Palangka Raya (ANTARA) - Ketua Komisi B DPRD Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah Nenie Adriati Lambung meminta kepada masyarakat tidak perlu panik dengan kenaikan harga bahan pangan di pasar tradisional ketika menjelang bulan Ramadhan 1444 Hijriah.
"Pemkot Palangka Raya melalui instansinya tentunya sudah mengantisipasi terkait hal tersebut, maka dari itu masyarakat tidak perlu panik, karena ketersedian bahan pokok di daerah kita masih aman," katanya di Palangka Raya, Sabtu.
Dia menuturkan, pemkot setempat ketika harga kebutuhan pangan mengalami kenaikan dengan angka yang tidak wajar dan beberapa komoditas hilang dari pasaran, tentunya akan menggelar pasar murah atau pasar penyeimbang.
Fungsi pasar penyeimbang tersebut untuk mengantisipasi terjadinya kelangkaan komoditas yang selama ini menjadi kebutuhan masyarakat, terkhusus bagi ibu rumah tangga dan pengusaha kuliner di daerah setempat.
"Saya dapat informasi sampai saat ini stok pangan kita masih aman sampai Ramadhan bahkan Hari Raya Idul Fitri nanti, maka dari itu ketika ada kenaikan itu sifatnya hanya fluktuatif dan masih di batas kewajaran," ucap Nenie.
Srikandi di DPRD Kota Palangka Raya itu mengimbau kepada seluruh masyarakat, apabila ada oknum-oknum masyarakat yang melakukan penimbunan barang agar barang menjadi langka di pasaran segera laporkan ke pihak yang berwajib.
Laporan tersebut tentunya akan segera ditindaklanjuti, karena ulah oknum-oknum tersebutlah yang membuat resah masyarakat serta hanya ingin meraup keuntungan besar sendiri.
"Pada intinya jangan takut, ketika melihat ada oknum seseorang yang menimbun bahan pangan laporkan, agar yang bersangkutan segera ditindak tegas dan itu kalau bisa jangan sampai terjadi," demikian Nenie Adriati Lambung.
Sementara itu berdasarkan pantauan Dinas Perdagangan Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian (DPKUKMP) Kota Palangka Raya harga sejumlah harga komoditas beberapa hari lalu mengalami kenaikan seperti cabai keriting semula di harga Rp35 ribu per kilogramnya menjadi Rp50 ribu.
Sedangkan untuk harga cabai rawit merah dan hijau semula di harga Rp55 ribu per kilogramnya menjadi Rp80 ribu per kilogramnya dan harga tersebut mengalami kenaikan yang bersifat fluktuatif.