Makassar (ANTARA) - Tim Satgas Waspada Investasi (SWI) Daerah Sulawesi Selatan melakukan sosialisasi tentang bentuk penipuan keuangan yang berkedok Investasi padahal bodong atau palsu.
"Belakangan ini sangat marak kasus investasi bodong, sehingga Tim SWI harus turun ke lapangan memberikan sosialisasi pada masyarakat, agar tidak terjebak," kata
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) KR 6 Sulawesi, Maluku dan Papua (Sulampapua) Darwisman di Pinrang, Selasa.
Dia mengatakan, keprihatinan akibat banyaknya laporan yang masuk telah menginisiasi Tim SWI yang antara lain beranggotakan OJK, Diskominfo-SP Sulsel, dan Polda Sulsel untuk turun ke lapangan melakukan sosialisasi di Kabupaten Pinrang yang menjadi salah satu sasaran.
Dalam sosialisasi kepada masyarakat di Pinrang untuk mewaspadai penipuan berkedok investasi yang digelar awal pekan ini, tampil sebagai pemateri masing masing Kepala OJK KR6 Sulampapua Darwisman, Kepala Bidang Aplikasi dan Informatika Diskominfo-SP Sulsel Sultan Rakib dan Kepala Unit 2 sub Ditreskrimsus Polda Sulsel AKP Kamaluddin.
Dalam pemaparannya Darwisman mengatakan, dirinya menganalogikan bahwa investasi online bodong saat ini sama jenisnya investasi kospin era 1990-an di Kabupaten Pinrang yang dikenal dengan nama "Kospin".
“Makanya masyarakat jangan percaya dan selalu siap menginvestasikan dananya di investasi bodong. Itu sama dulu ya di sini Kospin. Itu sama pak ibu,” ujar Darwisman.
Dalam kesempatan itu, Darwisman menyampaikan ada beberapa ciri lembaga atau perusahaan investasi online. Salah satunya adalah yang memiliki izin OJK. Saat ini hanya 102 perusahaan investasi online yang dibawah pengawasan OJK, dan kenyataannya sebanyak 3.000 an jasa investasi bodong beredar.
Sementara itu, Sultan Rakib Kabid Aplikasi dan Informatikan DiskominfoSP Sulsel mengatakan, yang membuat masyarakat gampang tergiur investasi bodong, karena bertemunya tiga titik.
Titik pertama adalah kemajuan dan akselerasi transformasi digital, titik kedua adalah gaya masyarakat yang selalu mau kelihatan “wah”, dan titik ketiga adalah kurangnya pemahaman masyarakat tentang literasi digital termasuk literasi digital keuangan.
“Harus waspada sekarang. Pelaku kejahatan tipu tipu gampang memasuki hp bapak ibu. Bersikap bijaklah dalam menggunakan sosial media, jangan biarkan jempol kita mengalahkan pikiran kita,” imbau Sultan Rakib.
Bupati Pinrang yang diwakili asisten perekonomian dan pembangunan Abdul Rahman Mahmud yang membuka sosialisasi tersebut mengatakan, pihaknya mengapresiasi Tim SWI yang turun melakukan sosialisasi ke masyarakat.
Dia mengatakan, kegiatan sosialisasi ini akan bermanfaat pada masyarakat agar tidak mudah terpengaruh dengan iming-iming oknum pelaku investasi bodong.
Berita Terkait
Rugi Rp6,2 miliar, Aktris Bunga Zainal laporkan kasus penipuan ke polisi
Jumat, 30 Agustus 2024 12:57 Wib
Kerugian akibat investasi bodong capai Rp139,6 triliun sejak 2017
Selasa, 26 Maret 2024 15:41 Wib
Polisi ungkap komplotan penjual mobil bodong
Selasa, 9 Januari 2024 11:20 Wib
Terlibat aksi kriminal hingga investasi bodong, delapan WNA Uzbekistan ditangkap
Jumat, 27 Oktober 2023 17:44 Wib
Buronan penipuan investasi bodong Rp5,9 miliar lebih ditangkap
Jumat, 26 Mei 2023 20:12 Wib
OJK cegah karyawan PBS di Kalteng jadi korban penipuan berkedok investasi
Kamis, 16 Februari 2023 11:34 Wib
OJK Kalimantan Tengah cegah pelaku seni jadi korban investasi ilegal
Kamis, 19 Januari 2023 17:34 Wib
Polisi amankan dua wartawan bodong pemeras di Bogor
Jumat, 13 Januari 2023 14:31 Wib