Sampit (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah mencatat, saat ini sebanyak 6.804 jiwa terdampak banjir yang sedang melanda di lima kecamatan.
"Sebagian warga ada yang bertahan di rumah mereka, ada pula yang mengungsi ke rumah kerabat mereka. Saat ini curah hujan masih tinggi sehingga perlu diwaspadai," kata Kepala Pelaksana BPBD Kotawaringin Timur Rihel di Sampit, Minggu.
Banjir yang di dominasi wilayah utara atau kawasan hulu tersebut terus meluas. Jika kemarin laporan yang masuk ke BPBD ada 25 desa yang terendam banjir, kini jumlahnya bertambah menjadi 27 desa.
Rihel menyebutkan, berdasarkan data yang masuk pada Minggu pukul 05.40 WIB, banjir merendam 27 desa yang tersebar di lima kecamatan yaitu Tualan Hulu, Telaga Antang, Mentaya Hulu, Parenggean dan Kota Besi.
Ketinggian air dari jalan desa bervariasi, mulai dari 30 centimeter hingga lebih dari dua meter. Kondisi lebih parah perlu diwaspadai karena hujan masih kerap terjadi sehingga bisa memicu sungai semakin meluap dan merendam permukiman.
Baca juga: Pawai taaruf memeriahkan peringatan Maulid Nabi di Sampit disambut antusias
Berdasarkan data dihimpun BPBD Kotawaringin Timur, banjir menyebabkan dampak terhadap 1.793 Kepala keluarga, 6.804 jiwa, 1.295 rumah, 12 rumah ibadah, delapan sekolah dan tiga fasilitas kesehatan.
"Kami terus memantau perkembangan dari waktu ke waktu. Bantuan juga didistribusikan untuk membantu warga kita yang mengalami musibah banjir," ujar Rihel.
Selain dari pemerintah daerah, sejumlah pihak juga mulai memberikan bantuan untuk korban banjir, di antaranya perusahaan perkebunan kelapa sawit, komunitas jeep dan trail bersama PKK, Universitas Palangka Raya dan pihak lainnya.
Sementara itu berdasarkan prakiraan BMKG Stasiun Meteorologi Haji Asan Sampit, hujan berpotensi terjadi di seluruh kecamatan di Kotawaringin Timur mulai pukul 13.00 WIB hingga 01.00 WIB.
Untuk itu masyarakat diimbau mengantisipasi terhadap kemungkinan dampak jika hujan terjadi sesuai prakiraan tersebut pada rentang waktu tersebut.
Baca juga: Pembangunan pabrik pengolahan limbah medis tunggu kelengkapan perizinan pusat
Baca juga: Bupati Kotim: Plasma sawit bisa dalam bentuk nilai hasil panen
Baca juga: Pemkab Kotim alokasikan Rp800 juta untuk penimbunan jalan menuju sirkuit