Dinkes Palangka Raya gencarkan antisipasi penyebaran TBC
Palangka Raya (ANTARA) - Kepala Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), Andjar Hari Purnomo menyatakan bahwa pihaknya saat itu terus berupaya meningkatkan antisipasi penyebaran penyakit Tuberkulosis (TBC).
"Melalui pusat-pusat layanan kesehatan masyarakat kami terus mengedukasi masyarakat terkait bahaya TBC dan cara pencegahan hingga cara penanganan," kata Andjar di Palangka Raya, Selasa.
Dia mengatakan, upaya itu dilakukan untuk meningkatkan peran masyarakat dalam mengantisipasi penyebaran TBC. Partisipasi aktif warga sangat penting agar penyakit yang cepat dan mudah menular itu dapat diminimalkan. Apalagi, sejak awal tahun 2022 lalu, pihaknya mencatat 502 kasus TBC. Penyebaran penyakit gangguan pernapasan di wilayah "Kota Cantik" naik dibanding kasus selama tahun lalu yang tercatat 421 kasus.
Andjar pun minta masyarakat mewaspadai dan memahami gejala seseorang terjangkit TBC. Gejala itu seperti batuk selama tiga minggu atau lebih tanpa jeda. Batuk tersebut disertai dengan dahak atau darah. Kemudian, penderita juga mengalami nyeri dada saat bernapas atau batuk, berkeringat di malam hari, hilang nafsu makan, penurunan berat badan, demam dan menggigil serta mudah lelah.
Baca juga: DLH: Swalayan di Palangka Raya mulai tak gunakan kantong plastik
Dia mengatakan, upaya pencegahan penularan TBC dengan pelaksanaan vaksinasi BCG, menutup mulut saat bersin, batuk, atau tertawa. Jika menutup mulut dan hidung menggunakan tisu, segera buang setelah digunakan.
"Jangan membuang dahak atau meludah sembarangan dan pastikan rumah memiliki sirkulasi udara yang baik. Sering membuka pintu dan jendela rumah. Jangan tidur sekamar dengan orang lain sampai dokter menyatakan TBC yang diderita telah sampai pada tahap tidak menular," katanya.
TBC merupakan penyakit menular yang masih menjadi momok di masyarakat, namun cenderung belum dianggap penting untuk diberantas. Penyebaran penyakit ini berdampak serius terhadap kesehatan karena sampai dapat menyebabkan kematian. Untuk itu diperlukan penanganan segera dan intensif agar seseorang dinyatakan telah sembuh dari TBC.
Baca juga: BPBD Palangka Raya minta warga waspada banjir kiriman
Baca juga: BPBD Palangka Raya maksimalkan peran FPRB tekan risiko bencana
Baca juga: ASN di lingkup DPRD Palangka Raya diminta melek teknologi
"Melalui pusat-pusat layanan kesehatan masyarakat kami terus mengedukasi masyarakat terkait bahaya TBC dan cara pencegahan hingga cara penanganan," kata Andjar di Palangka Raya, Selasa.
Dia mengatakan, upaya itu dilakukan untuk meningkatkan peran masyarakat dalam mengantisipasi penyebaran TBC. Partisipasi aktif warga sangat penting agar penyakit yang cepat dan mudah menular itu dapat diminimalkan. Apalagi, sejak awal tahun 2022 lalu, pihaknya mencatat 502 kasus TBC. Penyebaran penyakit gangguan pernapasan di wilayah "Kota Cantik" naik dibanding kasus selama tahun lalu yang tercatat 421 kasus.
Andjar pun minta masyarakat mewaspadai dan memahami gejala seseorang terjangkit TBC. Gejala itu seperti batuk selama tiga minggu atau lebih tanpa jeda. Batuk tersebut disertai dengan dahak atau darah. Kemudian, penderita juga mengalami nyeri dada saat bernapas atau batuk, berkeringat di malam hari, hilang nafsu makan, penurunan berat badan, demam dan menggigil serta mudah lelah.
Baca juga: DLH: Swalayan di Palangka Raya mulai tak gunakan kantong plastik
Dia mengatakan, upaya pencegahan penularan TBC dengan pelaksanaan vaksinasi BCG, menutup mulut saat bersin, batuk, atau tertawa. Jika menutup mulut dan hidung menggunakan tisu, segera buang setelah digunakan.
"Jangan membuang dahak atau meludah sembarangan dan pastikan rumah memiliki sirkulasi udara yang baik. Sering membuka pintu dan jendela rumah. Jangan tidur sekamar dengan orang lain sampai dokter menyatakan TBC yang diderita telah sampai pada tahap tidak menular," katanya.
TBC merupakan penyakit menular yang masih menjadi momok di masyarakat, namun cenderung belum dianggap penting untuk diberantas. Penyebaran penyakit ini berdampak serius terhadap kesehatan karena sampai dapat menyebabkan kematian. Untuk itu diperlukan penanganan segera dan intensif agar seseorang dinyatakan telah sembuh dari TBC.
Baca juga: BPBD Palangka Raya minta warga waspada banjir kiriman
Baca juga: BPBD Palangka Raya maksimalkan peran FPRB tekan risiko bencana
Baca juga: ASN di lingkup DPRD Palangka Raya diminta melek teknologi