Seorang balita ditemukan tidak bernyawa di selokan saat banjir di Kotim

id Seorang balita ditemukan tidak bernyawa di selokan saat banjir di Kotim, sampit, kotim, Kotawaringin Timur, banjir

Seorang balita ditemukan tidak bernyawa di selokan saat banjir di Kotim

Ilustrasi - Salah satu desa di Kotawaringin Timur yang sedang terendam banjir cukup parah. ANTARA/HO-BPBD Ko

Sampit (ANTARA) - Seorang balita berusia 1,5 tahun ditemukan tidak bernyawa di selokan depan rumahnya di Desa Bawan Kecamatan Mentaya Hulu Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah saat banjir melanda, Senin (12/9). 

"Korban ditemukan di selokan yang dalamnya sekitar satu meter. Kondisinya sudah meninggal dunia," kata Kapolres Kotim AKBP Sarpani melalui Kapolsek Mentaya Hulu Ipda Uberson, Selasa. 

Lokasi kejadian berjarak sekitar 141 kilometer dari Sampit Ibu Kota Kabupaten Kotawaringin Timur. Sepekan terakhir, belasan desa di wilayah utara dilanda banjir, termasuk Desa Bawan. 

Saat kejadian, banjir masih merendam jalan dan halaman rumah warga. Korban berada di rumah bersama dengan neneknya. 

Sang nenek kemudian ke luar rumah untuk menjemur pakaian. Perempuan tersebut lupa memasang pagar yang biasanya digunakan agar sang cucu tidak berjalan ke luar rumah. 

Saat kembali ke rumah, perempuan tersebut kaget karena sang cucu tidak ada di rumah. Anak laki-laki itu diduga ke luar rumah tanpa sepengetahuan sang nenek yang saat itu menjemur pakaian. 

Pihak keluarga kemudian mencari balita tersebut. Mereka dibuat histeris karena menemukan balita lucu itu ditemukan di selokan depan rumah sudah dalam kondisi tidak bisa diselamatkan. 

Baca juga: Legislator Kotim soroti lemahnya pengawasan di eks lokalisasi

Jenazah balita tersebut sudah dimakamkan oleh keluarganya di Desa Tanjung Jariangau Kecamatan Mentaya Hulu. Kejadian ini menimbulkan duka mendalam bagi pihak keluarga. 

"Kami mengimbau masyarakat untuk waspada, terlebih yang lingkungannya sedang dilanda banjir. Jaga dan prioritaskan keselamatan anggota keluarga, terlebih jika ada anak kecil," harap Uberson. 

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotawaringin Timur Rihel mengaku sudah mendapat informasi tersebut. Pihaknya turut berduka cita mendalam kepada keluarga korban. 

"Kami mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan saat beraktivitas, apalagi jika sedang dilanda banjir. Jaga anak-anak kita karena situasi seperti itu sangat rawan. Perlu pengawas ekstra. Mudah-mudahan kejadian seperti ini tidak sampai terulang lagi," harap Rihel. 

Rihel menyebutkan, saat ini sedikitnya ada 19 desa terendam di tujuh kecamatan. Dia mengimbau masyarakat lebih waspada karena curah hujan masih tinggi di wilayah hulu sehingga dikhawatirkan akan membuat banjir semakin meluas. 

Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur telah menetapkan status Tanggal Darurat Banjir selama 14 hari, terhitung 5 hingga 19 September. Jika banjir belum surut, tidak menutup kemungkinan status tersebut diperpanjang. 

Baca juga: Pemkab Kotim laksanakan arahan presiden tingkatkan pengendalian inflasi

Baca juga: Anggota Polda Kalteng tingkatkan kemampuan SAR di Pantai Ujung Pandaran

Baca juga: Pemkab Kotim usulkan perlindungan 13.312 hektare lahan pertanian pangan