Jakarta (ANTARA) - P&G Health Indonesia melalui merek Neurobion memecahkan rekor MURI deteksi risiko neuropati terbanyak, Minggu.
Neurobion telah menjalankan program deteksi risiko penyakit neuropati atau penyakit gangguan saraf selama enam bulan dan sampai Minggu tanggal 11 Juni pukul 08.27 WIB, ketika prosesi penyerahan penghargaan MURI berlangsung, tercatat sebanyak 9436 orang telah berpartisipasi dalam program tersebut.
Program yang diinisiasikan Neurobion tersebut merupakan bagian dari kampanye "Hidup Sehat Tanpa Kebas dan Kesemutan" dalam rangka memperingati Neurophaty Awareness Week 2023 untuk mengedukasi masyarakat mengenai risiko penyakit neuropati. Neurobion mengajak masyarakat untuk melakukan pengecekan risiko penyakit neuropati menggunakan aplikasi pendeteksi yang disebut neurometer.
Baca juga: Pemerintah gandeng organisasi profesi untuk tangani neuropati diabetik
“Dengan melanjutkan kampanye 'Hidup Bebas Tanpa Kebas dan Kesemutan', kami berharap akan semakin banyak masyarakat yang teredukasi mengenai neuropati," kata General Manager Personal Healthcare, P&G Health Indonesia, Maithreyi Jagannathan dalam acara konferensi pers Neurophaty Awareness Week 2023 di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat, Minggu.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang diwakili oleh pejabat Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kemenkes Syahrul Efendi mengapresiasi program deteksi risiko penyakit neuropati yang diadakan Neurobion dan berharap kedepannya program tersebut dapat lebih dikembangkan.
"Kami dari Kementerian Kesehatan menyambut baik kegiatan ini dan berharap kegiatannya tidak hanya mendapat rekor MURI. Rekor MURI hanya sebagai trigger (pemicu) untuk mengembangkan program ini sehingga kegiatan deteksi penyakit termasuk penyakit neuropati bisa dibesarkan atau digaungkan," kata Syahrul yang turut hadir dalam kesempatan tersebut.