima Rusia-Ukraina hanya dalam waktu berdekatan
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyebutkan bahwa hanya Presiden Joko Widodo sebagai pemimpin negara yang diterima Rusia dan Ukraina dalam waktu berdekatan.
"Tidak ada pemimpin Negara yang diterima kedua belah pihak dalam waktu dekat. Ini hanya Bapak Presiden dan itu Pak Jokowi, jadi menunjukkan kedua pemimpin yang sedang bertikai itu menerima kehadiran Bapak Jokowi," kata dia, usai memberikan keterangan pers terkait evaluasi PPKM di Istana Negara, Jakarta, Senin.
Ia menillai bahwa Jokowi diterima secara baik oleh Presiden Rusia, Vladimir Putin, dan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, pada saat kedua negara tersebut masih berstatus perang.
Adapun lawatan Jokowi ke Ukraina dan Rusia mengutamakan isu ketersediaan dan rantai pasok pangan global agar ketahanan pangan dunia bisa terjaga dimana Jokowi berpesan agar ekspor gandum dari Ukraina, serta ekspor komoditas pangan dan pupuk dari Rusia bisa kembali aktif ke dalam rantai pasok global.
"Itu jadi bagian dari proses perdamaian dan proses perdamaian kan sebuah proses yang berjalan terus, bukan instan, jadi ini merupakan awal yang baik," kata Airlangga.
Sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Teuku Faizasyah, menyebutkan, Jokowi menjadi pemimpin pertama dari kawasan Asia yang mengunjungi Ukraina, guna membawa misi damai, sejak negara itu mulai menghadapi invasi Rusia pada Februari lalu.
"Yang perlu kita garisbawahi, Bapak Presiden (Jokowi) adalah satu-satunya pimpinan dari Asia yang bisa melakukan kunjungan ke dua tempat dalam satu rangkaian kunjungan, ke Ukraina dan ke Rusia. Sudah bertemu dengan Presiden Ukraina dan akan bertemu Presiden (Vladimir) Putin," kata Faizasyah.
Kedatangan Jokowi di Ukraina pada Rabu (29/6) disambut Zelenskyy di Istana Mariinsky, Kiev. Dalam pertemuan itu, Jokowi menyampaikan kunjungannya merupakan wujud kepedulian Indonesia untuk Ukraina.
"Saya menawarkan diri untuk membawa pesan dari Presiden Zelenskyy untuk Presiden Putin yang akan saya kunjungi segera," tutur dia.
Pada Kamis (30/6), dia bertolak ke Moskow, Rusia, untuk melanjutkan lawatan perdamaian dan bertemu Putin.
"Tidak ada pemimpin Negara yang diterima kedua belah pihak dalam waktu dekat. Ini hanya Bapak Presiden dan itu Pak Jokowi, jadi menunjukkan kedua pemimpin yang sedang bertikai itu menerima kehadiran Bapak Jokowi," kata dia, usai memberikan keterangan pers terkait evaluasi PPKM di Istana Negara, Jakarta, Senin.
Ia menillai bahwa Jokowi diterima secara baik oleh Presiden Rusia, Vladimir Putin, dan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, pada saat kedua negara tersebut masih berstatus perang.
Adapun lawatan Jokowi ke Ukraina dan Rusia mengutamakan isu ketersediaan dan rantai pasok pangan global agar ketahanan pangan dunia bisa terjaga dimana Jokowi berpesan agar ekspor gandum dari Ukraina, serta ekspor komoditas pangan dan pupuk dari Rusia bisa kembali aktif ke dalam rantai pasok global.
"Itu jadi bagian dari proses perdamaian dan proses perdamaian kan sebuah proses yang berjalan terus, bukan instan, jadi ini merupakan awal yang baik," kata Airlangga.
Sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Teuku Faizasyah, menyebutkan, Jokowi menjadi pemimpin pertama dari kawasan Asia yang mengunjungi Ukraina, guna membawa misi damai, sejak negara itu mulai menghadapi invasi Rusia pada Februari lalu.
"Yang perlu kita garisbawahi, Bapak Presiden (Jokowi) adalah satu-satunya pimpinan dari Asia yang bisa melakukan kunjungan ke dua tempat dalam satu rangkaian kunjungan, ke Ukraina dan ke Rusia. Sudah bertemu dengan Presiden Ukraina dan akan bertemu Presiden (Vladimir) Putin," kata Faizasyah.
Kedatangan Jokowi di Ukraina pada Rabu (29/6) disambut Zelenskyy di Istana Mariinsky, Kiev. Dalam pertemuan itu, Jokowi menyampaikan kunjungannya merupakan wujud kepedulian Indonesia untuk Ukraina.
"Saya menawarkan diri untuk membawa pesan dari Presiden Zelenskyy untuk Presiden Putin yang akan saya kunjungi segera," tutur dia.
Pada Kamis (30/6), dia bertolak ke Moskow, Rusia, untuk melanjutkan lawatan perdamaian dan bertemu Putin.