Los Angeles, AS (ANTARA) - SpaceX membatalkan peluncuran roket Starship canggihnya pada Senin (17/4) pagi waktu setempat akibat masalah teknis.
Peluncuran yang menandai penerbangan uji coba pertama roket Starship dan Super Heavy SpaceX yang terintegrasi penuh itu dijadwalkan pada pukul 08.20 Central Time atau pukul 20.20 WIB dari Starbase milik SpaceX di Negara Bagian Texas, Amerika Serikat (AS).
Dengan hitung mundur yang tinggal beberapa menit lagi, sebuah katup penekan terlihat membeku, menurut Elon Musk, pendiri, CEO, sekaligus kepala teknisi SpaceX.
Kemudian, SpaceX mengonfirmasi pembatalan upaya uji penerbangan pada Senin itu, seraya mengatakan bahwa tim sedang mengupayakan penerbangan pada kesempatan berikutnya.
"Belajar banyak hari ini, saat ini tengah membongkar propelan, mencoba kembali dalam beberapa hari," cuit Musk.
Waktu peluncuran baru belum diumumkan.
Peluncuran itu dilakukan usai Administrasi Penerbangan Federal (Federal Aviation Administration) AS pada Jumat (14/4) menyetujui peluncuran roket setinggi hampir 120 meter milik SpaceX tersebut dari Situs Peluncuran Boca Chica di Cameron County, Texas.
Pesawat luar angkasa Starship dan roket Super Heavy milik SpaceX, yang secara kolektif disebut sebagai Starship, mewakili sebuah sistem transportasi yang sepenuhnya dapat digunakan kembali (reusable), dan dirancang untuk membawa baik awak maupun kargo ke orbit Bumi, Bulan, Mars, dan lebih jauh lagi.
Starship akan menjadi wahana peluncur paling kuat di dunia yang pernah dikembangkan, yang mampu mengangkut hingga 150 metrik ton material yang sepenuhnya reusable dan 250 metrik ton material yang dapat dibuang, menurut SpaceX.
"Dengan pengujian semacam ini, keberhasilan diukur oleh seberapa banyak hal yang dapat kami pelajari, yang akan menginformasikan dan meningkatkan probabilitas kesuksesan di masa mendatang saat SpaceX memajukan pengembangan Starship dengan cepat," cuit SpaceX.
Hingga saat ini, tim SpaceX telah merampungkan berbagai penerbangan uji coba sub-orbital tahap atas Starship dari Starbase, menunjukkan pendekatan yang belum pernah dilakukan sebelumnya untuk penerbangan terkendali.
Tim itu juga telah melakukan berbagai uji coba roket Super Heavy, yang mencakup pembakaran statis (static fire) yang semakin kompleks yang mengarah pada uji coba 31 mesin Raptor berdurasi penuh, menurut SpaceX.
Untuk penerbangan uji coba pertama itu, tim tidak akan melakukan pendaratan Starship secara vertikal atau "menangkap" pendorong Super Heavy.
NASA memberikan kontrak senilai miliaran dolar AS kepada SpaceX untuk memanfaatkan Starship guna mengangkut para astronaut Amerika ke permukaan Bulan di bawah program Artemis milik badan antariksa tersebut.
NASA telah mengumumkan rencana untuk menggunakan Starship guna mengirim para astronaut ke permukaan Bulan pada 2025 mendatang, demikian Xinhua dikutip Selasa.
Berita Terkait
Alasan NASA tak hubungi robotnya di Mars selama dua minggu
Selasa, 14 November 2023 14:58 Wib
NASA hadirkan layanan 'streaming' pada akhir tahun ini
Senin, 31 Juli 2023 13:14 Wib
NASA catat Juni 2023 sebagai rekor bulan Juni terpanas
Jumat, 14 Juli 2023 11:29 Wib
Canoo kirim kendaraan minivan listrik ke NASA
Kamis, 13 Juli 2023 10:32 Wib
NASA luncurkan strategi atasi tantangan iklim
Kamis, 30 Maret 2023 16:52 Wib
Kru misi ke-6 SpaceX NASA lakukan persiapan peluncuran ke ISS
Rabu, 22 Februari 2023 18:32 Wib
Tom Cruise akan jalani syuting di luar angkasa
Rabu, 12 Oktober 2022 9:06 Wib
NASA akan kembali luncurkan roket ke bulan
Rabu, 31 Agustus 2022 11:37 Wib