Chipset itu dijelaskan Qualcomm telah membawa peningkatan kinerja sebesar 30 persen untuk kinerja termal sedangkan memiliki peningkatan daya berkelanjutan sebesar 50 persen dibandingkan generasi sebelumnya.
Mengutip GSM Arena, Kamis, chip itu juga telah hadir dengan saluran pemrosesan gambar baru yang membuatnya rendah latensi kurang dari 10 ms (milisekon) sehingga video lebih penuh warna saat digunakan menjajal realitas campuran yang terdiri dari virtual reality maupun augmented reality.
Baca juga: Asus ROG Phone 6 series dirilis dengan harga mulai Rp11 juta
Lebih lanjut, keunggulan dari segi video tentunya semakin ditingkatkan mengingat realitas campuran sangat membutuhkan visual yang kuat.
Fitur unggulan lainnya dalam chipset itu ialah mampu mendukung video dengan tampilan 360 derajat dengan resolusi 8K 60 fps, lalu ada juga teknologi bernama "concurrent perception" yang memungkinkan pengguna bisa melihat persepsi lebih nyata dari segala arah dan mampu mengontrol gerak kepala dan tangan dengan lebih baik.
Keunggulan lainnya ialah dukungan rekonstruksi 3D, pemetaan ruang otomatis, serta kerapatan piksel yang tinggi.
Jika membicarakan produk teranyar Meta, Qualcomm tidak hanya hadir di Meta Quest Pro saja tapi juga di produk pengontrolnya yang bernama Meta Quest Touch Pro.
Meta Quest Touch Pro yang ditenagai Snapdragon 662 memungkinkan chipset di Meta Quest Pro untuk melacak beberapa posisi kamera yang tertanam dan memberikan kinerja yang baik dengan latensi rendah ke headset-nya.
Belum diketahui apakah chipset Snapdragon XR2+ Gen 1 akan muncul di produk-produk AR maupun VR dari jenama lain selain Meta, namun hingga saat ini generasi pertamanya yaitu Snapdragon XR sudah hadir di lebih 60 perangkat XR (extended reality) secara global.
Baca juga: Samsung Galaxy S23 dibekali chipset Snapdragon 8 Gen 2?
Baca juga: Ini spesifikasi ROG Phone 6 yang dibekali Snapdragon 8+ Gen 1
Baca juga: Peluncuran Snapdragon 8 Gen 1+ diperkirakan tertunda