DPRD Kotim dorong penambahan frekuensi penerbangan di Sampit
Sampit (ANTARA) - Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Muhammad Kurniawan Anwar mendorong upaya penambahan frekuensi penerbangan di Bandara Haji Asan Sampit untuk memenuhi terus meningkatnya kebutuhan transportasi udara di daerah ini.
"Kami tegaskan kepada Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur agar dapat mencarikan solusi untuk mengatasi masalah ini," kata Kurniawan di Sampit.
Politisi PAN mengaku, dalam beberapa bulan ini pihaknya memantau aktivitas di Bandara Haji Asan Sampit cukup padat. Bahkan di hari-hari biasa juga terpantau padat.
Sangat disayangkan, minat penumpang yang tinggi tidak diimbangi dengan jumlah penerbangan yang sesuai. Seperti untuk penerbangan rute Sampit-Jakarta hanya ada satu kali dalam sehari dan itu pun ada hari tertentu yang tidak ada penerbangan ke Jakarta.
Kondisi ini menjadi kendala bagi pengguna jasa transportasi udara karena tidak banyak pilihan jadwal penerbangan. Dampaknya jelas, terjadi disparitas harga tiket yang tinggi sehingga sebagian memilih terbang melalui bandara di daerah lain seperti Palangka Raya dan Pangkalan Bun.
"Harga tiket yang tinggi dan sesekali tidak konsistennya jadwal penerbangan, tentu menjadi masalah yang perlu diselesaikan. Sebab, potensi Kotim yang besar ini harus bisa dioptimalkan," tambah Kurniawan.
Kurniawan mendorong pemerintah kabupaten meningkatkan sinergitas dengan otoritas Bandara Haji Asan Sampit untuk melakukan pendekatan kepada sejumlah maskapai agar mau beroperasi di Sampit.
Jika ini terwujud maka masyarakat bisa lebih banyak pilihan penerbangan serta akan terjadi kompetisi yang sehat antar maskapai yang membuat harga tiket lebih murah dan pelayanan meningkat.
"Upaya yang perlu dilakukan juga tentunya yaitu rencana penambahan panjang landasan pun harus segera direalisasikan. Kalau fasilitas bandara semakin bagus maka maskapai juga tidak ragu memutuskan beroperasi melayani penerbangan dari dan ke Sampit," demikian Kurniawan.
Harapan yang sama disampaikan Ali, warga Sampit. Dia mengeluhkan jadwal penerbangan yang terbatas serta harga tiket yang lebih mahal dibandingkan dengan bandara di daerah lain.
Seperti tiket penerbangan rute Sampit-Jakarta untuk kelas ekonomi rata-rata dibanderol Rp1.531.200 per penumpang. Tarif itu lebih tinggi dibanding rute Palangka Raya-Jakarta di Bandara Tjilik Riwut yang hanya berkisar antara Rp931.000 sampai Rp1.282.800 per penumpang.
"Pemerintah daerah perlu mengupayakan solusi masalah ini supaya kegiatan perekonomian juga semakin meningkat. Kami berharap frekuensi penerbangan bertambah dan harga tiket juga semakin murah, tentu tanpa mengabaikan pelayanan dan keselamatan," demikian Ali.
"Kami tegaskan kepada Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur agar dapat mencarikan solusi untuk mengatasi masalah ini," kata Kurniawan di Sampit.
Politisi PAN mengaku, dalam beberapa bulan ini pihaknya memantau aktivitas di Bandara Haji Asan Sampit cukup padat. Bahkan di hari-hari biasa juga terpantau padat.
Sangat disayangkan, minat penumpang yang tinggi tidak diimbangi dengan jumlah penerbangan yang sesuai. Seperti untuk penerbangan rute Sampit-Jakarta hanya ada satu kali dalam sehari dan itu pun ada hari tertentu yang tidak ada penerbangan ke Jakarta.
Kondisi ini menjadi kendala bagi pengguna jasa transportasi udara karena tidak banyak pilihan jadwal penerbangan. Dampaknya jelas, terjadi disparitas harga tiket yang tinggi sehingga sebagian memilih terbang melalui bandara di daerah lain seperti Palangka Raya dan Pangkalan Bun.
"Harga tiket yang tinggi dan sesekali tidak konsistennya jadwal penerbangan, tentu menjadi masalah yang perlu diselesaikan. Sebab, potensi Kotim yang besar ini harus bisa dioptimalkan," tambah Kurniawan.
Kurniawan mendorong pemerintah kabupaten meningkatkan sinergitas dengan otoritas Bandara Haji Asan Sampit untuk melakukan pendekatan kepada sejumlah maskapai agar mau beroperasi di Sampit.
Jika ini terwujud maka masyarakat bisa lebih banyak pilihan penerbangan serta akan terjadi kompetisi yang sehat antar maskapai yang membuat harga tiket lebih murah dan pelayanan meningkat.
"Upaya yang perlu dilakukan juga tentunya yaitu rencana penambahan panjang landasan pun harus segera direalisasikan. Kalau fasilitas bandara semakin bagus maka maskapai juga tidak ragu memutuskan beroperasi melayani penerbangan dari dan ke Sampit," demikian Kurniawan.
Harapan yang sama disampaikan Ali, warga Sampit. Dia mengeluhkan jadwal penerbangan yang terbatas serta harga tiket yang lebih mahal dibandingkan dengan bandara di daerah lain.
Seperti tiket penerbangan rute Sampit-Jakarta untuk kelas ekonomi rata-rata dibanderol Rp1.531.200 per penumpang. Tarif itu lebih tinggi dibanding rute Palangka Raya-Jakarta di Bandara Tjilik Riwut yang hanya berkisar antara Rp931.000 sampai Rp1.282.800 per penumpang.
"Pemerintah daerah perlu mengupayakan solusi masalah ini supaya kegiatan perekonomian juga semakin meningkat. Kami berharap frekuensi penerbangan bertambah dan harga tiket juga semakin murah, tentu tanpa mengabaikan pelayanan dan keselamatan," demikian Ali.