RI-Timor Leste bahas peningkatan kerja sama ekonomi
Labuan Bajo, NTT (ANTARA) - Presiden RI Joko Widodo dan Perdana Menteri Timor Leste Taur Matan Ruak membahas peningkatan kerja sama ekonomi ketika kedua pemimpin melakukan pertemuan bilateral di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-42 ASEAN di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.
Menurut Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, di Labuan Bajo, Selasa, kedua pemimpin membahas peningkatan kerja sama ekonomi di wilayah perbatasan sebagai tindak lanjut hasil pertemuan saat PM Ruak melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia beberapa waktu lalu.
"Kedua pemimpin sepakat akan dibentuk joint working group yang akan mempersiapkan pengembangan kawasan ekonomi di perbatasan kedua negara," kata Menlu Retno dalam dalam keterangan pers selepas rangkaian pertemuan bilateral.
Presiden Jokowi dan PM Ruak juga bersepakat untuk mendorong dimulainya pembentukan Perjanjian Investasi Bilateral (BIT) sebagai langkah lebih lanjut guna memperkuat kerja sama ekonomi Indonesia-Timor Leste.
Menlu Retno menambahkan bahwa Presiden Jokowi juga mengingatkan pentingnya Indonesia-Timor Leste untuk menyelesaikan perundingan batas negara.
Presiden Jokowi mengawali pembicaraan dalam pertemuan bilateral itu dengan mengucapkan selamat datang kepada Timor Leste ke dalam keluarga besar ASEAN.
Atas hal itu, PM Ruak mengapresiasi dukungan yang ditunjukkan Indonesia dalam upaya Timor Leste memperoleh keanggotaan penuh di dalam ASEAN.
Menurut Menlu Retno, Presiden Jokowi menyampaikan harapan agar Timor Leste dapat memenuhi segala kriteria untuk dapat menjadi anggota penuh ASEAN.
"Bapak Presiden menyampaikan bahwa selama Keketuaan Indonesia ini, road map untuk Timor Leste agar menjadi anggota penuh akan disepakati dan mengharapkan Timor Leste dapat segera memenuhi kriteria-kriteria yang ada di road map yang besok akan diadopsi sehingga akan dapat menjadi anggota penuh ASEAN," kata Retno.
Sebagai informasi, para pemimpin Asia Tenggara di Phnom Penh, Kamboja pada November tahun lalu secara prinsip telah menyetujui untuk menerima Timor Leste menjadi anggota ke-11 ASEAN.
Sejak saat itu, perwakilan Timor Leste diizinkan untuk menghadiri pertemuan-pertemuan ASEAN dalam kapasitas sebagai pengamat (observer), termasuk kedatangan PM Ruak untuk berpartisipasi di KTT Ke-42 kali ini.
Keanggotaan Timor Leste pun menjadi salah satu bahasan dalam KTT ke-42 ASEAN, termasuk dalam pertemuan para menteri luar negeri ASEAN dalam Pertemuan Ke-33 Dewan Koordinasi ASEAN (ACC) pada Selasa, yang turut dihadiri Menlu Timor Leste Adalijza Magno.
Menurut Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, di Labuan Bajo, Selasa, kedua pemimpin membahas peningkatan kerja sama ekonomi di wilayah perbatasan sebagai tindak lanjut hasil pertemuan saat PM Ruak melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia beberapa waktu lalu.
"Kedua pemimpin sepakat akan dibentuk joint working group yang akan mempersiapkan pengembangan kawasan ekonomi di perbatasan kedua negara," kata Menlu Retno dalam dalam keterangan pers selepas rangkaian pertemuan bilateral.
Presiden Jokowi dan PM Ruak juga bersepakat untuk mendorong dimulainya pembentukan Perjanjian Investasi Bilateral (BIT) sebagai langkah lebih lanjut guna memperkuat kerja sama ekonomi Indonesia-Timor Leste.
Menlu Retno menambahkan bahwa Presiden Jokowi juga mengingatkan pentingnya Indonesia-Timor Leste untuk menyelesaikan perundingan batas negara.
Presiden Jokowi mengawali pembicaraan dalam pertemuan bilateral itu dengan mengucapkan selamat datang kepada Timor Leste ke dalam keluarga besar ASEAN.
Atas hal itu, PM Ruak mengapresiasi dukungan yang ditunjukkan Indonesia dalam upaya Timor Leste memperoleh keanggotaan penuh di dalam ASEAN.
Menurut Menlu Retno, Presiden Jokowi menyampaikan harapan agar Timor Leste dapat memenuhi segala kriteria untuk dapat menjadi anggota penuh ASEAN.
"Bapak Presiden menyampaikan bahwa selama Keketuaan Indonesia ini, road map untuk Timor Leste agar menjadi anggota penuh akan disepakati dan mengharapkan Timor Leste dapat segera memenuhi kriteria-kriteria yang ada di road map yang besok akan diadopsi sehingga akan dapat menjadi anggota penuh ASEAN," kata Retno.
Sebagai informasi, para pemimpin Asia Tenggara di Phnom Penh, Kamboja pada November tahun lalu secara prinsip telah menyetujui untuk menerima Timor Leste menjadi anggota ke-11 ASEAN.
Sejak saat itu, perwakilan Timor Leste diizinkan untuk menghadiri pertemuan-pertemuan ASEAN dalam kapasitas sebagai pengamat (observer), termasuk kedatangan PM Ruak untuk berpartisipasi di KTT Ke-42 kali ini.
Keanggotaan Timor Leste pun menjadi salah satu bahasan dalam KTT ke-42 ASEAN, termasuk dalam pertemuan para menteri luar negeri ASEAN dalam Pertemuan Ke-33 Dewan Koordinasi ASEAN (ACC) pada Selasa, yang turut dihadiri Menlu Timor Leste Adalijza Magno.