BPBD Pulang Pisau ingatkan masyarakat waspadai potensi cuaca ekstrem
Pulang Pisau (ANTARA) - Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah, Osa Maliki melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana Tekson mengingatkan masyarakat di kabupaten setempat untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem di masa peralihan musim.
“Cuaca ekstrem bisa menjadi salah salah satu bencana yang harus diwaspadai karena bisa mengakibatkan kerugian yang cukup besar,” kata Tekson di Pulang Pisau, Senin.
Dijelaskan Tekson, pada kondisi sekarang ini cuaca telah mengalami perubahan transisi dari musim kemarau ke musim penghujan yang menyebabkan terjadinya perubahan arah angin. Saat musim kemarau, posisi angin dari arah tenggara menuju barat daya berubah dari timur laut menuju barat laut dan utara.
“Perubahan arah angin ini yang memicu terjadinya cuaca ekstrem yang diprediksi terjadi hingga bulan Februari mendatang, bersamaan dengan memasuki musim penghujan,” ucapnya.
Tekson menjelaskan bahwa cuaca ekstrem ini tidak mesti terjadi angin puting beliung yang besar, tetapi bisa saja hanya angin disertai hujan dan petir. Angin puting beliung, berdasarkan sifatnya malah kerap terjadi di daerah yang terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla), dimana angin berhembus dari kondisi cuaca dingin ke daerah-daerah panas akibat karhutla.
Baca juga: Pemkab Pulang Pisau ajak masyarakat jaga kamtibmas sambut Pemilu 2024
Beberapa daerah yang berpotensi cuaca ekstrem hingga angin puting beliung, terang Tekson, di antaranya Kecamatan Kahayan Hilir, Jabiren Raya, Pandih Batu, Maliku, dan Sebangau Kuala.
Menurutnya, dari catatan BPBD setempat cuaca ekstrem dan angin kencang menyebabkan beberapa rumah di Kelurahan Bereng Kecamatan Kahayan Hilir mengalami kerusakan. Cuaca ekstrem di Kecamatan Jabiren juga menyebabkan tujuh rumah mengalami kerusakan.
Untuk meminimalisir resiko, papar Tekson, masyarakat bisa mengenali tanda-tanda memprediksi terjadinya cuaca ekstrem tersebut. Dalam beberapa hari kondisi cuaca mengalami panas terik pada siang hari dan malam hari terasa hawa gerah. Biasanya pada hari ketiga atau berikutnya pasti ada angin yang berhembus cukup kencang dan bisa disertai hujan dan petir.
“Deteksi dini ini yang bisa dilakukan oleh masyarakat dengan tanda-tanda di atas untuk mengurangi resiko yang ditimbulkan,” bebernya.
Terkait dengan ancaman gelombang laut akibat cuaca ekstrem, Tekson mengungkapkan, belum signifikan. Gelombang laut tinggi di kabupaten setempat biasa terjadi pada saat telah memasuki musim penghujan dan faktor angin tetap menjadi pemicunya.
Baca juga: Seorang karyawan PT KLS ditemukan tewas di kebun sawit Pulang Pisau
Baca juga: Minuman keras oplosan renggut dua nyawa di Pulang Pisau
Baca juga: LPPL Radio H2FM Pulang Pisau perluas jangkauan siaran berbasis android
“Cuaca ekstrem bisa menjadi salah salah satu bencana yang harus diwaspadai karena bisa mengakibatkan kerugian yang cukup besar,” kata Tekson di Pulang Pisau, Senin.
Dijelaskan Tekson, pada kondisi sekarang ini cuaca telah mengalami perubahan transisi dari musim kemarau ke musim penghujan yang menyebabkan terjadinya perubahan arah angin. Saat musim kemarau, posisi angin dari arah tenggara menuju barat daya berubah dari timur laut menuju barat laut dan utara.
“Perubahan arah angin ini yang memicu terjadinya cuaca ekstrem yang diprediksi terjadi hingga bulan Februari mendatang, bersamaan dengan memasuki musim penghujan,” ucapnya.
Tekson menjelaskan bahwa cuaca ekstrem ini tidak mesti terjadi angin puting beliung yang besar, tetapi bisa saja hanya angin disertai hujan dan petir. Angin puting beliung, berdasarkan sifatnya malah kerap terjadi di daerah yang terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla), dimana angin berhembus dari kondisi cuaca dingin ke daerah-daerah panas akibat karhutla.
Baca juga: Pemkab Pulang Pisau ajak masyarakat jaga kamtibmas sambut Pemilu 2024
Beberapa daerah yang berpotensi cuaca ekstrem hingga angin puting beliung, terang Tekson, di antaranya Kecamatan Kahayan Hilir, Jabiren Raya, Pandih Batu, Maliku, dan Sebangau Kuala.
Menurutnya, dari catatan BPBD setempat cuaca ekstrem dan angin kencang menyebabkan beberapa rumah di Kelurahan Bereng Kecamatan Kahayan Hilir mengalami kerusakan. Cuaca ekstrem di Kecamatan Jabiren juga menyebabkan tujuh rumah mengalami kerusakan.
Untuk meminimalisir resiko, papar Tekson, masyarakat bisa mengenali tanda-tanda memprediksi terjadinya cuaca ekstrem tersebut. Dalam beberapa hari kondisi cuaca mengalami panas terik pada siang hari dan malam hari terasa hawa gerah. Biasanya pada hari ketiga atau berikutnya pasti ada angin yang berhembus cukup kencang dan bisa disertai hujan dan petir.
“Deteksi dini ini yang bisa dilakukan oleh masyarakat dengan tanda-tanda di atas untuk mengurangi resiko yang ditimbulkan,” bebernya.
Terkait dengan ancaman gelombang laut akibat cuaca ekstrem, Tekson mengungkapkan, belum signifikan. Gelombang laut tinggi di kabupaten setempat biasa terjadi pada saat telah memasuki musim penghujan dan faktor angin tetap menjadi pemicunya.
Baca juga: Seorang karyawan PT KLS ditemukan tewas di kebun sawit Pulang Pisau
Baca juga: Minuman keras oplosan renggut dua nyawa di Pulang Pisau
Baca juga: LPPL Radio H2FM Pulang Pisau perluas jangkauan siaran berbasis android